logo-dark
logo-dark

Beranda

Blog

Kenali Gen PirA dan PirB pada Bakteri Vibrio di Tambak Udang

Blog

Kenali Gen PirA dan PirB pada Bakteri Vibrio di Tambak Udang

December 19, 2024 by Revfvi Al Ghaney Rizal

Share

blog-image

Tambak udang di Indonesia sering mengalami kendala terutama dari sisi penyakit, Acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) merupakan salah satu contoh penyakit udang vaname yang sering menyerang. Penyakit ini juga dikenal dengan nama Early Mortality Syndrome (EMS) yang menjadi ancaman para pembudidaya karena dapat meningkatkan kematian tinggi dalam waktu singkat. 

Penyakit AHPND disebabkan oleh 
bakteri vibrio dengan jenis Vibrio parahaemolyticus, yang membawa gen toksi Pva1-specific atau yang lebih dikenal dengan pirA dan pirB. Pada dasarnya semua jenis bakteri vibrio mempunyai gen pembawa pirA dan pirB dengan karakteristik yang dapat menyerang hepatopankreas udang. 

Baca Juga: Lumpur Dasar Tambak, Sumber Penyakit AHPND di Tambak Udang


Kenapa Gen Pir A dan Pir B Terdapat pada Bakteri Vibrio?

Toksin yang terkandung dalam plasmid Vibrio parahaemolyticus berupa pirA dan pirB merupakan faktor utama terjadinya kerusakan jaringan hepatopankreas hingga bisa menyebabkan kematian masal. PirA dan pirB merupakan gen yang berada pada plasmid tertentu pada bakteri Vibrio parahaemolyticus yang berperan terhadap penyakit udang AHPND

Gambar a menunjukkan jaringan hepatopancreas sehat, sedangkan gambar b adalah jaringan hepatopancreas yang mengalami nekrosis dan pengepupasan akibat terinfeksi AHPND.

 

Gen pirA dan pirB berasal dari plasmid virulensi yang dapat ditransfer antar bakteri. Secara alami bakteri Vibrio parahaemolyticus hidup di lingkungan air dengan salinitas tinggi dan memiliki kemampuan fleksibel dalam mengadaptasi plasmid virulensi seperti pirA dan pirB. PirA pada vibrio berikatan dengan ligan spesifik pada membrane sel dan reseptor, sedangkan toksin pirB terdiri dari domain terminal N (PirBN) dan domain terminal C (PirBC) yang mampu berikatan dengan jaringan epitel hepatopankreatik dan menginisiasi terjadinya kematian sel pada inang melalui pembentukan pori.

PirA dan Pir B akan berkombinasi dan menyebabkan efek toksik yang tinggi. PirA dan PirB berada dalam plasmid bakteri vibrio sebagai alat untuk bertahan hidup, karena pada dasarnya vibrio tinggal di lingkungan laut yang kompetitif. Proses bertahan hidup yang dilakukan oleh vibrio dilakukan dengan mengambil makanan dari sel-sel yang telah dirusak serta membunuh pesaing yang ada disekitarnya.

 

Baca Juga: Mengatasi Racun PirA dan PirB Penyabab Penyakit Udang AHPND
 

Mengatasi Infeksi Vibrio yang Mengandung PirA dan PirB di Tambak Udang

Infeksi bakteri Vibrio parahaemolyticus yang menyerang udang vaname menyebabkan nafsu makan udang menurun, anoreksia, pertumbuhan lambat, bintik hitam pada hepatopancreas hingga kematian mencapai 100%. Munculnya penyakit udang AHPND dalam kegiatan budidaya memberikan dampak yang cukup signifikan dari segi ekonomi, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi penyakit udang ini. Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi AHPND adalah melakukan minimalisir jumlah vibrio dalam perairan budidaya melalui beberapa hal:
 

  1. Melakukan pembersihan dasar kolam
  2. Melakukan pergantian air secara rutin
  3. Melakukan desinfeksi apabila terjadi kenaikkan nilai vibrio dalam perairan
  4. Rutin dalam mengaplikasikan probiotik
  5. Rutin cek kesehatan udang 


Cek Kesehatan Udang dengan ShrimptProtect

Atasi ancaman penyakit udang dengan rutin cek kesehatan udang dengan ShrimpProtect dari Nusantics. ShrimptProtect mampu mendeteksi gen pirA dan pirB penyebab penyakit AHPND dalam waktu kurang dari 35 menit. Hasil deteksi yang cepat, akurat serta dapat diandalkan pada berbagai jenis sampel untuk cek kesehatan udang anda.

Dengan deteksi dini yang efektif, Anda dapat mengambil langkah preventif lebih cepat untuk menjaga kesehatan udang dan meningkatkan produktivitas tambak Anda.

Jangan tunggu hingga terlambat, optimalkan tambak Anda sekarang!

Hubungi kami di 0882-1877-4777 untuk informasi lebih lanjut

 




Referensi

  1. Dinan J. 2014. Shrimp disease causes global shortage, Drives up prices. Shrimp Disease Causes Global Shortage, Drives Up Prices | The Weather Channel
  2. Sirikharin R, Taengchaiyaphum S, Sanguanrut P, Chi T, Mavichak R, Proespraiwong P, Nuangsaeng B, Thitamadee S, Flegel T W, Sritunyalucksana.2015. Characterization and PCR detection of binary, Pir like toxins from Vibrio parahaemolyticus isolates that cause acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) in shrimp. PLoS One. 10(5): 1-12.
  3. Tran L, Nunan L, Redman R M, Mohney L L, Pantoja C R, Fitzsimmons K, Lightner D V. 2013. Determination of the infectious nature of the agent of acute hepatopancreatic necrosis syndrome affecting penaeid shrimp. Dis Aquat Org. 105:45-55.
  4. Schofield P J, Noble B L, Caro L F A, Mai H N, Padilla T J, Millabas J, Dhar A K. 2020. Pathogenicity of Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) on the freshwater prawn, Macrobrachium rosenbergii, and pacific white shrimp Penaeus vannamei at various salinities. Aquaculture Research. 1-10.
  5. Wangman P, Longyant S, Taengchaiyaphum S, Senapin S, Sithigorngul P, Chaivisuthangkura P. 2018. Pir A & Pir B discovered in archived shrimp pathogenic Vibrio campbelli isolated long before EMS/AHPND outbreaks. Aquaculture. 1-28

logo-dark
logo-dark

The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia

Temui Kami

Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.

i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210

Contact Us

hello@nusantics.com

+62 (21) 509 194 30

Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi

logo-dark
logo-dark

© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi