• Home
  • Blog

share

Alasan Kenapa Kamu Harus Mulai Bercocok Tanam Sekarang

24 Jun 2021

Alasan Kenapa Kamu Harus Mulai Bercocok Tanam Sekarang

Akibat pandemi COVID-19, kita dianjurkan untuk sebanyak mungkin menghabiskan waktu di rumah saja. Kemudian, mungkin kita menyadari muncul hobi baru teman-teman sekitar yang juga menghabiskan banyak waktu di rumah, salah satunya adalah bercocok tanam.

Kegiatan bercocok tanam ini mungkin tadinya identik dengan hobi Oma dan Opa di rumah. Padahal, bercocok tanam tidak hanya untuk keindahan taman rumah saja, tapi juga bermanfaat untuk tubuh, 
lho!

Jika selama ini tanaman hias hanya bisa kamu lihat di tempat umum, sekarang mungkin saatnya kamu punya sendiri di rumah. Kamu bisa memilih tanaman hias, bunga-bungaan, atau yang menghasilkan buah. Secara umum, setiap tanaman pasti punya manfaat baik untuk pemiliknya. 

Apabila kamu masih menimbang-nimbang mau mulai bercocok tanam di rumah, berikut Nusantics Blog berikan beberapa alasan mengapa kamu tak perlu ragu untuk bercocok tanam mulai sekarang!

 

1. Baik untuk Microbiome

baik untuk microbiome


Tanah juga memiliki penghuninya sendiri, dari yang kelihatan sampai tidak kelihatan langsung oleh mata. Tanah dihuni oleh triliunan bakteri, jamur, virus, protozoa, dan makhluk berukuran mikro lainnya. Mereka bisa juga disebut sebagai microbiome tanah.

Baca Juga: Peran Mikroorganisme pada Tanah yang Sehat

Tanah merupakan salah satu media yang dapat memberikan keragaman microbiome untuk tubuhmu. Keragaman microbiome dapat mendukung penyeimbangan fungsi kekebalan tubuh, sehingga tubuh dapat merespon dengan baik terhadap berbagai pemicu.

Para ilmuwan berteori bahwa keragaman lingkungan tempat tinggal seseorang berdampak langsung pada kesehatan melalui 
microbiome. Hilangnya keragaman ini diduga menjadi penyebab munculnya disregulasi sistem kekebalan tubuh.

Dengan bercocok tanam, kamu akan kontak langsung dengan tanah, memungkinkan 
microbiome tanah berpindah dan berkoloni di kulit kamu. Dari kulit, microbiome akan menemukan jalan hingga ke dalam tubuh dan bekerja sama dengan microbiome tubuhmu.

Jadi, 
microbiome tanah mendukung sistem kekebalan tubuh sehingga kita juga jadi lebih sehat secara keseluruhan.

Hasil riset dalam 
The Science of the Total Environment juga mengindikasikan bahwa paparan microbiome tanah dapat mengurangi kecemasan dan stres. Sungguh cocok untuk membantu kondisi kita yang sedang terkurung pandemi ini, kan?

Baca Juga: Hati-Hati, Keseringan Stres Membuat Kulit Sering Bermasalah!
 

2. Umumnya Dilakukan di Luar Ruangan


Bercocok tanam di dalam ruangan boleh-boleh saja dan lebih mungkin dilakukan bagi yang tinggal di kawasan perkotaan dengan lahannya terbatas. Nah, buat kamu yang punya peluang bercocok tanam di luar ruangan, manfaatkan hal ini karena beraktivitas di luar ruangan sangat bermanfaat, lho

Dalam situs web 
hyperbioticspara ilmuwan di tahun 1960-an menemukan bahwa udara luar dapat membunuh mikroba patogen penyebab penyakit yang menyebar melalui udara. Riset lanjutan pada tahun-tahun berikutnya pun membuktikan bahwa sinar matahari memberikan perlindungan dari patogen, serta tenaga bagi sel imun spesifik yang disebut T-Cell.

Namun, untuk kamu yang tidak bisa bercocok tanam di luar ruangan dan ingin mendapatkan manfaatnya, kamu tetap bisa mengusahakan udara segar dan masuknya sinar matahari dengan membuka jendela, terutama saat pagi hari.

 

3. Mengajak Tubuh Tetap Aktif

mengajak tubuh tetap aktif


Apabila jadwal aktivitasmu penuh sehingga tidak selalu bisa berolahraga, bercocok tanam membantu memenuhi kebutuhan tubuh untuk bergerak dan berolahraga.

Dari artikel yang dirilis 
Iowa State Universitybercocok tanam dapat digolongkan sebagai latihan olahraga sedang yang membuat otot-otot bekerja dan membantu membakar kalori. 

Misalnya, menggali tanah menggunakan otot tubuh bagian atas, punggung, dan kaki, diperkirakan membakar 150 kalori setiap 30 menit pada wanita dan 197 kalori pada pria. Atau melakukan penyiangan dan membersihkan gulma (tumbuhan yang muncul di sekitar tanaman budidaya dan tidak diinginkan), diperkirakan membakar 138 hingga 181 kalori setiap 30 menit.

Berolahraga selama 30 menit dalam sehari dengan frekuensi 5 kali dalam seminggu dapat memperkuat kekebalan tubuh, sehingga menghabiskan waktu bercocok tanam tidak hanya membuat tubuh tetap aktif, tapi juga membuat tubuh lebih kuat melawan patogen.

 

4. Meringankan Stres dan Memperbaiki Suasana Hati


Saat pandemi seperti ini, sepertinya stres sudah bukan hal asing, ya. Suasana hati pun bisa dengan cepat naik turun, karena membaca berita-berita tentang pandemi yang rasanya tak kunjung membaik.

Nah, dengan bercocok tanam di luar ruangan, ternyata bisa membantu meningkatkan suasana hati dan meringankan stres, nih.

Salah satu penelitian berjudul 
Gardening Promotes Neuroendocrine and Affective Restoration from Stress menemukan bahwa kegiatan bercocok tanam dan membaca buku sama-sama menurunkan level kortisol yang menjadi indikator stres dalam tubuh.

Menariknya, kelompok yang bercocok tanam mengalami penurunan lebih signifikan dan suasana hati kembali positif sepenuhnya jika dibandingkan dengan kelompok pembaca yang suasana hatinya malah kadang jadi memburuk.


Baca Juga: Benarkah Mood Kamu Dipengaruhi Microbiome?
 

5. Memberikan Semangat Positif

memberi semangat positif


Berinteraksi dengan tumbuhan yang kamu tanam dan rawat dengan penuh perhatian ikut menumbuhkan kesabaran dan membangun kembali koneksi dengan alam. 

Bercocok tanam memberikan kamu harapan, tujuan, dan kontrol baru yang dapat dibawa ke dalam aspek lain dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan bercocok tanam, kita bisa fokus dan ambil bagian dalam sesuatu yang positif. Perasaan senang saat melihat bibit mulai bertunas atau ketika tiba saatnya panen, akan selalu dinanti-nantikan dan membuat kamu jadi pribadi lebih positif.

 

6. Hasil Panen Sendiri Lebih Sehat


Jika kamu mulai bercocok tanam dan menanam tumbuhan yang kelak dapat dikonsumsi, kamu dapat menjaga dan mengontrol tumbuhan tersebut agar tetap alami alias organik.

Dengan mengurangi paparan pestisida, pupuk, dan kimia sintetis lainnya, hasil tanaman juga akan lebih sehat. Paparan terhadap kimia-kimia sintetis dalam sayur dan buah yang kita makan pada jangka panjang telah diasosiasikan dengan perkembangan kanker dan masalah kesehatan lainnya.

Saat ini, telah banyak tersedia pilihan pestisida dan pupuk organik untuk mendukung cocok tanam organik. Dikutip dari situs web 
verywellhealth.com, makanan yang ditanam sendiri secara organik mengandung lebih banyak vitamin dan mineral.

Tentunya bukan rahasia lagi bahwa vitamin dan mineral sangat esensial bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan pencernaanmu.

Nah, semoga keraguan kamu untuk mulai bercocok tanam dapat terjawab, ya. Tidak perlu langsung memilih tanaman yang butuh perawatan ekstra seperti paku gunung, gardenia, atau ketapang biola. Ada beberapa tanaman hias yang perawatannya mudah dilakukan, misalnya lidah buaya, kaktus, lavender, 
english ivy, lidah mertua, dan lain-lain.

Kalau kamu masih punya banyak pertanyaan terkait kesehatan 
microbiome, mampir ke Nusantics Blog atau mampir ke laman Microbiome Story, ya!

Referensi:

  • Bolen, Barbara. “Is Gardening Good for Your Stomach?” Verywell Health, 22 Dec. 2020, www.verywellhealth.com/is-gardening-good-for-your-gut-1944835.
  • Liddicoat, Craig et al. “Naturally-diverse airborne environmental microbial exposures modulate the gut microbiome and may provide anxiolytic benefits in mice.” The Science of the total environment vol. 701 (2020): 134684. doi:10.1016/j.scitotenv.2019.134684
  • R, Aga. “Why We’ve Taken to Gardening This Year.” Hyperbiotics, 24 Apr. 2020, www.hyperbiotics.com/blogs/recent-articles/why-weve-taken-to-gardening-this-year.
  • Rindels, Sherry. “Gardening for Exercise.” Horticulture and Home Pest News, 10 Nov. 1993, hortnews.extension.iastate.edu/1993/11-10-1993/exer.html
  • Van Den Berg, Agnes E., and Mariëtte H. G. Custers. “Gardening Promotes Neuroendocrine and Affective Restoration from Stress.” Journal of Health Psychology, vol. 16, no. 1, Jan. 2011, pp. 3–11, doi:10.1177/1359105310365577.

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang