• Home
  • Blog

share

Seberapa Rutin Kita Harus Mencuci dan Mengganti Sprei?

31 Aug 2021

Seberapa Rutin Kita Harus Mencuci dan Mengganti Sprei?

Tahukah kamu kalau sprei, sarung bantal, atau material kain lainnya di rumah bisa jadi sarang bakteri berkembang biak jika tidak diganti dan dicuci secara berkala?

Kamu pernah membayangkan kah, kalau sprei yang menjadi alas tidur kamu setiap malam diselimuti dengan berbagai bakteri berbahaya, akibat kamu malas menggantinya? 

Hal ini disebabkan dari kombinasi keringat, air liur, ketombe, sel-sel kulit mati dari kita yang tidur di atas kasur. Semua itu menjadi bahan makanan dan lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan kuman, bakteri, jamur, virus, dan serangga kecil.

 

Jenis Bakteri yang Menghuni Kasur dan Sprei Kamu

jenis bakteri di sprei


Dalam sebuah studi berjudul Fungal Contamination of Bedding, di 2015 terungkap bahwa bulu dan bantal sintetis berusia satu setengah hingga dua puluh tahun dapat mengandung antara 4 dan 17 spesies jamur yang berbeda.

Seiring waktu, bakteri di kasur kian bertambah dengan munculnya partikel-partikel halus dari kita, seperti yang sempat disinggung di atas. 

Selain itu Philip Tierno, ahli mikrobiologi dan ahli patologi di Fakultas Kedokteran Universitas New York berujar, “Manusia secara alami menghasilkan 26 galon (98,4 liter) keringat di tempat tidur setiap tahun. Pada kelembapan tinggi, ini merupakan "media kultur jamur yang ideal."

Kombinasi antara usia kasur, lalu berbagai partikel dari tubuh kita dan terlalu lamanya sprei tidak diganti, berpotensi memunculkan berbagai bakteri berikut ini, 
lho:
 

1. Staphylococcus Aureus


Salah satu jenis bakteri yang teridentifikasi adalah Staphylococcus Aureus, sifatnya cukup menular dan dapat menyebabkan infeksi kulit, radang paru-paru, dan memperburuk jerawat. Tidak hanya S. aureus ditemukan hidup di sarung bantal, penelitian juga menunjukkan ada beberapa strain resisten terhadap antibiotik.

Baca Juga: Benarkah Antibiotik Bisa Ikut Membunuh Bakteri Baik di Usus?
 

2. GNB (Gram Negative Bacteria)


Salah satu varian GNB adalah E. coli.. Dalam sebuah buku berjudul Gram Negative Bacteriadisebutkan bahwa GNB dapat menyebakan masalah kesehatan yang serius karena sangat resisten terhadap antibiotik dan dapat menyebabkan infeksi serius pada manusia, termasuk infeksi saluran kemih, pneumonia, diare, meningitis, dan sepsis jika masuk ke dalam tubuh. 

Beberapa jenis 
E. coli juga dapat sangat menular, dan dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, diare, dan pneumonia. Inilah sebabnya mengapa mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet penting untuk mencegah perpindahan bakteri ini ke bagian lain rumah kamu, misalnya sprei.

Frekuensi mencuci sprei, berikut dengan sarung bantal dan guling yang disarankan Philip Tierno, ahli mikrobiologi dan ahli patologi di Fakultas Kedokteran Universitas New York ialah seminggu sekali. 


Baca Juga: Doyan Makan Gorengan? Bisa Jadi Karena Microbiome Kamu, Lho!
 

Tips Menjaga Kasur dan Sprei Tetap Bersih

tips menjaga kasur tetap bersih


Untuk mencegah dan mengurangi berbagai bakteri patogen bersarang di kasur dan sprei, beberapa tips ini bisa kamu aplikasikan:
 

1. Menjemur atau mengangin-anginkan sprei dan kasur di bawah terik matahari


Hal ini juga berfungsi untuk melepas kelembapan yang terjebak di permukaan kasur saat kita tidur. Jika memungkinkan, keluarkan kasur kamu dan biarkan terpapar sinar matahari untuk beberapa jam.
 

2. Merapikan tempat tidur setiap pagi


Adakah di antara kamu yang meninggalkan tempat tidur dalam keadaan berantakan dan langsung berkegiatan? Yuk, ubah kebiasaan tersebut sekarang!

Tarik sprei di tiap sudutnya, supaya permukaannya rata dan rapi. Turunkan semua bantal, guling, selimut, dan benda lainnya di atas kasur. Lalu bersihkan sprei dengan sapu lidi yang bersih, dari benda-benda kecil yang tidak seharusnya ada. Matikan pendingin ruangan, buka jendela, dan biarkan sinar matahari masuk. 

 

3. Mencuci kasur minimal sebulan sekali


Jika kamu punya budget lebih, kini banyak jasa yang bisa dipanggil ke rumah untuk mencuci kasur dengan menggunakan vacuum cleaner khusus. 

Kamu akan bisa melihat tingkat kotornya kasur, dari hasil air cucian yang terdapat di alat tersebut. Biasanya pencucian akan diulangi beberapa kali sampai air berwarna bening. 

Hal ini untuk memastikan tidak ada sisa debu dan tungau yang tentunya akan mengganggu kesehatan dan waktu istirahat kita.


Baca Juga: Rumah Kamu juga Punya Microbiome, Seperti Apa Bentuknya?
 

4. Tidur dalam keadaan bersih


Sepulang dari luar rumah, sebaiknya segera mandi dan mengganti baju, terlebih di masa pandemi seperti sekarang. Selain itu, hindari tidur siang atau naik ke tempat tidur saat berkeringat, hapus riasan sebelum tidur, jangan biasakan makan atau minum di tempat tidur, dan jauhkan hewan peliharaan dari seprei juga akan sangat membantu. 

Nah, jika kamu merasa sudah melakukan semua langkah untuk menjaga sprei dan kasur tetap bersih, namun kamu masih ragu apakah udara di ruangan sudah bersih atau belum, kamu bisa coba layanan 
Nusantics Covid Air Scan.

Layanan terbaru dari Nusantics ini akan membantu kamu memonitor dan mendeteksi 
microbiome di udara dalam ruangan, termasuk mendeteksi keberadaan virus COVID-19. Hasil tesnya akan keluar dalam waktu 1-3 hari. Tertarik cari tahu lebih lanjut? Kunjungi situs webnya di sini.

Referensi:

Writer: Anita Desyanti

Editor: Serenata Kedang