• Home
  • Blog

share

Kanker dan Microbiome, Ini yang Harus Kamu Ketahui

3 May 2022

Kanker dan Microbiome, Ini yang Harus Kamu Ketahui

Microbiome usus alias kumpulan mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, dan archaea) yang tinggal di usus kita berperan sangat penting dalam menjaga kesehatan manusia. 

Kondisi
microbiome usus kita tidak hanya berpengaruh terhadap saluran pencernaan manusia, tapi juga organ lain seperti otak, hati, dan pankreas.

Nah, apabila microbiome usus seseorang mengalami disbiosis atau tidak seimbang, maka penyakit seperti obesitas, diabetes, penyakit neurodegeneratif, bahkan kanker bisa saja menjangkit orang tersebut.

Infeksi bakteri bisa menimbulkan kanker. 

Kini, para ilmuwan sedang mempelajari bagaimana mengembalikan komposisi seimbang microbiome bisa meningkatkan efektivitas pengobatan kanker atau membantu meredakan efek samping.

Saat ini studi tentang
microbiome dan kanker masih di tahap awal. Beberapa hal yang sudah diketahui adalah berdasarkan penelitian pada tikus. 

Contohnya, peneliti studi di jurnal
PLoS Pathogens pernah memperlihatkan bahwa susunan microbiome usus tikus berdampak pada ukuran dan jumlah tumor kanker hati.

Dalam studi-studi lain dengan sukarelawan manusia, peneliti melihat lebih banyak kaitan antara kanker dan
microbiome

Misalnya, menurut
website Cancer.net, beberapa penelitian menemukan bahwa microbiome yang lebih beragam dapat meningkatkan efektivitas terapi imun untuk kanker kulit.

Penelitian lain yang dibahas oleh website
National Cancer Institute menunjukkan bahwa pasien dengan microbiome usus yang lebih beragam berkesempatan hidup tiga tahun lebih lama setelah menjalani transplantasi sumsum tulang atau stem cell. 

Baca Juga: 6 Jenis Teh yang Bagus untuk Kesehatan Usus

Percobaan klinis kini sedang dilakukan untuk mempelajari lebih jauh mengenai bagaimana microbiome yang sehat bisa memengaruhi banyak jenis kanker lain dan pengobatan apa yang terkait.
 

Pengobatan Kanker dan Pengaruhnya terhadap Microbiome 

Kanker dan Microbiome, Ini yang Harus Kamu Ketahui


Pengobatan kanker seperti kemoterapi dan terapi radiasi bisa mengganggu microbiome usus. 

Para ilmuwan sedang mempelajari apakah probiotik bisa membantu menyeimbangkan kembali
microbiome pada pasien yang menerima pengobatan kanker.

Contohnya,
beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa probiotik bisa mengurangi diare pada orang yang menerima kemoterapi untuk kanker paru-paru dan pada orang yang dioperasi kanker usus.

Microbiome usus terlibat dalam kanker dan tampak mengatur kemanjuran obat antikanker. 

Microbiome usus yang berubah berkaitan dengan ketahanan terhadap obat kemoterapi, sedangkan penambahan spesies bakteri yang berbeda mengembalikan respons terhadap obat antikanker. 

Beberapa studi menunjukkan bahwa kemanjuran terapi berkurang jika tidak ada
microbiome usus. 

Artinya, melalui mekanisme yang berbeda, mikroba komensal mengatur respons imun antikanker yang didorong oleh terapi.

Karena itu, penghambatan patogen dan dijaganya bakteri baik secara terus-menerus sebelum atau setelah operasi bisa meminimalisasi risiko komplikasi.


Baca Juga: Shinrin Yoku, Tradisi Jepang Yang Bikin Tubuh Sehat

Menurut jurnal Gut, mengubah microbiome lewat antibiotik, probiotik, transplantasi microbiome feses, atau nanoteknologi dapat memperkuat efek antitumor dari obat kemoterapi.

Studi praklinis dan klinis menyarankan penggunaan bakteri yang berkaitan dengan tumor sebagai penanda diagnostik atau prognostik untuk kanker. 

Penanda mikroba bisa digunakan untuk mengelompokkan pasien kanker sesuai pengobatan yang lebih efektif atau untuk mengurangi komplikasi pengobatan.

 

Peran Microbiome dalam Pembentukan Kanker

Kanker dan Microbiome, Ini yang Harus Kamu Ketahui


Berlawanan dengan mikroba komensal yang bisa mendorong sel imun untuk melawan kanker, bagian dari bakteri patogen berasosiasi dengan perkembangan dan pertumbuhan tumor.

Karena kontribusinya terhadap tumorigenesis (proses berkembangnya tumor), bakteri karsinogenik perlu disingkirkan dengan berbagai cara untuk mencegah kanker atau menunda pertumbuhan tumor.

Berdasarkan penelitian di jurnal
Langenbeck's Archives of Surgery, pemusnahan Helicobacter pylori mengurangi risiko kanker lambung pada individu yang terinfeksi dan mendukung perannya di tahap awal karsinogenesis (mulai terbentuknya kanker) lambung.

Sementara itu, kanker kolorektal (kanker di saluran pencernaan bawah seperti usus besar atau dubur) dikaitkan dengan bakteri tertentu, seperti
Bacteroides fragilis, Fusobacterium nucleatum, Porphyromonas asaccharolytica, Parvimonas micra, Prevotella intermedia, Alistipes finegoldii, dan Thermanaerovibrio acidaminovorans.
 

Transplantasi Feses untuk Mengobati Kanker

Kanker dan Microbiome, Ini yang Harus Kamu Ketahui


Transplantasi feses adalah sampel feses yang diambil dari orang sehat yang lalu dimasukkan ke tubuh orang lain. 

Bentuknya bisa berupa pil yang diminum, dimasukkan melalui kolonoskopi (prosedur pemeriksaan usus besar dan dubur), atau dimasukkan melalui hidung.

Para ilmuwan sedang mempelajari bagaimana transplantasi feses bisa mengisi kembali
microbiome usus pada penderita kanker. 

Sebab, seperti sudah disebutkan di atas, beberapa terapi kanker seringkali memiliki efek samping, salah satunya mengurangi jumlah dan keragaman bakteri baik di usus.


Baca Juga: Kombucha, Bahan Alami yang Membantu Pemulihan Microbiome Tubuh

Misalnya, tanpa bakteri baik, pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang atau stem cell berisiko mengalami efek samping yang disebut graft-versus-host disease (GvHD). 

Kondisi ini terjadi ketika
stem cell donor yang dicangkokkan ke tubuh pasien melihat sel sehat lain di tubuh sebagai benda asing dan mulai menyerangnya.

Kekhawatiran serius mengenai transplantasi feses adalah kemungkinan mencangkok bakteri tidak baik yang tahan obat yang kemudian akan menyerang tubuh. 

Bagaimanapun, transplantasi feses masih bersifat eksperimental dan belum disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

 

Kesimpulan


Bukti-bukti ilmiah sudah menggarisbawahi peran kritis microbiome usus dalam terapi kanker. 

Beberapa spesies bakteri sangat penting untuk efek antitumor dalam pengobatan kanker, sedangkan spesies lainnya melemahkan kemanjuran obat kanker lewat bermacam-macam mekanisme.

Peran
microbiome dalam kanker tergantung konteksnya. 

Bakteri berinteraksi dengan banyak inang dan faktor luar pada pasien kanker serta memengaruhi tumorigenesis lewat bermacam-macam mekanisme. 

Jadi,
microbiome usus bisa jadi lawan sekaligus kawan bagi kanker.

Kunjungi
Nusantics Blog untuk baca artikel menarik lainnya, yuk.

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang