• Home
  • Blog

share

Pengaruh Vitamin D terhadap Kesehatan Microbiome Usus

16 Jun 2022

Pengaruh Vitamin D terhadap Kesehatan Microbiome Usus

Apakah kamu sering mendengar anjuran untuk berjemur di pagi hari? Hal ini dikarenakan tubuh manusia memiliki kandungan provitamin D yang akan berubah menjadi vitamin D bila terkena sinar matahari. 

Namun, dilansir dari Journal of Pharmacology & Pharmacotherapeutics, sebanyak 50% dari total penduduk di dunia kekurangan  vitamin D karena faktor berkurangnya aktivitas di luar ruangan dan polusi udara yang menghalangi sinar matahari masuk ke Bumi. 

Padahal, sinar matahari inilah yang menjadi sumber vitamin D terbesar bagi manusia, yang membutuhkan asupannya sekitar 10 - 20 mikrogram per hari. 

Dikutip dari National Institutes of Health, hanya ada sedikit sumber makanan yang mengandung vitamin D alami, di antaranya:

  • Ikan salmon, makarel, tuna, dan trout
  • Minyak hati ikan
  • Hati sapi
  • Kuning telur
  • Keju
  • Jamur (sebagian jamur juga ada yang terpapar sinar ultraviolet sehingga meningkatkan kandungan vitamin D yang dimilikinya)
  • Susu dari biji-bijian dan kacang-kacangan (kedelai, almond, gandum)
  • Produk sereal dan makanan olahan yang sudah ditambahkan kandungan vitamin D

Asupan vitamin yang larut dalam lemak ini sangat penting untuk memperkuat tulang, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menyehatkan jantung, pankreas, fungsi otak, otot, dan juga menyehatkan usus. 

Studi yang ditulis dalam Scientific Reports menunjukkan bahwa vitamin D yang terdapat dalam makanan yang masuk ke usus akan diproses microbiome usus sehingga dapat meningkatkan homeostasis kekebalan tubuh manusia. 

Namun, apa sih microbiome usus itu?

Baca Juga: 8 Hal yang Tak Disadari Membahayakan Microbiome Usus

Manfaat Microbiome Usus bagi Tubuh Manusia

Melansir Healthline, microbiome usus adalah sekumpulan mikroorganisme berupa bakteri, virus, dan jamur yang ada di kantung-kantung usus besar (cecum) dan berfungsi untuk melawan patogen yang menyerang tubuh. 

Mengutip artikel Vitamin D and the Host-Gut Microbiome: A Brief Overview, ada beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi jumlah microbiome di dalam tubuh manusia, yaitu:

  • Asupan makanan
  • Polusi udara
  • Kadar stress
  • Pengobatan atau terapi obat
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Imunitas rendah
  • Malnutrisi
  • Adanya gangguan pencernaan
  • Adanya peradangan pada organ dalam

Selain manfaatnya yang baik untuk pencernaan, microbiome usus yang terjaga keseimbangannya juga akan sangat berguna untuk: 

  • Menjaga kekebalan tubuh, karena microbiome menjadi garda utama dalam melawan virus dan bakteri jahat
  • Menjaga kontrol berat badan
  • Menjaga kesehatan otak, karena ada neurotransmiter antidepresan bernama serotonin yang dihasilkan di usus manusia
  • Menjaga kesehatan jantung, karena bakteri Lactobacillus yang dikonsumsi sebagai probiotik dapat mengurangi kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kadar kolesterol baik dalam tubuh
  • Menurunkan risiko kanker usus besar, karena microbiome usus bisa menghasilkan asam lemak yang berfungsi untuk mencegah peradangan

Agar dapat meningkatkan fungsi dan menjaga keberagaman microbiome usus, kamu bisa melakukan beberapa kiat berikut ini:

  • Konsumsi makanan yang bervariasi, karena semakin banyak jenis makanannya, semakin beragam pula mikroorganisme usus baik untuk meningkatkan kesehatan.
  • Sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan adalah makanan berserat yang baik untuk menstimulasi pertumbuhan microbiome usus.
  • Mulailah untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang difermentasi seperti kimchi dan yogurt karena mengandung banyak bakteri yang baik untuk sistem pencernaan.
  • Konsumsi makanan yang kaya akan probiotik dan prebiotik yang mengandung banyak bakteri baik untuk tubuh.
  • Memakan gandum utuh yang kaya serat.
  • Mengurangi makanan yang mengandung pemanis buatan.
  • Makanan yang kaya akan polyphenol seperti coklat hitam, anggur merah, dan teh hijau dapat diproses oleh microbiome usus dan mencegah peradangan.

Baca Juga: Peran Olahraga bagi Microbiome Usus dan Imunitas

Hubungan Vitamin D dan Microbiome Usus

Menurut penelitian yang ditulis Scientific Reports, dari 100 partisipan perempuan, ada 80 orang yang berhasil menjalankan 2 tahap suplementasi vitamin D3. 

Selama 12 minggu, mereka diberikan vitamin D3 dengan dosis 50.000 IU (setara 1,25 mg) per minggunya dan diambil sampel darahnya. 

Setelah itu, sampel darah tersebut dianalisis bersama komposisi microbiome usus. Penelitian tersebut memiliki hasil sebagai berikut:

  • Pemberian vitamin D membuat keberagaman microbiome usus bertambah dan memberikan efek yang baik bagi kesehatan usus manusia.
  • Vitamin D dan microbiome usus dapat mencegah berbagai macam gangguan pencernaan.
  • Pengoptimalan  fungsi hati dan ginjal.
  • Vitamin D menyerap kalsium dengan cepat sehingga dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
  • Vitamin D dan microbiome usus memiliki hubungan timbal balik dalam menanggulangi inflamasi atau peradangan organ dalam tubuh.

Mengutip dari wawancaranya dalam Science Daily, Direktur Osteoporosis Clinic di UC San Diego Health Dr. Deborah Kado mengatakan bahwa para peneliti terkejut karena keberagaman variasi microbiome usus berkaitan erat dengan vitamin D yang aktif di dalam tubuh. 

Ia juga menambahkan bahwa semakin banyak variasi mikroba di dalam usus, semakin baik pula kesehatan tubuh manusia secara keseluruhannya.

Selain memberikan pengaruh baik terhadap usus, vitamin D juga memiliki kaitan erat dengan kulit karena sinar matahari menyentuh kulit manusia saat mengubah provitamin D menjadi vitamin D yang dibutuhkan tubuh. 

Mengutip Frontiers in Microbiology, ada keterkaitan antara kesehatan usus dan juga kulit karena dua hal tersebut memiliki persamaan fungsi. 

Kemudian, menurut penelitian yang berjudul Immune Modulation Property of Lactobacillus paracasei NCC2461 (ST11) Strain and Impact on Skin Defences, microbiome usus, khususnya Lactobacillus, diketahui membantu proses alostasis kulit dan bisa memperbaiki lapisan kulit yang rusak.

Apa yang terjadi Jika Microbiome Usus Kekurangan Vitamin D?

Jika kekurangan vitamin D, microbiome usus yang tidak seimbang berpotensi mengancam kesehatan inangnya. 

Menyadur artikel berjudul The Gut Microbiome as a Major Regulator of the Gut-Skin Axis, ada beberapa penyakit kulit yang bisa ditimbulkannya, yaitu:

Baca Juga: Benarkah Cahaya Matahari Meningkatkan Bakteri Baik di Usus dan Vitamin D?

Kurangnya vitamin D juga bisa menyebabkan penurunan kekebalan tubuh karena microbiome usus tidak bisa menangkal serangan virus yang sifatnya patogen, lho.

Wah, ternyata vitamin D yang bisa kita dapatkan langsung dari sintesis sinar matahari ini sangat berguna bagi perkembangan microbiome usus, ya! 

Yuk, baca artikel menarik lainnya di Nusantic Blog supaya kamu mendapatkan pengetahuan lebih banyak lagi tentang microbiome yang tentunya sangat berguna bagi kehidupan manusia. Selamat membaca!

Referensi:

Writer: Tami Kira

Editor: Serenata Kedang