• Home
  • Blog

share

Adakah Kaitan antara Microbiome Usus dan Kolesterol Kamu?

31 Mar 2021

Adakah Kaitan antara Microbiome Usus dan Kolesterol Kamu?

Tahukah kamu, di usus manusia tinggal triliunan mikroba yang terdiri dari bakteri, virus, jamur, archaea, dan lain-lain? Sebagian besar terdiri dari bakteri, kumpulan mikroba ini biasa juga disebut sebagai microbiome usus. Microbiome usus berperan cukup besar dalam menjaga kesehatan tubuhmu, lho.

Microbiome usus membantu mengontrol jumlah energi yang dihasilkan dari makanan yang kamu makan dan berkontribusi dalam memengaruhi berat badanmu. Selain itu, microbiome usus juga berperan dalam mengontrol gula darah, kesehatan otak, kesehatan jantung, tekanan darah, kesehatan kulit, dan sistem kekebalan tubuh.

Nah, salah satu ancaman kesehatan yang sangat umum terjadi adalah kadar kolesterol yang tinggi dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Bagaimana 
microbiome usus menjaga kesehatan jantung dari kolesterol?
 

Mengenal Kolesterol

mengenal kolesterol


Sebelum membahas kaitan microbiome dan kolesterol lebih jauh, yuk pahami secara singkat apa sebetulnya kolesterol ini dan bagaimana kolesterol berpengaruh ke tubuh.

Dilansir dari laman 
American Heart Association, kolesterol adalah semacam zat seperti lilin yang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel-sel, serta membentuk vitamin dan hormon. Kolesterol datang dari dua sumber, yaitu produksi dari liver dan makanan (hewani) yang kamu konsumsi, misalnya daging-dagingan dan produk susu.

Kolesterol dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu LDL (
low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein). Umumnya, LDL disebut sebagai kolesterol jahat dan HDL sebagai kolesterol baik yang membawa manfaat untuk kesehatan. Ketika jumlah LDL lebih melebihi HDL, hal inilah yang akan menyebabkan kolesterol menumpuk di saluran arteri yang memutari jantung dan otak.

Baca Juga: 
10 Alasan Kamu Wajib Konsumsi Sayur dan Buah

LDL memiliki sifat yang dapat mengikat atau menempel pada zat lain dalam pembuluh arteri, membentuk zat yang kental dan dapat mengeras dari waktu ke waktu. Akibatnya, pembuluh arteri menyempit dan berkurang fleksibilitasnya (atherosclerosis). Ketika gumpalan darah terbentuk dan menyumbat salah satu arteri yang telah menyempit, inilah yang memicu serangan jantung dan stroke.

Sedangkan salah satu fungsi HDL adalah membawa LDL dari arteri kembali ke liver untuk dipecah dan dibuang. Namun, HDL hanya mampu membawa sepertiga atau seperempat dari jumlah LDL yang ada, sehingga untuk membersihkan lebih banyak LDL, jumlah HDL dalam darah harus lebih tinggi.

 

Microbiome dan Kolesterol

microbiome dan kolesterol


Salah satu cara microbiome menjaga kesehatan jantung adalah dengan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah dengan beberapa cara.

Microbiome dapat mengikat kolesterol di usus untuk menghentikan penyerapan lebih lanjut ke dalam aliran darah. Microbiome juga mendorong produksi asam empedu tertentu yang membantu memetabolisme lemak dan kolesterol.

Probiotik tertentu juga dapat memproduksi 
short-chain fatty acids (SCFA), zat yang membantu mencegah kolesterol berlebih diproduksi oleh liver.

Baca Juga: 
Wajib Tahu! Inilah Hubungan Probiotik dan Perasaan Bahagia

Penelitian terbaru yang telah dipublikasi Cell Host & Microbes menemukan sekelompok microbiome usus yang dapat memetabolisme jumlah kolesterol yang cukup untuk berpotensi memengaruhi metabolisme seseorang secara keseluruhan.

Penemuan ini tentunya semakin memperkuat bukti keterkaitan 
microbiome usus dengan pengendalian jumlah kolesterol dalam tubuh. Kelompok microbiome yang spesifik ini diduga menjadi jawaban mengapa beberapa orang dapat mengonsumsi kolesterol lebih banyak dalam dietnya, namun berdampak minimal terhadap kadar kolesterol dalam darahnya.

Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa meningkatkan populasi 
microbiome ini melalui diet, probiotik, atau terapi lainnya, dapat menjadi cara efektif untuk menurunkan kolesterol di kemudian hari.

Kelompok 
microbiome yang diberi nama Intestinal Stool Metabolism A (IsmA) ini masih dikembangkan di laboratorium, namun data menunjukkan genetik IsmA dapat ditemukan dalam jumlah kecil pada microbiome usus.
 

Menjaga Kesehatan Microbiome Usus dan Kolesterol

kesehatan microbiome usus dan kolesterol


Komposisi microbiome dan kesehatan tubuhmu secara keseluruhan sangat bergantung pada gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Maka, tidak heran kalau menjaga pola makan sehat dan berolahraga teratur adalah langkah yang tidak pernah salah dilakukan untuk menjaga organ-organ tubuh tetap bugar dan jauh dari penyakit.

Selain itu, kurangi atau hindari konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh dan lemak trans, sebab dapat memicu liver memproduksi kolesterol lebih banyak. Bagi sebagian orang, proses ini dapat membuat level kolesterol mereka dari normal naik menjadi tidak sehat.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, meningkatkan level kolesterol baik atau HDL adalah salah satu cara menurunkan kadar kolesterol jahat. Dikutip dari situs web 
Healthline, kamu dapat mengonsumsi makanan yang mengandung banyak HDL, misalnya:

  • Minyak zaitun
  • Makanan berwarna ungu (terong, blueberry, kubis merah, dan sebagainya)
  • Ikan berlemak (salmon, ikan kembung, ikan teri)
  • Alpukat
  • Kacang-kacangan

Selain itu, mengacu pada hasil penelitian sebelumnya, meningkatkan keberagaman komposisi microbiome usus juga berdampak baik pada kesehatan. Kamu bisa meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi serat seperti sayur dan buah serta mengonsumsi makanan prebiotik dan probiotik. 

Baca Juga: 5 Probiotik Alami untuk Kamu yang Alergi Kulit dan Makanan

Masih bingung dengan makanan prebiotik dan probiotik? Kamu bisa baca lebih lanjut di sini, ya.

Well, ternyata microbiome usus berperan juga ya terhadap tinggi rendahnya kadar kolesterol kamu. Yuk, mulai sekarang terapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, konsumsi prebiotik dan probiotik, serta terus update pengetahuan kamu tentang microbiome di Nusantics Blog!

For humans know nothing. 
 

Referensi:

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang