Blog
Perlukah Konsumsi Suplemen Probiotik untuk Kesehatan Tubuh?
February 23, 2021 by Fitria Rahmadianti
Share
Kamu pasti sering mendengar tentang probiotik alias bakteri baik yang terdapat secara alami di makanan atau minuman, kan? Selain itu, ada suplemen probiotik yang diklaim bermanfaat bagi kesehatan. Pertanyaannya, perlukah kita mengonsumsi suplemen probiotik setiap hari?
Probiotik sebagai suplemen tersedia dalam bentuk makanan, minuman, kapsul atau pil, bubuk, maupun cair. Kamu bisa mendapatkannya di supermarket dan apotek.
Menurut situs Cleveland Clinic, jenis bakteri yang biasa digunakan adalah Lactobacillus atau Bifidobacterium. Bakteri tersebut biasanya dikeringkan dengan dibekukan, tapi tetap hidup. Ketika suplemen diminum, probiotik akan menghangat di sistem pencernaan dan menjadi aktif.
Untuk menjawab apakah kamu perlu mengonsumsi suplemen probiotik atau tidak, yuk, baca penjelasan berikut!
Perlunya mengonsumsi suplemen probiotik sebenarnya masih dalam perdebatan. Beberapa ahli medis mengatakan tidak masalah, tapi ada pula yang kurang menyetujui karena dirasa manfaatnya tidak lebih besar daripada kerugiannya.
Lantas, jika dilihat dari sisi positifnya, apa saja kegunaan mengonsumsi suplemen probiotik?
Penelitian yang dilakukan oleh ISRN Nutrition berjudul Health Benefits of Probiotics: A Review menyebutkan suplemen probiotik bagus untuk kesehatan pencernaan, memperkuat sistem imun dan mengurangi frekuensi pilek dalam setahun, menurunkan berat badan, sampai mengurangi risiko kanker.
Dosis dan jenis probiotik dalam makanan tidak diketahui, berbeda dengan di suplemen yang tertera jelas. Menurut situs Harvard Health Publishing, umumnya dosis probiotik untuk orang dewasa adalah 5-10 miliar CFU (colony-forming units, satuan untuk memperkirakan jumlah bakteri hidup dalam sebuah sampel). Kamu bisa meminum satu dosis probiotik per hari.
Probiotik sering diminum bersama antibiotik. Apa alasannya?
Antibiotik seringkali diperlukan untuk melawan infeksi. Namun yang dibunuh bukan hanya bakteri tidak baik, tapi juga bakteri baik. Bakteri tidak baik kemudian mengambil alih dan menduduki usus. Beberapa orang pun mengalami diare setelah minum antibiotik.
Probiotik berperan menambahkan bakteri baik kembali ke usus dan melawan bakteri tidak baik sehingga timbul keseimbangan microbiome usus. Menambahkan probiotik bisa membuatmu lebih cepat sembuh dan mencegah diare.
Hal ini dibuktikan melalui studi yang dimuat di jurnal Gut Microbes pada 10 Maret 2016. Percobaan mengungkap dampak meminum probiotik bersama antibiotik atau selama masa pemulihan setelah pemberian antibiotik.
Peneliti menemukan bahwa probiotik tidak mengolonisasi usus sendiri atau mengubah keragaman microbiome usus secara menyeluruh. Namun, suplemen probiotik secara signifikan mengubah jenis bakteri yang ada.
Khususnya pada fase pemulihan, probiotik menekan pertumbuhan Enterobacteriaceae (Shigella dan Escherichia) sekaligus mendorong pertumbuhan Firmicutes, terutama jenis Anaerotruncus. Ini mengindikasikan bahwa probiotik memiliki kapasitas penting untuk merombak microbiome individu yang sedang memulihkan diri dari terapi antibiotik.
Namun, sebenarnya suplemen probiotik juga bukan hal wajib yang harus dikonsumsi setiap hari, lho. Mengapa? Berikut alasannya.
Di Amerika, suplemen tidak memerlukan izin FDA (Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat). Artinya, kualitas dan bahan bakunya bisa sangat beragam dari produk ke produk. Produsen juga bisa mempromosikan manfaat suplemen untuk kesehatan, padahal belum terjamin.
Probiotik terdapat secara alami pada makanan dan minuman yang difermentasi, seperti tempe, yoghurt, kombucha, acar, roti sourdough, dan sebagainya. Menurut ahli epidemiologi gizi asal Amerika Serikat Carrie Daniel-MacDougall, Ph.D., M.P.H., suplemen probiotik tidak memberikan manfaat yang sama seperti makanan.
“Perlu penelitian lebih lanjut terhadap probiotik secara umum dan khususnya suplemen probiotik. Namun, memperoleh zat gizi dari makanan selalu lebih baik daripada dari suplemen,” Daniel-MacDougall berpendapat. Alasannya, makanan tidak hanya mengandung probiotik, tapi juga zat gizi lain. Yoghurt, misalnya, juga mengandung kalsium.
Microbiome setiap orang berbeda. Jadi, suplemen probiotik mungkin bermanfaat bagi sebagian orang, tapi tidak dengan orang lain.
“Kalau kamu beruntung, suplemen probiotik bisa berefek positif untuk sistem pencernaan. Kemungkinan, tidak akan berpengaruh apa-apa. Malah bisa mengganggu atau menggantikan beberapa bakteri baik yang sudah kamu punya,” kata Daniel-MacDougall.
Efeknya, kamu bisa merasakan sakit perut ringan, diare, perut bergas, dan begah di beberapa hari pertama setelah mulai meminum suplemen. Sebab, microbiome ususmu berubah.
Orang dengan sistem imun lemah (misalnya sedang menjalani kemoterapi), mengidap penyakit kritis, baru menjalani operasi, atau bayi yang sakit parah perlu berhati-hati menggunakan suplemen probiotik karena ada risiko infeksi. Potensi bahaya ini bisa muncul jika probiotik digunakan secara tidak tepat atau dikombinasikan dengan obat lain.
Daniel-MacDougall menduga suplemen populer karena orang-orang menginginkan hasil yang instan. “Kita berharap pil bisa memperbaiki segalanya. Sayangnya tidak begitu,” ujarnya. Jadi, makan sehat dan olahraga tetap menjadi rekomendasi untuk menjaga kesehatan.
Secara umum, suplemen probiotik aman dikonsumsi. Kalau kamu mengalami kondisi kesehatan kecuali yang disebutkan di atas, kamu bisa mencoba minum suplemen probiotik. Siapa tahu keadaanmu membaik.
Lebih baik kombinasikan suplemen probiotikmu dengan prebiotik juga, ya. Prebiotik adalah karbohidrat kompleks sebagai makanan mikroorganisme di usus. Contoh makanannya ialah kacang merah, oat, asparagus, semangka, apel, dan lain-lain. Suplemen yang mengandung probiotik dan prebiotik sekaligus disebut sinbiotik.
Bagaimanapun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum meminum suplemen atau memberikannya ke anak-anak, terutama kalau kamu sedang hamil atau menyusui. Sebab, suplemen bisa mengganggu kerja obat yang sedang kamu minum.
Kamu mungkin mengalami diare di beberapa hari setelah minum probiotik. Namun, kamu bisa mengurangi gejalanya dengan meminum suplemen setelah makan.
Terlepas dari pilihanmu mau konsumsi suplemen probiotik atau tidak, tetap usahakan untuk mendapatkan probiotik dari sumbernya langsung, ya, yakni makanan. Optimalkan juga dengan olahraga teratur, kelola stres, dan waktu tidur yang cukup.
Yuk, mampir ke Nusantics Blog untuk baca-baca artikel menarik lainnya terkait microbiome, kesehatan usus, atau skincare yang ramah lingkungan dan microbiome!
Referensi
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy