Blog
Tahukah Kamu, Ternyata Mata Juga Punya Microbiome, Lho!
May 14, 2024 by Agnes Octaviani
Share
Microbiome merupakan sebutan untuk sebuah komunitas mikroorganisme yang umumnya terdiri dari berbagai jenis bakteri, jamur, virus, archaea, dan lainnya.
Microbiome tidak hanya ada di seluruh bagian tubuh manusia, termasuk bagian luar maupun dalam tubuh manusia, lho. Namun, microbiome pun ada di lingkungan sekitar kita, seperti di tanah, udara, air, dan lain-lain.
Ada microbiome yang menguntungkan bagi tubuh, ada pula yang dapat menyebabkan infeksi dan membuat kamu sakit. Namun kehadiran microbiome penting untuk kelangsungan keseimbangan ekosistem dan kesehatan makhluk hidup.
Mungkin kamu sudah mengetahui kehadiran dan beberapa peran microbiome yang sering dibahas Nusantics, yaitu microbiome usus dan microbiome kulit.
Baca Juga: Microbiome dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Tulang
Nah, kali ini Nusantics akan membahas tentang microbiome mata yang tak kalah penting perannya untuk kesehatan mata kamu.
Populasi microbiome di mata dapat ditemukan di konjungtiva mata, yaitu sel bening yang menutupi area putih mata, serta di kornea. Organisme yang ditemukan di area kelopak mata dan bulu mata dianggap sebagai bagian dari microbiome kulit wajah.
Dibandingkan dengan microbiome di area tubuh lainnya, microbiome di permukaan mata populasinya tidak terlalu padat.
Microbiome yang berasal dari udara, tangan, atau kelopak mata bisa masuk ke mata kapan saja. Namun karena air mata yang pada dasarnya bersifat antimikroba, mereka dapat dengan mudah terbunuh atau tersapu begitu saja.
Enzim yang terkandung dalam air mata pun mampu meluluhkan dinding sel bakteri dan mencegah mereka bereproduksi, sehingga hasilnya populasi mereka sangat jarang.
Para ilmuwan tadinya berpikir bahwa akan ada banyak jenis microbiome yang ditemukan hidup di mata, tetapi setelah diteliti sebagian besar manusia hanya memiliki empat spesies bakteri di mata, yaitu Staphylococcus, Streptococcus, Propionibacterium, dan Corynebacterium.
Komposisi microbiome mata (ocular microbiome) yang sehat selain terdiri dari bakteri, juga ditemukan menjadi rumah bagi virus. Pada kasus endophthalmitis (infeksi dan inflamasi mata), terdeteksi keberadaan virus torque teno (TTV).
Baca Juga: Rangkaian Skincare untuk Microbiome Sehat & Seimbang
Belum diketahui secara pasti bagaimana virus ini bisa berada di mata dan memicu kondisi tersebut. Menariknya, TTV ditemukan di permukaan mata sebagai bagian dari microbiome inti pada 65% individu yang sehat sekalipun.
Virus lain yang juga ditemukan menjadi bagian dari microbiome mata adalah Merkel Cell Polyomavirus (MCP) dan Human Papillomavirus (HPV). Kedua virus ini pada jumlah tertentu dapat memicu penyakit, namun di jumlah yang sangat sedikit, mereka dapat berperan sebagai penjaga yang memberitahu sistem kekebalan tubuh ketika ada virus lain yang datang.
Peran microbiome mata untuk kesehatan mata saat ini masih diperdebatkan. Seperti bagian tubuh lainnya, komposisi microbiome mata akan berbeda, tergantung pada usia, lokasi tempat tinggal, etnis, penggunaan lensa kontak, dan kondisi kesehatan.
Ketidakseimbangan komposisi microbiome dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hipotesis dari ilmuwan saat ini, disbiosis microbiome atau ketidakseimbangan yang terjadi di lingkungan mata dapat meningkatkan risiko kondisi seperti mata kering dan endophthalmitis.
Dengan berbagai penelitian yang menunjukkan microbiome hidup di permukaan mata dan menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk perlindungan, ilmuwan mulai meneliti potensi rekayasa microbiome untuk terapi beberapa penyakit mata, misalnya mata kering, Sjogren's syndrome (salah satu penyakit autoimun), dan jaringan parut kornea.
Dengan ditemukannya populasi microbiome di mata, para ilmuwan berharap ahli medis ke depannya dapat menimbang lebih jauh terkait risiko dan manfaat pengobatan dengan menggunakan antibiotik.
Antibiotik yang tidak ditargetkan untuk bakteri tertentu, dapat ikut membunuh bakteri-bakteri menjadi bagian dari microbiome yang bermanfaat.
Baca Juga: Benarkah Antibiotik Bisa Ikut Membunuh Bakteri Baik di Usus?
Hal ini menjadi perhatian karena penelitian menunjukkan lebih dari 340.000 pasien konjungtivitis akut yang kemungkinan besar disebabkan oleh virus, 60% di antaranya diobati dengan antibiotik.
Padahal, konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari. Pemakaian antibiotik yang terlalu sering telah diketahui dapat merusak keseimbangan microbiome.
Jika kini kamu telah mengenal probiotik untuk sistem pencernaan beredar luas di pasaran, saat ini probiotik untuk menyeimbangkan atau meningkatkan kesehatan mata masih dikembangkan.
Harapannya, probiotik ini dapat membantu regulasi sistem kekebalan mata, sehingga bisa mengurangi gejala dari masalah kesehatan mata yang umum, seperti mata kering.
Ke depannya, penelitian dan teknologi diharapkan mampu menganalisis microbiome sebagai alat diagnosis dan memungkinkan pengobatan yang lebih akurat dibandingkan penggunaan antibiotik yang spektrumnya luas.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan peran microbiome dalam hidup manusia sehari-hari, tak ada salahnya untuk lebih menyadari produk-produk yang kamu gunakan. Siapa tahu, produk-produk yang rutin kamu gunakan justru tidak ramah microbiome dan malah memicu ketidakseimbangan microbiome.
Menarik sekali ya pengetahuan tentang microbiome ini? Jika kamu tertarik membaca artikel informatif lainnya tentang kesehatan tubuh, microbiome, atau update tentang COVID-19, kunjungi Nusantics Blog!
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy