Blog
Microbiome dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Tulang
May 14, 2024 by Lintang Zahrima Kalsum
Share
Seiring bertambahnya usia, salah satu yang menjadi concern kita ialah kesehatan tulang. Tulang manusia sendiri memiliki usia yang belum tentu sesuai atau tepat sesuai usia orang itu sendiri.
Pengukuran usia tulang biasa dilakukan dengan menggunakan teknik radiografi yaitu melalui alat X-ray di area pergelangan tangan kiri, tangan, dan jari.
Kesehatan tulang dapat ditunjang dengan konsumsi kalsium tinggi, kebiasaan olahraga, menghindari rokok dan alkohol, juga tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Namun, ada banyak juga faktor yang dapat memengaruhi atau mengganggu kesehatan tulang itu sendiri seperti faktor usia, kadar hormon, jenis kelamin, keberadaan microbiome, dan lain sebagainya.
Microbiome adalah sekumpulan mikroorganisme hidup di dalam tubuh yang terdiri dari bakteri, jamur, virus, archaea, dan lain-lain. Keberadaannya dalam jumlah seimbang akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi tubuh.
Dikutip dari Journal The American Society for Bone and Mineral Research, microbiome dalam tubuh manusia telah terbukti memengaruhi sejumlah kondisi kronis yang terkait dengan tulang. Microbiome yang tidak seimbang dapat mengganggu massa tulang, kualitas tulang, dan efek remodeling tulang.
Penelitian dari Intractable & Rare Diseases Research mengungkapkan, massa tulang dapat terganggu karena microbiome yang tidak seimbang, sehingga bisa mengubah metabolisme serotonin, kortisol, dan hormon seks sehingga memengaruhi massa tulang.
Tak hanya itu, microbiome yang terganggu tadi akan merangsang hingga menghambat osteoblas dan osteoklas sebagai akibat tidak langsung terganggunya keseimbangan pembentukan dan resorpsi tulang.
Osteoklas adalah sel yang memecah diri untuk menyerap kembali tulang yang ada. Osteoklas bekerja sama dengan osteoblas untuk membentuk kembali tulang setelah mengalami kerusakan akibat cedera.
Penelitian berjudul The Microbiome and Bone and Joint Disease juga kompak menyebut perubahan (terganggunya) microbiome dapat memediasi efek obesitas pada degenerasi (penurunan fungsi) tulang rawan. Selain itu, microbiome memengaruhi kuantitas dan kualitas (bahan jaringan) tulang.
Baca Juga: Adakah Kaitan antara Microbiome Usus dan Kolesterol Kamu?
Bagaimana microbiome usus bisa memengaruhi kesehatan tulang sedangkan microbiome itu sendiri tidak hidup di tulang manusia?
Tempat tinggal microbiome terbesar di dalam tubuh adalah usus. Ada sekitar 2.000 microbiome yang hidup di usus, dengan lebih dari 1.000 jenis di antaranya.
Keberadaan microbiome di usus ini diyakini dapat menyebar dan memengaruhi organ lain karena adanya mekanisme pendistribusian nutrisi dan sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan jurnal Intractable & Rare Diseases Research, microbiome di usus manusia memainkan peran penting dalam fungsi kekebalan, penyerapan nutrisi, dan berbagai aktivitas sel inang, serta penyakit manusia.
Efek yang diberikan microbiome tak seimbang kepada tulang cukup membahayakan. Sebut saja kepadatan mineral dan risiko patah tulang mungkin bisa terjadi.
Sebagai salah satu faktor penting dalam penyerapan nutrisi, microbiome dapat memiliki efek terhadap kegiatan tersebut. Penyerapan nutrisi akan memberikan efek langsung atau tidak langsung pada metabolisme tulang.
Journal The American Society for Bone and Mineral Research memberikan contoh kekurangan gizi kronis terbukti memodifikasi mikrobioma usus dan dikaitkan dengan gangguan pertumbuhan tulang selama masa remaja.
Gangguan pada tulang yang mungkin timbul dari dari perubahan microbiome di usus. Penelitian berjudul Gut microbiome and bone dan The Microbiome and Bone and Joint Disease kompak menyebut bahwa perubahan (terganggunya) microbiome di usus dapat menyebabkan regulasi massa tulang dan risiko penyakit seperti radang sendi (osteoartritis) hingga osteoporosis karena microbiome usus sangat berperan terhadap metabolisme tulang, yaitu mengatur faktor pertumbuhan dan mengubah status kekebalan tulang.
Baca Juga: Benarkah Microbiome di Usus Memengaruhi Perilaku dan Cara Kerja Otak?
Pada akhirnya, microbiome tidak seimbang yang salah satunya diakibatkan karena asupan nutrisi yang tidak sehat akan membahayakan banyak organ salah satunya tulang.
Penelitian Gut microbiome and bone di atas menyimpulkan manipulasi microbiome (menyesuaikan keseimbangan microbiome) usus mungkin terbukti menarik dalam pengelolaan penyakit tulang.
Microbiome di usus sangat memengaruhi kesehatan tulang. Maka, kalau microbiome di usus sehat, otomatis tulang kita juga akan sehat. Ada banyak cara menjaga keseimbangan dan kesehatan microbiome di usus kita dan berikut di antaranya:
Makanan sehat ada banyak sekali pilihannya. Untuk sehari-hari, usahakan selalu konsumsi makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik, ya.
Jadikan olahraga sebagai rutinitas harian seperti makan. Tak hanya membuat microbiome seimbang, olahraga pun punya banyak manfaat lain seperti menyehatkan jantung, menurunkan kadar lemak di tubuh, dan memperbaiki mood.
Menjalani kehidupan sehari-hari tentunya memiliki risiko stres, apapun profesimu. Stres ini bisa dikelola, jika kamu bisa memberikan quality time untuk dirimu sendiri, alias me time. Lewat me time, kamu jadi tidak kehilangan siapa diri kamu sebenarnya.
Baca Juga: Hati-Hati, Keseringan Stres Membuat Kulit Sering Bermasalah!
Tak hanya olahraga yang harus cukup, tidur juga harus cukup, lho. Kekurangan tidur dapat memudahkan penyakit masuk dan itu jelas mengganggu ketentraman microbiome ususmu.
Yuk, jaga microbiome kita agar seluruh organ kita juga sehat! Supaya kita bisa bahagia sampai di hari tua. Yuk, jangan lupa mampir ke Nusantics Blog untuk baca artikel tentang microbiome lainnya.
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy