• Home
  • Blog

share

Rangkaian Skincare untuk Microbiome Sehat & Seimbang

23 Feb 2022

Rangkaian Skincare untuk Microbiome Sehat & Seimbang

Tahukah kamu, produk perawatan kulit yang kita gunakan sehari-hari berpengaruh pada komposisi mikroba dan molekular kulit? Jika salah merawat kulit, alih-alih cantik dan sehat, malah muncul penyakit seperti eksim, psoriasis, rosacea, dan jerawat akibat terganggunya microbiome. Karena itu, kamu perlu tahu rangkaian skincare yang tepat untuk microbiome sehat dan seimbang.

Sekitar 1 triliun bakteri di kulit kita hidup di ekosistem yang disebut 
microbiome kulit. Namun, obsesi untuk benar-benar bersih dan bebas kuman ditambah faktor lain seperti radiasi sinar UV, polusi, dan obat-obatan topikal bisa mengurangi atau menambah jumlah bakteri tertentu. Hal ini bisa mendatangkan malapetaka untuk kulitmu!

Menurut studi di jurnal 
BMC Biology, produk kecantikan dapat mengubah keragaman molekul dan bakteri, serta dinamika dan struktur molekul dan bakteri di kulit. Bahkan, rutinitas merawat tubuh bisa memengaruhi perubahan hormon dan feromon secara personal.

Keragaman sementara dari molekul dan bakteri tersebut tergantung produk, area kulit, dan individu, tapi perubahan sudah tampak sejak minggu pertama penggunaan produk tersebut. Senyawa dari produk kecantikan juga bisa bertahan di kulit selama berminggu-minggu walaupun kamu mandi setiap hari.


Baca Juga: Hubungan Paparan Sinar Matahari dengan Microbiome Kita
 

Memilih Skincare untuk Microbiome Sehat

memilih skincare yang tepat


Untuk mencegah masalah pada kulit, penting untuk memilih produk perawatan wajah sehari-hari yang ramah microbiome. Berikut panduannya:
 

1. Pilih produk yang tepat


Pilih produk yang gentle dengan bahan yang simpel dan clean. Menurut Alison Cutlan, seorang green chemist (perancang produk kimia yang meminimalisasi zat berbahaya), jika kamu lebih memperhatikan microbiome kulit, maka kamu dapat meningkatkan kesehatan kulit dari sumbernya.

“Kamu mungkin sadar bahwa beberapa masalah kulit yang berusaha kamu atasi dengan 
skincare seperti kulit kering, berjerawat, merah, dan berkerut sebenarnya disebabkan oleh penggunaan produkmu,” kata Cutlan.

Jika lapisan penghalang kulitmu bermasalah, ahli dermatologi asal Amerika Serikat 
Whitney Bowe, M.D. menyarankan kamu fokus pada bahan yang menutrisi, seperti lidah buaya, minyak jojoba, shea butter, dan minyak squalene.

Kamu bisa juga mencoba produk 
skincare Biome Beauty dari Nusantics, yang menggunakan bahan-bahan alami seperti lavender, chamomile, moringa, tea tree, dan lainnya.
 

2. Hindari bahan keras


Jangan gunakan bahan keras – baik sintetis maupun alami – atau merawat kulit berlebihan. “Ketika membersihkan wajah, hindari surfaktan keras yang menghilangkan minyak alami kulit dan menguraikan protein,” Cutlan memperingatkan. 

Sabun batangan alami, misalnya, memiliki pH tinggi yang akan mengganggu pH alami kulit yang rendah sehingga mendorong pertumbuhan bakteri patogen.

Selain itu, berhati-hatilah terhadap bahan sintetis maupun alami yang mengiritasi pada produk yang kamu gunakan setelah membersihkan wajah. Misalnya pengawet, minyak esensial, dan zat kimia lain.


Baca Juga: Apa itu Microbiome Skincare?
 

3. Kurangi tahapan skincare 


Menurut Bowe, ritual skincare 10 tahap mengekspos kulit ke ratusan zat kimia yang membuat kulit dan microbiome stres, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan, sensitivitas, dan macam-macam masalah kulit. Jadi, less is more.

Apa yang perlu dikurangi? Bowe menyarankan untuk tidak menumpuk bahan aktif yang berpotensi mengiritasi karena bisa melemahkan lapisan penghalang kulit jika tidak digunakan dengan benar. Selain itu, bahan aktif di produk topikal 
mengubah perilaku kulit dan bakteri yang hidup di kulit.

Di malam hari, kamu juga perlu sesekali tidak menggunakan skincare berbahan zat aktif keras. Jadi, fokuslah hanya pada skincare dengan bahan yang menghidrasi, menutrisi, dan ramah microbiome seperti Biome Beauty misalnya.

Selain itu, lewatkan langkah eksfoliasi fisik yang agresif seperti 
scrub dan spin brush. Sebab, menurut Bowe, alat dan produk eksfoliasi manual tidak baik untuk kulit sensitif karena merusak lapisan penghalang kulit yang sehat.
 

4. Hindari penggunaan alkohol yang membuat kulit kering


Alkohol yang membuat kulit kering biasa tertulis di label dengan nama SD alcohol, etil alkohol, atau isopropil alkohol. Bahan-bahan ini sering ditemukan di toner. Pemilik kulit berjerawat atau berminyak menyukainya karena mampu menghilangkan minyak dari wajah. Padahal, alkohol seperti ini bisa merusak microbiome dan lapisan penghalang kulit, lho.

Namun, ada alkohol jenis lain yang baik untuk kulit. 
Cetyl, stearyl, dan cetearyl alcohol tergolong alkohol yang menghidrasi alias alkohol lemak (fatty alcohol). “Alkohol tersebut emolien, artinya menjaga kulit tetap terhidrasi dan kenyal,” kata Bowe.
 

5. Pilih skincare dengan tambahan prebiotik, probiotik, dan postbiotik


Prebiotik (bakteri baik), probiotik (serat sebagai makanan bakteri baik), dan postbiotik (limbah yang tertinggal setelah tubuh mencerna prebiotik dan probiotik) bisa mempertahankan dan menyeimbangkan microbiome untuk membantu kulit pulih lebih cepat dari bahan berbahaya.

Cutlan menyarankan menggunakan bahan turunan fermentasi seperti 
lysate dan filtrate bakteri yang mengandung metabolit sekunder kaya yang menutrisi kulit dan microbiome. Atau, cari saja merek skincare yang sudah bersertifikasi ramah microbiome.
 

Rangkaian Skincare untuk Microbiome Seimbang

rangkaian skincare ramah microbiome


Setelah mengetahui panduan memilih skincare yang baik untuk microbiome, sekarang kamu juga perlu tahu tahapan skincare yang bisa kamu jalankan sehari-hari untuk menjaga keseimbangan microbiome:
 

1. Bersihkan wajah dengan lembut


Sabun muka dengan bahan pembersih kuat seperti sulfat bisa menciptakan ketidakseimbangan bakteri. Cari opsi yang lebih ringan, misalnya berlabel bebas sabun atau mengandung susu.

Mencuci muka terlalu sering juga bisa menggangggu 
microbiome kulit, lho. Jadi, di pagi dan siang hari, bersihkan wajah hanya dengan air.
 

2. Seringlah menghidrasi kulit


Kulit kering mendukung pertumbuhan bakteri yang berpotensi invasif. Nah, hidrasi sangat penting karena menjaga lapisan terluar kulit (stratum corneum) agar tidak retak. Dengan demikian, virus tidak dapat menembus lapisan tersebut.

Pelembap wajah memberikan makanan bagi bakteri baik untuk berkembang. Pilih pelembap yang mengandung ceramide untuk membangun kembali lapisan penghalang kulit, peptide untuk menenangkan kulit, dan niacinamide yang menutrisi dan menguatkan kulit.

Jangan lupa minum air yang banyak untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dan menguatkan lapisan penghalang kulit.


Baca Juga: Paparan Sinar Laptop Bisa Merusak Keseimbangan Microbiome Kulit?
 

3. Atasi jerawat dengan tepat


Obat tradisional kulit berjerawat seperti benzoil peroksida tidak bisa membedakan bakteri baik dan tidak baik. “Membunuh semuanya bukanlah jawaban,” kata Adam Friedman, MD, ahli dermatologi asal Amerika Serikat. Solusinya, gunakan benzoil peroksida hanya di bagian yang berjerawat (spot treatment).

Bingung mencari produk yang aman untuk 
microbiome kulitmu? Biome Beauty dari Nusantics bisa menjadi jawaban yang tepat. Bukan hanya ramah microbiome, tapi juga tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dan bersih bagi lingkungan. Apa saja produk yang tersedia? Cek di sini untuk melihat produk-produk lengkapnya.
 

Skincare untuk Kulit Sensitif

skincare untuk kulit sensitif


Beragam jenis dermatoses (cacat pada kulit) dan kulit sensitif diduga berkaitan dengan lapisan penghalang kulit yang disfungsional. Ini bisa dikarenakan oleh sejumlah kondisi, seperti dermatitis atopik, gatal pada lansia, eksim, dermatitis kontak alergi, dan sindrom intoleransi kosmetik.

Karena itu, hanya menambahkan 
ceramide, asam lemak, kolesterol, dan/atau trigliserida ke pembersih wajah untuk mengembalikan beberapa komponen lipid interselular yang hilang saat membersihkan wajah hanya membantu sedikit. Sebab, waktu kontak antara pembersih dan kulit hanya sebentar.

Pembersih memang harus berada di kulit sesebentar mungkin untuk meminimalisasi kerusakan protein 
stratum corneum. Namun, kontak yang singkat tidak memungkinkan bahan-bahan tadi untuk masuk dan menetap di kulit.

Di sisi lain, karena 
ceramide dari pembersih bisa masuk ke dalam stratum corneum, kemungkinan surfaktan juga bisa tembus dan mempercepat kerusakan lapisan penghalang. Karena itu, selain memilih pembersih yang tepat, penting juga untuk memperbaiki epidermis setelah dibersihkan dengan pelembap yang cocok.

Nah, untuk tahu juga seperti apa produk 
skincare yang tepat buat kulitmu, kamu bisa cek dulu komposisi microbiome dan analisa kulitmu lewat Biome Scan. Setelah tahu apakah wajahmu didominasi bakteri atau jamur, lalu seberapa tingkat pH, sebum, hidrasi, dan lain-lainnya, kamu bisa mendapatkan rekomendasi bahan-bahan alami yang cocok dengan kulitmu dalam laporan Biome Scan.

Menarik sekali, bukan? Yuk, segera daftar 
di sini!

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang