Blog
Jangan Skip Puasa! Faktanya, Puasa Bikin Tubuh Sehat!
May 14, 2024 by Lintang Zahrima Kalsum
Share
Puasa tidak hanya bisa dipandang dari sudut keagamaan. Yuk, kupas tuntas bagaimana dunia kesehatan memandang puasa!
Puasa secara harfiah berarti menahan, salah satunya menahan dari konsumsi makanan dan minuman dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Puasa Ramadan yang dijalankan oleh umat muslim dimulai dari sebelum terbit fajar (subuh) sampai dengan terbenamnya matahari (maghrib).
Ternyata, puasa memiliki banyak manfaat, mulai dari manfaat bagi kesehatan pencernaan, keseimbangan microbiome, hingga kesehatan kulit. Dari semua manfaat tersebut, jelas puasa menjadi salah satu metode ampuh dalam menjaga kesehatan tubuh.
Nah, peran puasa dalam menjaga kesehatan tubuh tak hanya melalui pencernaan saja. Perannya cukup kompleks mulai dari menjaga kesehatan mental, mengontrol berat badan, menjaga konsumsi gula, dan menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes. Mari kita kupas satu per satu!
Kamu pasti terkejut kalau tahu bahwa puasa dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres, membuat umur panjang, dan menurunkan insiden penyakit, kan? Hal ini diutarakan dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh The New England Journal of Medicine.
Mekanisme puasa dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres, karena adanya peralihan metabolik dari energi berbasis glukosa ke energi berbasis keton (sumber energi yang didapatkan dari proses pembakaran lemak dalam tubuh).
Keton adalah sumber energi terbaik bagi otak dibanding glukosa dan keton mampu melindungi otak dari kerusakan. Nah, jika otakmu diberi asupan yang baik seperti keton, maka kamu pun dapat berpikir lebih jernih dan terhindar dari stres.
Baca Juga: Apa Hubungan Kesehatan Mental dengan Microbiome?
Di bulan Ramadan, kamu mungkin akan mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis jika kamu memiliki aktivitas yang padat. Namun, setelah Ramadan, berat badan biasanya kembali normal, bahkan bisa jadi lebih berat dari sebelumnya.
Nah, puasa bisa jadi rem untuk menguji konsistensimu apakah setelah Ramadan kamu tetap bisa menjaga berat badan agar tetap seimbang atau tidak.
Studi oleh Kamal Mohmoud Saleh Mansi dari Al al-Bayt University Al-Mafraq – Jordan menyebutkan bahwa selama puasa Ramadan, tingkat lipoprotein densitas rendah (LDL) atau biasa dikenal dengan kolesterol jahat mengalami penurunan. LDL adalah golongan lipoprotein yang bervariasi dalam ukuran dan isi. Fungsinya mengangkut kolesterol, trigliserida, dan lemak lain dalam darah ke berbagai bagian tubuh.
Saat LDL menurun, maka dia tidak akan membawa kolesterol, trigliserida dan lemak ke tubuhmu. Tak hanya dapat menurunkan berat badan, efek jangka panjangnya juga akan membuat hari tuamu menjadi lebih sehat.
Baca Juga: Bagaimana Diet Memengaruhi Keragaman Microbiome di Usus Kita?
Penelitian di American Journal of Applied Sciences menyebutkan bahwa selama puasa, kadar gula dalam darah menurun. Jadi, jangan rusak dengan makan dan minum manis berlebihan saat sahur dan berbuka puasa, ya.
Kamu mungkin berpikir “Bagaimana bisa puasa dalam keadaan menahan lapar justru malah dapat menyembuhkan berbagai penyakit?” Eits, jangan salah. Ternyata, penelitian di Trend In Immunology by CelPress membuktikan bahwa puasa memang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Tak hanya itu, puasa dinilai dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menghadirkan mikroorganisme yang menguntungkan. Beberapa penyakit yang sudah diteliti oleh Science Translational Medicine dapat disembuhkan dengan puasa adalah penyakit kulit, diabetes, kanker, radang usus, usus bocor, stroke, penyakit kronis lainnya, serta dapat terhindar dari penuaan dini.
Microbiology of Aquatic Systems menambahkan bahwa puasa memiliki dampak ke berbagai hal seperti kinerja pertumbuhan, fungsi kekebalan tubuh, dan microbiome usus. Jadi, tak hanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, keseimbangan microbiome juga akan terjaga dengan berpuasa. Kalau microbiome terjaga keseimbangannya, kamu pun akan sehat dan jauh dari serangan patogen.
Baca Juga: Mau Stress-Free? Jaga Kesehatan Usus dengan Rajin Olahraga!
Puasa tentu akan mengubah pola tidur dan makan kamu. Sebab, selama Ramadan, makan hanya diperbolehkan antara sekitar pukul 18.00 WIB hingga sebelum 04.00 WIB. Perubahan pola tidur dan makan ini akan cukup berpengaruh bagi metabolismemu, baik metabolisme kesehatan maupun penyakit.
Hal ini pun dibuktikan oleh penelitian berjudul Effects of intermittent fasting on metabolism in men. Terdapat hasil memuaskan terhadap hipotesis puasa yang berpengaruh positif terhadap metabolisme. Puasa menghasilkan metabolisme glukosa yang menurun (glukosa darah dan insulinemia).
Juga terhadap lipid yang berfungsi menyimpan energi, berperan dalam pensinyalan, dan bertindak sebagai komponen pembangun membran sel mengalami beberapa perubahan, terutama volume lemak yang berkurang.
Tak disangka, ya, puasa yang mekanismenya menahan lapar dan haus justru memiliki manfaat yang banyak bagi tubuh. Manfaat-manfaat itu pada akhirnya akan mampu menjaga kesehatan tubuhmu.
Yuk, rajin berpuasa mulai sekarang! Selain itu, jangan lupa baca berbagai artikel menarik seputar microbiome dan puasa di Nusantics Blog selagi menunggu berbuka puasa.
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy