Logo

Beranda

Blog

Meditasi Dapat Mendukung Kesehatan Microbiome, Benarkah?

Blog

Meditasi Dapat Mendukung Kesehatan Microbiome, Benarkah?

May 14, 2024 by Anita Desyanti

Share

blog-image

Manfaat meditasi tak sekadar membuat seseorang berpikir dan bertindak lebih tenang, tapi lebih dari itu! Meditasi juga mampu mendukung microbiome bekerja lebih maksimal.

Tanpa kamu sadari, dalam berkegiatan sehari-hati, sesungguhnya kamu hidup berdampingan dengan 
microbiome - bahkan tubuh kamulah yang menjadi tempat mereka bernaung dan berkembang biak.

Microbiome merupakan kumpulan berbagai macam bakteri, jamur, virus, archaea, dan mikroorganisme lain yang tinggal di dalam tubuh manusia. Microbiome bertugas menjaga kesehatan tubuh, baik fisik dan mental, melindungi kamu dari patogen (mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tertentu), dan mendukung sistem kekebalan tubuh.
 

Mengenal Cara Kerja Meditasi sehingga Mampu Memaksimalkan Kesehatan Microbiome

cara kerja meditasi


Para pakar menyatakan, “meditasi membantu mengatur respons stres, dengan demikian menekan keadaan peradangan kronis dan mempertahankan fungsi penghalang usus yang sehat.” Dengan tidak adanya stres, microbiome yang sehat menghasilkan asam lemak rantai pendek yang memberikan efek antiinflamasi dan antitumor. 

Selama stres, populasi mikroba usus yang berubah memengaruhi regulasi 
neurotransmitter yang dimediasi oleh fungsi penghalang microbiome dan usus.

Baca Juga: Kunci Microbiome Seimbang adalah Bebas Stres, Benarkah?

Dilansir dari situs website health.harvard.edu, sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine pada Januari 2014 menemukan meditasi bermanfaat untuk menghilangkan kecemasan, nyeri, dan depresi. Untuk depresi, meditasi sama efektifnya dengan antidepresan.

Dengan begitu seseorang kana merasakan kedamaian hati. Hal ini karena meningkatnya produksi serotonin otak kamu, sehingga membuat kamu merasa lebih baik dan benar-benar meningkatkan suasana hati.

Temuan di atas, berbanding lurus dengan hasil penelitian yang dipublikasi oleh 
National Library of Medicine - poinnya adalah bahwa kesehatan di dalam usus sangat berhubungan dengan kesehatan otak. Bahkan kesehatan usus dilabeli sebagai otak kedua manusia, karena mempunyai dampak langsung terhadap aspek emosional dan kognitif kita.

Baca Juga: Benarkah Microbiome di Usus Memengaruhi Perilaku dan Cara Kerja Otak?

Sesuai dengan pernyataan dalam penelitian yang dilakukan International Journal of Molecular Sciences, usus merupakan “sarang” microbiome terbanyak di tubuh. Jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak daripada sel manusia, terdiri dari bakteri baik dan tidak baik yang berkerja sama untuk mempertahankan imunitas tubuh. 

Tugas 
microbiome di tubuh seseorang tidak hanya sekadar mencerna makanan dan menyerap nutrisi, namun sampai memengaruhi kesehatan mental kamu, lho.

Poros otak dan usus bagai jalan tol dua arah. Layaknya jalan bebas hambatan, di sana semua kendaraan melaju dengan kecepatan cukup kencang. Nah, ini juga yang terjadi antara otak dan usus. Sinyal kimiawi yang dikirim antara otak dan sistem pencernaan. Sinyal-sinyal ini sangat penting untuk menjaga berbagai sistem, salah satunya sistem serotonin. 

Sesuai pernyataan jurnal penelitian 
Happiness & Health: The Biological Factors- Systematic Review Article, serotonin, atau disebut juga neurotransmitter yang memiliki berbagai fungsi dalam tubuh, dan sangat menyatu dengan suasana hati sehingga disebut "bahan kimia bahagia". Maka tidak heran, sangat penting menjaga kesehatan usus untuk regulasi emosional yang lebih baik karena keduanya saling berhubungan erat. Nah, salah satu caranya dengan melakukan meditasi.
 

Apa yang Terjadi dengan Microbiome Kalau Kamu Stres?

apa yang terjadi pada microbiome kalau stres


Dikutip dari sebuah jurnal penelitian berjudul Genomic and Clinical Effects Associated with a Relaxation Response Mind-Body Intervention in Patients with Irritable Bowel Syndrome and Inflammatory Bowel Disease, stres dapat mengganggu keberadaan bakteri baik usus kamu yang sangat penting bagi setiap aspek kesehatan. Mulai dari pencernaan dan penyerapan nutrisi hingga metabolisme dan fungsi kekebalan tubuh kamu. 

Jika keadaan ini dibiarkan, alias stres naik tingkat menjadi kronis - ekosistem 
microbiome yang hidup di dalam tubuh kamu dapat dengan cepat menjadi tidak seimbang. Dan bakteri jahatlah yang mengambil alih, berujung pada segala macam masalah kesehatan akan muncul.

Bukti lain dipaparkan oleh 
Emeran Mayer, ahli gastroenterologi, ahli saraf, dan profesor UCLA yang mempelajari bagaimana sistem pencernaan dan sistem saraf berinteraksi dalam kesehatan dan penyakit. “Saat seseorang stres, usus Anda juga berubah."

Baca Juga: Waspada, Stres dapat Mengubah Microbiome dalam Tubuh!

Hal tersebut karena emosi yang kita rasakan dengan kesehatan organ di dalam perut khusus usus dan microbiome saling terkait. Misalnya, pernahkah, kamu merasa stres ketika akan presentasi di depan orang banyak? Selama kamu mengalami itu, ada efek stres kronis yang mendalam dan memengaruhi tubuh. Khususnya dari aspek microbiome, akan mengubah komposisi, mengganggu bahkan yang terparah melumpuhkan microbiome kita.

Oleh karena itu, mengurangi dan mengendalikan stres dengan meditasi dapat mendukung keseimbangan microbiome tubuh kamu. Tidak cuma itu saja, bakteri baik kamu akan membantu memproduksi berbagai macam hormon yang mampu menjaga kadar stres seseorang, seperti: kortisol, serotonin, GABA dan oksitosin.

Setelah tahu seluk beluk pentingnya meditasi untuk mendukung kerja 
microbiome, adakah di antara kamu yang mulai berniat mendalami meditasi? Tak ada kata terlambat, kok, untuk mengawali sesuatu yang baik. Semangat dan mudah-mudahan konsisten, ya.

Jangan lupa selalu perbaharui pengetahuan kamu soal microbiome di 
Nusantics Blog, ya. Ada berbagai artikel yang kami sajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti seputar bagaimana menjalankan pola hidup sehat yang memaksimalkan fungsi microbiome. 

Referensi:


Logo

© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi