• Home
  • Blog

share

Rumah Kamu juga Punya Microbiome, Seperti Apa Bentuknya?

28 Jul 2021

Rumah Kamu juga Punya Microbiome, Seperti Apa Bentuknya?

Here’s a fun fact... Rumah kamu ternyata punya microbiome (sekumpulan mikroorganisme, terdiri dari jamur, bakteri, virus, dan archaea)! Tak lain dan tak bukan, ialah debu. Yup, still can’t believe it?

Seorang pakar kesehatan lingkungan dari 
Ohio State University, Karen Dannemiller, mengatakan, “Debu di dalam ruangan adalah campuran rumit dari bahan anorganik dan organik.” Yang berarti, debu merupakan campuran tanah, sel kulit manusia, tungau debu yang memakan sel tersebut, jamur dan bakteri, remah makanan, dan serat. 

Bergantung pada konsentrasi masing-masing bahan, jadi ukuran debu pun akan berbeda-beda. Mulai dari butiran halus yang menempel di rak TV kamu hingga debu besar berserat yang kerap menggantung di sudut-sudut ruangan. 

Nah, elemen-elemen ini merupakan bagian dari "
microbiome dalam ruangan" rumah kamu — setara dengan microbiome domestik di usus. Dan seperti microbiome usus, lingkungan dalam ruangan dapat berdampak pada kesehatan kamu.

Baca Juga: Seperti Apa Microbiome dalam Air yang Kita Minum?
 

Pengaruh Microbiome Debu pada Kesehatan Seseorang

pengaruh microbiome debu pada kesehatan


Umumnya, microbiome debu dapat menjadi pemicu penyakit seputar pernapasan, seperti asma misalnya alergi terhadap tungau debu, anjing, kucing dan kecoa.  

Mikroba, seperti jamur dan bakteri, juga bisa mengiritasi—tetapi hanya ketika mereka tumbuh. Untungnya, pertumbuhan mereka terbatas pada kelembapan, kata Dannemiller. 

Namun, Dannemiller mengingatkan, kita bisa mengendalikan debu dengan menjaga kelembapan rumah. Batas maksimal yang disarankan oleh 
United States Environmental Protection Agency adalah 30-50%. Di angka tersebut mikroba seharusnya tidak berkembang biak di luar kendali.

Namun sayangnya, dalam sebuah jurnal yang berjudul 
House Dust Microbiome and Human Health Risks, disebutkan sebagian orang kurang menyadari efek paparan microbiome dalam ruangan terhadap kesehatan. 

Di dalam rumah, elemen-elemen yang memengaruhi pertumbuhan 
microbiome adalah: ventilasi, kelembapan dan bahan bangunan, si penghuninya sendiri yaitu manusia, dan hewan peliharaan membentuk komunitas mikroba dalam ruangan.

Baca Juga: Benarkah Hewan Peliharaan Bisa Membuat Microbiome Lebih Beragam?

Diperkirakan bahwa hingga 500-1000 spesies berbeda dapat hadir dalam debu rumah. Debu rumah adalah sumber utama dan reservoir microbiome dalam ruangan, yang memengaruhi microbiome manusia dan menentukan kesehatan dan penyakit. 

Tapi jangan keburu panik dulu dengan adanya “makhluk lain” ini di rumah kamu. Karena  faktanya, keterangan dari ahli mikrobiologi Universitas Northwestern, Erica Hartman mengatakan, “Secara umum, 
microbiome di rumah bukanlah hal berbahaya, karena pada dasarnya microbiome ada di mana-mana.”
 

Cara Menjaga Kesehatan Udara di Rumah

cara menjaga kesehatan udara


Tidak semua jenis microbiome dapat membuat seseorang sakit, karena manusia sendiri pun butuh microbiome baik dan jahat dalam jumlah seimbang untuk bisa punya kesehatan yang optimal.

Cukup kendalikan kelembapan rumah, rutin membersihkan atau mengganti filter pada sistem ventilasi atau pendingin ruangan yang kamu gunakan. Selain itu, secara berkala menyedot debu di karpet kamu dan material rumah lainnya yang berpotensi sebagai sarang debu. 

Cara lainnya kamu bisa menggunakan HEPA filter (
High Efficiency Particulate Air). Filter yang dipercaya mampu menyaring hingga 99,97 persen debu, serbuk, jamur, bakteri, dan partikel udara berukuran 0,3 mikron. Manfaatnya untuk menyaring udara dan membersihkan permukaan bahan atau barang tertentu dari debu dan berbagai partikel yang memicu alergi. 

Baca Juga: Benarkah Pepohonan di Sekitar Kita Membuat Kita Tetap Sehat?

Nah, sekarang kamu sudah tahu, kan, bentuk microbiome di dalam rumah kamu - dan bagaimana cara mengendalikannya?. Jangan lupakan juga sejumlah microbiome yang ada di tubuh juga butuh dipelihara dengan baik. 

Sebagai pengingat, 
microbiome merangsang sistem kekebalan tubuh, memecah senyawa makanan yang berpotensi beracun, dan mensintesis vitamin dan asam amino tertentu, termasuk vitamin B dan vitamin K. Misalnya, enzim kunci yang diperlukan untuk membentuk vitamin B12 hanya ditemukan pada bakteri, bukan pada tumbuhan dan hewan.

Saat ini, Nusantics juga memiliki layanan terbaru, yakni Covid Air Testing, yang merupakan layanan diagnostik pertama di Indonesia, mampu mendeteksi dan memonitor keberadaan 
microbiome di udara dalam ruangan, termasuk keberadaan virus Covid-19. Ingin tahu lebih lanjut tentang layanan ini? Cek di sini.

Dan masih banyak lagi cara untuk memelihara 
microbiome mendukung kesehatan fisik dan mental seseorang. Kamu bisa mendapatkan informasinya, yang dikemas dalam bentuk artikel yang mudah dipahami di Nusantics Blog atau mampir ke laman Microbiome Story.

Referensi:

Writer: Anita Desyanti

Editor: Serenata Kedang