• Home
  • Blog

share

Air Purifier vs Tanaman, Mana yang Paling Bagus untuk Kebersihan Udara Rumah Kamu?

5 Apr 2022

Air Purifier vs Tanaman, Mana yang Paling Bagus untuk Kebersihan Udara Rumah Kamu?

Perhatian terhadap kebersihan udara dalam ruangan semakin meningkat. Mulai dari isu polusi udara di perkotaan dan sekitarnya, serta penyebaran virus Covid-19 melalui airborne, membuat semakin banyak masyarakat menyadari pentingnya kebersihan udara untuk kesehatan.

Tak hanya kualitas udara di luar rumah yang perlu menjadi perhatian, tetapi juga di dalam rumah. Sebagian orang memilih untuk meletakkan beberapa tanaman 
indoor yang karena disebut-sebut mampu meningkatkan kualitas udara sekaligus sebagai dekorasi cantik. 

Namun, sejauh apa kemampuan tanaman membersihkan udara di dalam ruangan? 


Baca Juga: Pengaruh Polusi Udara terhadap Microbiome Usus
 

Tanaman Membersihkan Udara Dalam Ruangan, Mitos atau Fakta?

tanaman membersihkan udara


Tanaman memang telah diketahui dapat menyerap karbon dioksida, melakukan proses fotosintesis, kemudian melepas oksigen ke udara. Lalu muncul pertanyaan, apakah tanaman ikut menyerap gas lain, termasuk polusi udara?

Sayangnya walaupun tanaman adalah ide yang menarik untuk membersihkan udara sekaligus sebagai dekorasi, tanaman tidak cukup efektif menjadi pembersih udara dalam ruangan. 

Di tahun 1989, 
The National Aeronautics and Space Administration (NASA) meneliti cara membersihkan udara di luar angkasa. Hasil penelitian ini dikenal dengan tajuk "Interior Landscape Plants for Indoor Air Pollution Abatement.

Penelitian ini mengukur kadar 
volatile organic compounds (VOC), yaitu senyawa organik yang mudah menguap, di dalam sebuah ruangan tertutup yang terdapat tanaman indoor sebelum dan sesudah 24 jam.

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa 10-90% VOC berhasil dibersihkan dari ruangan dengan tanaman. Kemudian penelitian ini digunakan sebagai dasar bahwa tanaman dapat bekerja sebagai pembersih udara yang efektif.

Tetapi akhirnya penelitian ini dibantah di tahun 2019. Peneliti dari
 Universitas Drexel memeriksa kembali eksperimen NASA tersebut dan membandingkan efektivitas air purifier dengan tanaman dalam ruangan.

Hasil penelitian mereka menemukan bahwa kondisi ruangan eksperimen yang diteliti oleh NASA tidak realistis atau berlaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa tanaman bukan pembersih udara yang efektif.


Baca Juga: Makanan Masak vs Makanan Mentah, Lebih Baik yang Mana?
 

Jadi Lebih Baik Air Purifier atau Tanaman?

jadi lebih baik air purifier atau tanaman


Secara teknis, tanaman memang dapat menyerap dan membersihkan VOC, namun tidak dalam laju yang cukup cepat untuk bisa disebut sebagai pembersih udara. Saat diukur, clean air delivery rate (CADR) atau kecepatan mengeluarkan udara bersih oleh tanaman berada di skor kurang dari 1.

Untuk mencapai laju rata-rata pertukaran udara dalam ruangan, dibutuhkan antara 10 hingga 10.000 buah tanaman dalam satu meter persegi. Rasanya jumlah ini tidak masuk akal diterapkan dalam ruangan rumah sehari-hari, bukan? 

Inilah alasannya mengapa tanaman bukanlah pembersih udara yang cukup mumpuni dan jauh lebih baik memasang alat pembersih udara (
air purifier).

Air purifier merupakan alat yang dirancang khusus untuk menyaring dan membersihkan udara secara efektif dari polutan udara yang sulit dilihat mata. 

Polusi udara di dalam ruangan tidak hanya dalam bentuk gas, tetapi juga kontaminan lain seperti debu, bulu hewan peliharaan, 
particulate matter (PM), dan microbiome udara lainnya.

Untuk memilih 
air purifier yang cocok untuk ruangan yang kamu perlukan, perhatikan spesifikasi skor CADR-nya. CADR ditentukan oleh organisasi Association of Home Appliance Manufacturers (AHAM) di Amerika Serikat. Tak hanya melakukan tes pada air purifier, AHAM juga menguji kulkas, pemanggang roti, AC, dan berbagai peralatan elektronik rumahan lainnya.

CADR merupakan standar tolok ukur kinerja 
air purifier, walaupun diproduksi oleh perusahaan yang berbeda, desain yang berbeda, dan harga yang berbeda. 

Dengan melihat rating CADR, konsumen dapat
 menentukan air purifier yang cocok dengan besar ruangan berdasarkan kinerja penyaringan udara perangkat.

Walau begitu, jangan buru-buru menyingkirkan tanaman 
indoor kamu. Sebab meski bukan pembersih udara yang efektif, tanaman indoor membawa manfaat lainnya untuk lingkungan di dalam rumah. 

Selain memberikan kamu beberapa 
manfaat bercocok tanam, tanaman indoor juga dapat membantu memperkaya keanekaragaman microbiome ruangan. Secara tidak langsung, memelihara tanaman di dalam ruangan dapat membantu kamu menjadi lebih sehat.

Baca Juga: Pengaruh Jendela Terhadap Komposisi Microbiome di Rumah

Lalu, bagaimana caranya mengetahui apakah udara di dalam ruangan yang kamu tinggali sudah sehat? Jangan bingung, karena Nusantics punya teknologi untuk membantu kamu mengetahuinya melalui layanan Nusantics Covid Air Scan.

Covid Air Scan juga bisa mendeteksi keberadaan virus Covid-19 yang saat ini masih menjadi masalah, lho.

Tertarik membaca lebih jauh bagaimana hidup berdampingan dengan 
microbiome? Main ke Nusantics Blog dan follow Instagram Nusantics, ya!

Referensi:

  • “CADR and Filter Grades Explained.” Higienis Indonesia, 7 July 2021, www.higienis.com/blog/cadr-and-filter-grades-explained
  • Cummings, Bryan E., and Michael S. Waring. “Potted Plants Do Not Improve Indoor Air Quality: A Review and Analysis of Reported VOC Removal Efficiencies.” Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology, vol. 30, no. 2, 2019, pp. 253–61. Crossref, doi.org/10.1038/s41370-019-0175-9
  • Romano, Sara. “Purifiers vs. Houseplants: Purifying Indoor Air.” IAQ.Works, 21 Mar. 2022, iaq.works/purification/are-purifiers-or-houseplants-better-at-purifying-indoor-air
  • Wolverton, B., et al. “Interior Landscape Plants for Indoor Air Pollution Abatement.” NASA Technical Reports Server (NTRS), 15 Sept. 1989, ntrs.nasa.gov/citations/19930073077 

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang