logo-dark
logo-dark

Beranda

Blog

Ini yang Terjadi Saat Kamu Berhenti Minum Alkohol

Blog

Ini yang Terjadi Saat Kamu Berhenti Minum Alkohol

May 14, 2024 by Ria Theresia Situmorang

Share

blog-image

Sama seperti game, drama Korea dan rokok, minum alkohol bisa membuat kecanduan luar biasa. Tak heran kalau banyak orang sangat sulit untuk lepas dari alkohol. Berbagai jenis alkohol termasuk bir, anggur, dan minuman sejenis lain yang dikonsumsi terlalu banyak bisa membuat perubahan kimiawi di dalam otak sehingga memicu perasaan puas secara mental.

Namun, sensasi ini hanya berlangsung sebentar. Makanya, peminum alkohol akan terus menerus mengonsumsinya untuk mencegah sensasi puas tersebut putus ketika tidak lagi melakukannya.

 

Penyebab Kecanduan Alkohol

penyebab kecanduan alkohol


Penyebab kecanduan alkohol bisa jadi sangat kompleks seperti psikologis, genetik hingga faktor lingkungan. Jadi, memang tidak ada faktor yang mutlak. Kondisi tersebut bisa makin parah dan menyebabkan penderita mengidap gangguan mental, lho.

Dikutip dari situs web
drinkaware, minum alkohol secara berlebihan secara teratur mengganggu kerja otak yang penting bagi kesehatan mental yang baik. Gangguan mental yang dimaksud dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah perasaan depresi dan kecemasan, serta stres lebih sulit untuk ditangani.

Selain itu, mengonsumsi alkohol secara teratur juga dapat berdampak pada kesehatan fisik. Dikutip dari
CDC, minum alkohol secara berlebihan secara reguler berpotensi menyebabkan risiko kesehatan dalam jangka pendek seperti keracunan alkohol, luka ringan karena mabuk, dan keguguran bagi ibu hamil. 

Sementara dalam jangka panjang, konsumsi alkohol menyebabkan menurunnya imunitas tubuh, tekanan darah tinggi, kelainan fungsi hati, kanker pada bagian mulut, tenggorokan dan payudara, serta penyakit jantung. 

Gangguan mental dan fisik akibat kecanduan alkohol ini seringkali sudah disadari oleh penderitanya. Mereka tahu kebiasaan ini berdampak buruk, namun penderita sendiri tidak bisa menghentikannya.


Baca Juga: Pengaruh Alkohol Bagi Microbiome Tubuh
 

Gejala Kecanduan Alkohol

gejala kecanduan alkohol


Mereka yang menderita kecanduan alkohol sebenarnya mudah sekali diketahui. Salah satu yang paling jelas adalah konsumsi alkohol yang berlebih. Misalnya, menghabiskan 4 botol bir dalam waktu tiga jam dalam satu hari.

Dikutip dari
2020-2025 Dietary Guidelines for Americans, orang dewasa memiliki batasan konsumsi alkohol yakni satu botol kecil dalam satu hari untuk wanita, dan dua botol kecil dalam satu hari untuk pria. Mengonsumsi lebih dari limitasi konsumsi alkohol tersebut dalam satu hari, bisa memicu risiko penyakit fisik maupun mental.

Di sisi lain, beberapa gejala kecanduan alkohol di antaranya:

  • Sulit mabuk
  • Minum pada waktu yang salah (pagi hari)
  • Perubahan emosi, lemah, lesu hingga depresi
  • Sulit berkonsentrasi
  • Refleks yang terlambat
  • Hilang ingatan setelah mabuk


Perubahan Saat Berhenti Mengonsumsi Alkohol


perubahan saat berhenti alkohol

Penderita yang berhenti mengonsumsi alkohol umumnya akan merasakan perbedaan yang sangat drastis mulai dari kondisi fisik dan mental yang membaik. Agar lebih jelas, berikut perubahan yang dirasakan saat berhenti mengonsumsi alkohol.
 

1. Meningkatkan Kemampuan Memori


Orang yang kecanduan minum alkohol dalam jumlah besar biasanya kekurangan vitamin B1 yang mendukung pertumbuhan jaringan dalam tubuh termasuk jaringan otak yang berkontribusi pada masalah memori.

Penelitian yang dilakukan oleh tim Bowles Center for Alcohol Studies di University of North California menyebutkan bahwa pantangan konsumsi alkohol juga dapat mendorong pertumbuhan sel-sel otak baru hingga dapat memperbaiki fungsi otak untuk bisa meningkatkan kemampuan memori. 

Orang yang berhenti mengonsumsi alkohol juga cenderung akan tidur dengan nyenyak karena meskipun alkohol membuat rasa kantuk, minuman jenis ini bukan serta merta adalah obat tidur.

Baca Juga: Pelesir ke Pantai Bisa Mengubah Microbiome Kamu, Kok Bisa?
 

2. Kondisi Hati yang Lebih Baik


Mungkin kamu sudah mengetahui bahwa alkohol adalah musuh utama dari organ hati. Jumlah alkohol yang berlebihan akan menambah tumpukan lemak di hati dan membuatnya meradang hingga meninggalkan bekas luka permanen.

Pendapat tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh tim The Dionysos Study Group yang memang mengklaim bahwa konsumsi alkohol di luar jam makan, terlebih lagi minum berbagai jenis alkohol dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati.

Minum alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang dapat mengubah glukosa menjadi lemak sebelum didistribusikan ke seluruh tubuh. Jadi, jika seseorang minum lebih banyak alkohol daripada yang dapat ditolerir oleh organ hatinya, maka lemak dapat terkumpul di hati dan meningkatkan risiko sirosis hati, penyebab utama gagal hati. 


3. Mengurangi Stres


Alkohol juga termasuk dalam kelompok depresan atau ‘obat penenang’. Cara kerjanya adalah membuat denyut jantung melambat dan menurunkan tekanan darah hingga membuat peminumnya mengantuk. 

Mereka yang kecanduan umumnya mengonsumsi alkohol untuk menghilangkan rasa lelah dan stres yang membebani sehingga lebih mudah untuk tidur.

Namun, pengaruh tersebut hanya berlangsung ketika mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak saja. Dalam kasus yang lebih parah, alkohol bahkan bisa mengubah emosi dan perilaku sehingga seringkali orang yang mabuk bisa lebih cepat marah ataupun senang. 

Padahal, otak yang sehat biasanya tidak akan tergantung pada depresan untuk bisa merasa tenang. Dengan berhenti mengonsumsi alkohol, sebenarnya otak akan secara perlahan mengirimkan sinyal untuk bisa merasa aman sehingga mampu mengembalikan keseimbangan hormon perasaan baik.

Baca Juga: Mau Stress-Free? Jaga Kesehatan Usus dengan Rajin Olahraga!
 

4. Meningkatkan Keseimbangan Microbiome


Sama sekali tidak mengonsumsi alkohol dapat menurunkan risiko masalah pencernaan seperti radang pada usus dan perut. Hal ini karena sistem pencernaan bekerja lebih keras untuk menyingkirkan racun pada alkohol. Faktor utama perbaikan sistem pencernaan ini adalah peningkatan keseimbangan microbiome pada usus.

Dalam publikasi riset The Gastrointestinal Microbiome: Alcohol Effects on the Composition of Intestinal Microbiota disebutkan bahwa alkohol dapat mengganggu keseimbangan bakteri yang bersifat baik maupun buruk pada usus. Hasilnya, konsumsi alkohol menyebabkan penyakit tiroid dan masalah imunitas tubuh yang menyebabkan penderitanya gampang sakit.

Mengutip dari situs Insider, Niket Sonpal, asisten profesor di klinik kesehatan Touro College of Osteopathic Medicine mengatakan bahwa jika seseorang minum lebih dari tiga gelas alkohol dalam durasi dua jam, maka bakteri jahat pada usus akan lebih mendominasi karena alkohol mengandung toksin atau racun yang berbahaya.

Karenanya, dengan berhenti mengonsumsi alkohol dan menerapkan pola hidup sehat, terjadi peningkatan microbiome dalam usus yang pada akhirnya bisa memperlancar sistem pencernaan dan meningkatkan sistem imun.

Nah, berhenti mengonsumsi alkohol juga bisa membuat kulit jadi jauh lebih sehat apalagi jika dipadukan dengan perawatan kulit yang ramah microbiome dari Nusantics yakni Biome Beauty. Skincare Nusantics beda dari yang lain, karena terbuat hanya dari bahan-bahan alami, tidak menggunakan bahan berpotensi bahaya bagi kulit, sehingga aman untuk microbiome kulit wajahmu, juga lingkungan!

Kamu masih mau baca artikel menarik tentang info kesehatan, microbiome, dan imun tubuh? Temukan lebih banyak dan lengkap hanya di Nusantics Blog!

Referensi:

logo-dark
logo-dark

The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia

Temui Kami

Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.

i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210

Contact Us

hello@nusantics.com

+62 (21) 509 194 30

Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi

logo-dark
logo-dark

© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi