• Home
  • Blog

share

Diet Microbiome, Metode Diet Terbaru yang Bisa Kamu Coba

27 May 2021

Diet Microbiome, Metode Diet Terbaru yang Bisa Kamu Coba

Dua cara yang dianggap paling efektif dalam usaha menurunkan berat badan adalah menjaga porsi makan dan berolahraga. Kalau kegiatan berolahraga bisa ditentukan melalui frekuensi dan latihan fisik per harinya, bagaimana cara menentukan porsi makan yang benar untuk menurunkan berat badan?

Banyak sekali jenis diet populer yang dianggap bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, perlu diketahui bahwa pola diet yang menyebabkan berat badan cepat turun juga berpotensi membuat berat badan cepat naik kembali.

Baru-baru ini, diet
microbiome tengah naik daun karena dianggap dapat mengaplikasikan teknik baru dalam usaha penurunan berat badan. Bagaimana pola diet yang ditawarkan diet microbiome? Apakah layak dicoba dan tidak menimbulkan efek samping?
 

Apa Itu Diet Microbiome?

diet microbiome


Perlu digaris bawahi bahwa microbiome dalam pembahasan ini mengacu pada kumpulan mikroorganisme yang terdapat di dalam usus. Mikroorganisme tersebut termasuk di dalamnya bakteri, jamur, virus, dan archaea. Memiliki microbiome yang beragam pada usus sangatlah bermanfaat bagi kesehatan.

Kendati demikian,
microbiome di usus bisa jadi kurang beragam dan akhirnya kurang bermanfaat bagi kesehatan karena berbagai alasan. Hal ini membuat Dr. Raphael Kellman, seorang dokter spesialis kesehatan usus mengembangkan pola diet spesifik yakni diet microbiome.

Dalam website resminya
Kellman Wellness Center, diet microbiome bertujuan untuk meningkatkan microbiome baik pada usus yang bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan. Berangkat dari gagasan tersebut, Kellman menyimpulkan bahwa konsumsi makanan yang tepat akan membantu menjaga microbiome baik pada usus.

Baca Juga: Bagaimana Diet Memengaruhi Keragaman Microbiome di Usus Kita?

Menjaga bakteri baik dan tidak tetap seimbang di dalam usus disebutkan dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan, mengurangi peradangan, mengurangi kecemasan, dan bahkan meningkatkan fungsi otak dan suasana hati.

Keseimbangan
microbiome usus yang sehat juga disebutkan dapat berkontribusi pada upaya menurunkan berat badan seperti menghilangkan keinginan untuk menyantap camilan, mengurangi lemak pada tubuh sekaligus juga meningkatkan metabolisme.
 

Makanan yang Dikonsumsi Selama Diet Microbiome

makanan yang dikonsumsi diet microbiome


Berdasarkan sumber jurnal nutrisi Harvard School of Public Health, memilih makanan yang benar selama menjalani diet microbiome mempengaruhi jenis mikroorganisme yang hidup di usus.

Makanan berserat yang mengandung prebiotik diklaim sangat baik untuk mempertahankan
microbiome baik di dalam tubuh. Meskipun sudah banyak suplemen yang mengandung serat probiotik namun kandungan ini bisa diambil dari makanan sehari-hari seperti:

  • Buah-buahan
  • Sayuran
  • Kacang-kacangan
  • Makanan olahan gandum
  • Makanan fermentasi seperti yogurt. tempe, kimchi dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pentingkah Sayur Saat Sedang Diet?

Namun, dikutip dari Journal of Translational Medicine, disebutkan bahwa asupan tinggi makanan berserat probiotik terutama jika dimasukkan secara tiba-tiba, dapat meningkatkan produksi gas yang membuat perut kembung.

Sehingga jika kamu memiliki sindrom iritasi usus besar, konsumsilah makanan tersebut dalam jumlah kecil terlebih dahulu untuk menilai batas toleransinya.


Fase Diet Microbiome

fase diet microbiome


Mengikuti diet microbiome sebenarnya tidak sulit karena tidak diharuskan untuk menahan rasa lapar. Terdapat tiga fase yang perlu diikuti dalam mengikuti diet jenis ini.


Fase 1: Menyiapkan Meal Plan


Fase pertama diet microbiome berlangsung selama 3 minggu yang terfokus pada:
  • Menjauhi makanan yang mengandung bakteri jahat, patogen dan racun
  • Memperbaiki lapisan usus
  • Menghilangkan asam lambung dan enzim pankreas
  • Reokulasi menggunakan microbiome baik pada usus

Selama fase ini, pelaku diet microbiome disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, produk susu kecuali mentega, telur, makanan kemasan, jus buah, kentang, jagung, dan gorengan.

Sebaliknya, pelaku diet microbiome diminta untuk mengonsumsi makanan seperti buah-buahan mentah seperti apel, jeruk, kiwi, alpukat, ikan, kacang-kacangan atau daging hewan pemakan rumput.


Fase 2: Usaha Meningkatkan Metabolisme


Fase kedua dirancang untuk berlangsung selama 28 hari dan diharapkan bisa menjaga microbiome yang hidup di usus semakin kuat. Hal ini membuat diet bisa sedikit lebih fleksibel.

Selama fase ini, makanan yang diduga dapat mengurangi microbiome baik pada fase pertama tetap dianjurkan namun tak lagi terlalu ketat.. Makanan yang mengandung produk susu, telur ayam kampung, biji-bijian bebas gluten, dan kacang-kacangan sudah bisa kamu konsumsi.

Pada tahap ini kamu disarankan untuk mengonsumsi sebagian besar buah dan sayuran seperti mangga, melon, persik, pir, dan ubi jalar.


Fase 3: Memelihara Microbiome dengan Baik


Fase terakhir ini disebutkan sebagai proses memelihara healthy microbiome di dalam usus. Dengan demikian, tujuan dari fase ini adalah mempertahankan penurunan berat badan dalam jangka waktu yang panjang.

Pada titik ini, usus diyakini hampir sembuh sepenuhnya. Jadi, meski makanan yang harus dihindari tetap sama seperti pada fase pertama, tingkat kepatuhannya hanya 70 persen.

Dengan kata lain, konsumsi makanan yang tidak disarankan masih bisa ditolerir sebanyak 30 persen. Namun, tetap disarankan untuk menghindari makanan olahan dan mengandung banyak gula buatan.


Keuntungan Diet Microbiome

keuntungan diet microbiome


Seperti yang diketahui, microbiome memiliki peran penting dalam menjaga imunitas dan mencegah hingga mengobati peradangan. Namun, secara garis besar, microbiome sehat dapat mengurangi risiko penyakit radang usus, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Jurnal yang dipublikasikan oleh Nature menampilkan temuan bahwa perubahan pola makanan dengan konsumsi makanan tertentu bisa memengaruhi keberagaman microbiome di dalam usus yang akhirnya membantu sistem pencernaan.

Sementara itu, karena kedekatan antara makanan yang mengandung probiotik dengan microbiome, beberapa manfaat penting yang bisa didapatkan dengan konsumsi makanan tersebut adalah terhindar dari risiko obesitas, gula darah tinggi, iritasi usus, dan penyakit saluran pencernaan lain.

Baca Juga: Apakah Probiotik Bantu Turunkan Berat Badan?

Jadi gimana, kamu tertarik untuk mencoba diet microbiome? Selain menjaga sistem pencernaan, microbiome juga terbukti sangat baik untuk kulit, lho. Untuk menjaga kulit tetap sehat, kamu bisa juga nih perawatan di Nusantics lewat Biome Facial Bar.

Perawatan facial di Nusantics berbeda dari yang lain, karena menggunakan hanya bahan-bahan alami yang tak hanya ampuh bagi kulitmu, tapi juga bersahabat dengan lingkungan. 

Kamu masih mau baca artikel menarik tentang info kesehatan, microbiome, dan imun tubuh? Temukan lebih banyak dan lengkap hanya di Nusantics Blog

Referensi:

Writer: Ria Theresia Situmorang

Editor: Serenata Kedang