• Home
  • Blog

share

Krim Berisi Bakteri Bisa Jadi Obat Eczema di Masa Depan?

11 Jul 2022

Krim Berisi Bakteri Bisa Jadi Obat Eczema di Masa Depan?

Eczema atau juga dikenal sebagai eksim, merupakan salah satu jenis dermatitis yang paling umum diderita masyarakat. 

Kondisi kulit ini menimbulkan rasa gatal, panas, terkelupas, kemerahan, atau melepuh di kulit.

Eczema hingga saat ini masih belum bisa disembuhkan secara total dan belum ada obatnya, namun terdapat beberapa terapi yang dapat membantu meredakan gejalanya.

Seiring berkembangnya pengetahuan tentang microbiome, kini para ilmuwan mencoba mengatasi eczema melalui mikroba hidup. 

Akankah krim berisi bakteri mengobati eczema kelak?

Baca Juga: Perbedaan Eczema dan Dermatitis

Krim Berisi Bakteri untuk Obat Eczema

krim isi bakteri untuk eczema

Mengutip Healthline, pada kulit penderita eczema ditemukan jumlah bakteri Staphylococcus aureus yang lebih banyak. 

Pada kondisi kulit normal, jumlah S. aureus dapat dikontrol oleh microbiome kulit.

Pada dasarnya, manusia telah hidup berdampingan dengan mikroorganisme yang tidak terlihat mata secara langsung. 

Sebagian mikroorganisme ini bahkan tinggal di tubuh manusia, seperti di usus dan kulit.

Kumpulan mikroorganisme ini terdiri dari berbagai jenis dan spesies bakteri, virus, jamur, atau lainnya dan dapat disebut sebagai microbiome

Microbiome yang hidup di tubuh manusia pada umumnya tidak berbahaya untuk kesehatan. 

Dengan komposisi dan jumlah yang seimbang, para makhluk kecil ini membantu menjaga kita tetap sehat dan menjaga kita dari patogen.

Dengan diketahuinya peran microbiome untuk kesehatan ini, para peneliti mencoba menggunakan mereka sebagai solusi dari beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan komposisi microbiome.

Komposisi microbiome kulit pada pasien eczema berbeda dengan mereka yang memiliki kulit sehat. 

Singkatnya, skin barrier yang seharusnya bertugas melindungi kulit tidak bekerja secara optimal, sehingga pasien mengalami gangguan kesehatan kulit.

Microbiome kulit yang normal tidak akan mengganggu kulit kita, tetapi membantu menekan bakteri yang berpotensi menjadi masalah. 

Microbiome kulit dapat memproduksi toksin yang dapat menyingkirkan jenis bakteri lain.

Untuk kasus eczema, saat ini terapi atau obat yang diberikan biasanya mengandung antibiotik. Sayangnya antibiotik ini tidak bisa menargetkan bakteri patogen dan bakteri yang menjadi anggota microbiome kulit. 

Selain itu, krim steroid juga masih umum diberikan sebagai obat, namun efek jangka panjangnya dapat menjadi perhatian serius.

Baca Juga: Benarkah Antibiotik Bisa Ikut Membunuh Bakteri Baik di Usus?

Oleh karena itu, para ilmuwan mencoba mencari pilihan terapi yang lebih fokus pada pemberian probiotik. Pemberian probiotik ini dicoba secara topikal (aplikasi langsung ke kulit).

Menurut penelitian tahun 2021, jenis bakteri yang paling sering diteliti untuk menjadi probiotik dalam mengobati eczema adalah Lactobacilli dan Bifidobacteria

Namun keduanya masih membutuhkan penelitian lebih banyak untuk membuktikan kontribusinya dalam menyembuhkan eczema.

Dalam penelitian di Colorado, krim yang mengandung bakteri diberikan pada pasien eczema sebanyak dua kali sehari dalam seminggu. 

Di penelitian lainnya, bakteri ini diberikan dalam bentuk cairan yang disemprotkan sebanyak dua kali seminggu selama 6 minggu. Kedua uji coba klinis tersebut menunjukkan pasien mengalami peningkatan.

Jika krim dan spray berisi bakteri ini berhasil dan dapat dipasarkan, krim ini dapat menjadi opsi pengobatan eczema yang terjangkau, serta sebagai solusi yang berkelanjutan tanpa efek samping seperti obat-obatan yang tersedia saat ini.

Menyeimbangkan Microbiome dengan Probiotik

seimbangkan microbiome

Walau hasil uji klinis terlihat memberikan harapan cerah, krim bakteri ini masih belum selesai diteliti. 

Para peneliti masih perlu memantau hasil akhir dan menunggu persetujuan dari lembaga Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.

Para peneliti juga belum bisa menjawab beberapa kemungkinan pertanyaan, misalnya apakah bakteri S. aureus dapat kembali tidak terkontrol ketika produk tidak lagi digunakan rutin, atau apakah bakteri tersebut akan menjadi resisten seiring waktu, dan lain-lain.

Lalu bagaimana dengan probiotik yang masuk ke dalam tubuh kita dalam bentuk makanan?

Sebelumnya, probiotik diketahui dapat mendukung sistem kekebalan tubuh yang lebih sehat. 

Beberapa penelitian juga menunjukkan konsumsi probiotik rutin dapat meredakan peradangan dan berpotensi membantu pemulihan luka.

Penelitian masih terus dilakukan, terutama untuk menentukan hubungan antara probiotik dengan eczema.

Baca Juga: Perlukah Konsumsi Suplemen Probiotik untuk Kesehatan Tubuh?

Menurut tinjauan penelitian tahun 2020 dan 2021, suplementasi probiotik pada ibu hamil dan menyusui dapat berpotensi membantu mengembalikan keseimbangan microbiome usus yang digadang-gadang menjadi salah satu pemicu eczema.

Walaupun masih diperlukan banyak penelitian untuk pengobatan eczema, namun tak ada salahnya kamu mengonsumsi probiotik dalam menu makanan sehari-hari.

Dikutip dari Greatist, probiotik bermanfaat untuk:

  • Mendukung komposisi microbiome usus yang sehat
  • Meningkatkan kesehatan sistem pencernaan
  • Meredakan gejala-gejala iritasi usus besar
  • Meningkatkan suasana hati

Makanan dengan probiotik, umumnya merupakan hasil proses fermentasi, dapat dengan mudah kamu temukan di sekeliling kamu, misalnya tempe, kimchi, miso, cuka apel, yogurt, dan dark chocolate.

Walaupun probiotik dalam bentuk makanan secara umum aman dikonsumsi, perlu diingat untuk selalu mengonsumsi dalam batas wajar. 

Konsumsi probiotik berlebihan kemungkinan akan membuat komposisi microbiome kamu justru tidak seimbang dan menimbulkan diare atau gas.

Kamu juga bisa menambahkan prebiotik ke dalam menu sehari-hari, yaitu serat yang berasal dari tumbuhan dan buah, sebagai “makanan” para microbiome yang mendukung kesehatan dan meningkatkan jumlah mereka.

Tidak ada salahnya meningkatkan konsumsi aneka ragam sayur dan buah sehari-hari, selain sebagai sumber serat, sayur dan buah juga sumber antioksidan dan berbagai nutrisi lain yang penting untuk kesehatan tubuh.

Nusantics sebagai startup bioteknologi di Indonesia ingin mengajak kamu lebih mengenal dunia microbiome. Yuk, intip artikel lainnya di Nusantics Blog!

Referensi:

  • Berger, Matt. “Bacteria-Filled Creams May Be an Effective Treatment for Eczema.” Healthline, 15 May 2018, www.healthline.com/health-news/bacteria-filled-creams-may-be-an-effective-treatment-for-eczema.
  • Fanfaret, Ionut, et al. “Probiotics and Prebiotics in Atopic Dermatitis: Pros and Cons (Review).” Experimental and Therapeutic Medicine, vol. 22, no. 6, 2021. Crossref, https://doi.org/10.3892/etm.2021.10811.
  • Hullett, Alysa. “We’re Itching to Tell You: Can Probiotics Cure Eczema?” Greatist, 29 Mar. 2022, greatist.com/eczema/probiotics-for-eczema.
  • Myles, Ian A., et al. “First-in-Human Topical Microbiome Transplantation with Roseomonas Mucosa for Atopic Dermatitis.” JCI Insight, vol. 3, no. 9, 2018. Crossref, https://doi.org/10.1172/jci.insight.120608.
  • Navarro-Tapia, Elisabet, et al. “Probiotic Supplementation during the Perinatal and Infant Period: Effects on Gut Dysbiosis and Disease.” Nutrients, vol. 12, no. 8, 2020, p. 2243. Crossref, https://doi.org/10.3390/nu12082243.
  • “New Eczema Treatment Fights Bacteria with More Bacteria – National Jewish Health.” National Jewish Health, 30 Apr. 2018, njhealth.multimedia-newsroom.com/index.php/2018/04/30/new-eczema-treatment-fights-bacteria-with-more-bacteria.
  • Sun, Shuya, et al. “The Prevention Effect of Probiotics against Eczema in Children: An Update Systematic Review and Meta-Analysis.” Journal of Dermatological Treatment, vol. 33, no. 4, 2021, pp. 1844–54. Crossref, https://doi.org/10.1080/09546634.2021.1925077.

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang