Blog
Kamu yang Pakai Lensa Kontak, Bisa Jadi Punya Microbiome Mata yang Berbeda, Lho!
May 14, 2024 by Agnes Octaviani
Share
Lensa kontak merupakan pilihan yang paling populer sebagai alternatif kacamata untuk mereka yang punya kondisi gangguan penglihatan, terutama penderita rabun jauh atau rabun dekat. Lensa kontak sering dipilih karena praktis dan lebih mendukung gaya hidup yang aktif.
Selain sebagai alat bantu koreksi penglihatan, lensa kontak juga berfungsi sebagai kosmetik yang mempercantik penampilan mata. Lensa kontak disukai karena mampu membuat mata lebih besar, memberikan warna berbeda pada iris, harganya pun terjangkau.
Ratusan juta orang di seluruh dunia menggunakan lensa kontak sehari-hari. Namun seiring kepopulerannya, muncul berbagai masalah komplikasi yang sebagiannya mengancam fungsi mata.
Pengguna perlu menyadari bahwa lensa kontak adalah benda asing yang berpotensi membawa patogen dan menginfeksi mata.
Baca Juga: Tahukah Kamu, Ternyata Mata Juga Punya Microbiome, Lho!
Walaupun jumlahnya sangat sedikit, permukaan mata kamu ternyata juga menjadi rumah bagi microbiome, lho. Menariknya, mata kamu secara alami memiliki pertahanan anti-mikroba.
Ketika berkedip, microbiome dan partikel kecil akan tersapu ke bagian bawah mata. Selain itu, air mata manusia mengandung enzim alami yang meluluhkan dinding sel microbiome dan menekan reproduksi mereka sehingga jumlahnya terkendali.
Kondisi permukaan mata seperti ini membuat microbiome mata menjadi tidak terlalu beranekaragam, sehingga adanya perubahan kondisi lingkungan di mata dapat memicu ketidakseimbangan microbiome.
Sedangkan seperti bagian tubuh lainnya, ketidakseimbangan microbiome dapat memicu masalah kesehatan, misalnya infeksi dan inflamasi.
Untuk memetakan microbiome mata ini, penelitian dilakukan dengan mengambil sampel usap (swab) dari mata dan kelopak mata 11 orang yang tidak menggunakan lensa kontak dan 9 orang yang menggunakan lensa kontak.
Baca Juga: Adakah Microbiome di Otak?
Para pengguna lensa kontak ditemukan memiliki tiga kali lipat proporsi Methylobacterium, Lactobacillus, Acinetobacter, dan Pseudomona.
Kelompok microbiome ini juga dapat ditemukan sebagai bagian dari microbiome kulit, jadi ada kemungkinan mereka hidup di mata melalui kontak dengan jari ketika pengguna memasang lensa kontak.
Walaupun tiga di antaranya secara umum tidak berbahaya, namun bakteri Pseudomona dapat masuk ke dalam kornea yang tergores dan memicu infeksi, mata merah, nyeri, dan pandangan buram. Infeksi yang tidak ditindaklanjuti, dapat menyebabkan kebutaan.
Para pengguna lensa kontak jauh lebih mudah kedatangan tamu microbiome yang tidak diinginkan. Kemudahan yang ditawarkan oleh alat bantu penglihatan ini ternyata membuat microbiome yang ada di mata menjadi lebih beranekaragam dibandingkan dengan mereka yang tidak memakai lensa kontak.
Baca Juga: Apa Itu Oral Microbiome dan Seberapa Pentingnya bagi Kesehatan?
Perbedaan keanekaragaman microbiome ini kemungkinan dapat membantu menjelaskan mengapa pengguna lensa kontak lebih mungkin tujuh kali lipat mengalami infeksi mata dibandingkan non-pengguna.
Para peneliti mengidentifikasi sekitar 10.000 jenis bakteri yang terdapat dalam sampel. Mengenali komunitas microbiome di mata secara lebih pasti dapat membantu pengobatan dengan antibiotik yang spesifik terhadap patogen yang menyebabkan infeksi, sehingga tidak mengganggu keanekaragaman komunitas microbiome yang tidak berbahaya.
Dari hasil penelitian kultur microbiome permukaan lensa kontak, ditemukan adanya hubungan antara karakteristik kebiasaan pengguna dengan microbiome yang hadir di sana. Kontaminasi lingkungan merupakan sumber utama datangnya microbiome asing yang terdapat di lensa kontak.
Jika kamu adalah pengguna lensa kontak, utamakan kebersihan agar terhindar dari infeksi.
Selalu cuci tangan sebelum menyentuh area mata dan lensa, gunakan cairan khusus lensa kontak (saline) untuk membilas dan menyimpan, serta ganti kotak penyimpan lensa setiap tiga bulan sekali.
Pilih juga lensa kontak yang berkualitas, sehingga tidak membahayakan mata kamu. Sesuaikan juga ukuran lensa mata dengan kebutuhan.
Dunia mikroskopik di sekitar kita memang menarik dan mungkin saja menyimpan berbagai jawaban atas masalah-masalah yang sedang berlangsung.
Misalnya saja bagaimana keseimbangan microbiome kulit adalah kunci kulit sehat dan glowing. Selain merawat microbiome melalui apa yang dikonsumsi sehari-hari, kamu juga dapat menggunakan produk-produk perawatan yang ramah microbiome.
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat atas produk-produk yang ramah microbiome, kamu bisa mengunjungi Nusantics Biome Beauty. Tak hanya ramah microbiome, tetapi juga ramah lingkungan dan pastinya cruelty free!
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy