logo-dark
logo-dark

Beranda

Blog

Lumpur Dasar Tambak, Sumber Penyakit AHPND di Tambak Udang

Blog

Lumpur Dasar Tambak, Sumber Penyakit AHPND di Tambak Udang

December 17, 2024 by Revfvi Al Ghaney Rizal

Share

blog-image

Tambak udang vaname merupakan sektor yang sangat menjanjikan di Indonesia. Namun, berbagai tantangan, termasuk serangan penyakit udang dapat mengancam keberhasilan. Salah satu penyakit di tambak udang vaname yang cukup banyak terjadi yaitu Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang dapat menyebabkan kerugian besar jika tidak segera ditangani.

Penyakit AHPND merupakan penyakit kronis udang yang menyerang organ penting hepatopankreas dan menyebabkan kematian tinggi kurang dari 30 hari (EMS). Warna udang menjadi pucat dan saluran pencernaan menjadi kosong. Jika dilihat lebih teliti, hepatopankreas udang terlihat berwarna pucat dan mengecil dibanding ukuran normal.


Baca juga: Kenali AHPND, Musuh Bebuyutan Para Petambak Udang
 

Penyebab Penyakit AHPND

Penyakit AHPND biasanya muncul akibat kombinasi faktor patogen dan lingkungan. Lingkungan tambak udang yang tidak terkelola dengan baik, seperti air berkualitas buruk, penumpukan bahan organik, dan perubahan suhu ekstrem, dapat memicu perkembangan bakteri Vibrio parahaemolyticus yang menjadi penyebab utama penyakit udang ini. Selain itu, penerapan budidaya udang dengan biosecurity yang kurang baik juga menjadi penyebab utama penyebaran penyakit ini.


Baca juga : Early Mortality Syndrome (EMS): Ancaman Serius Budidaya Udang


Lumpur Tambak Sebagai Sumber Patogen

Dasar tambak udang vaname sering menjadi tempat penumpukan bahan organik, sisa pakan, dan kotoran lainnya. Penumpukan di dasar tambak dapat menghasilkan gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida yang berbahaya bagi udang. Penumpukan ini juga menciptakan kondisi anaerob (kurang oksigen) yang ideal untuk pertumbuhan bakteri patogen seperti Vibrio parahaemolyticus yang dapat menghasilkan senyawa toksik. Jika lumpur di tambak sudah terkontaminasi, kemungkinan besar patogen akan menyebar melalui air serta menyebabkan penyakit udang.

Pada beberapa kasus menyebutkan lumpur sedimen di dasar tambak udang, baik di inlet atau kolam bisa menjadi
sumber infeksi AHPND di luar udang. Adapun persentasenya pada lumpur sebesar 39%, pada udang yang hampir mati sebanyak 36%, lumpur inlet 21%, dan sisanya 4% pada krustasea liar.
 

Langkah-langkah jika lumpur di tambak udang terdeteksi AHPND

Jika lumpur di dasar tambak terdeteksi mengandung patogen penyebab AHPND saat budidaya sedang berlangsung, tindakan cepat dan strategis diperlukan untuk mengurangi dampak dari kontimainasi tersebut. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
 

1. Siphon 

Lumpur merupakan akumulasi materi organik yang mengendap di dasar tambak udang. Siphon dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah lumpur yang ada di dasar. Lakukan siphon dengan menggunakan pompa atau memanfaatkan gaya gravitasi.
 

2. Pergantian Air

Pergantian air dilakukan secara perlahan guna menjaga kualitas air tetap baik. Lakukan shiponing  Tambahkan juga aerasi tambahan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut, terutama di dasar tambak.
 

3. Aplikasi Probiotik

Gunakan probiotik untuk memperbaiki kondisi dasar tambak dan menekan populasi bakteri patogen seperti Vibrio parahaemolyticus penyebab AHPND.
 

4. Monitoring Intensif

Lakukan cek tambak rutin dan deteksi terhadap kondisi udang dari penyakit, termasuk gejala klinis penyakit udang AHPND seperti perubahan warna hepatopankreas, perilaku udang dan mortalitas mendadak.
 

Monitoring Intensif dengan ShrimProtect, Cepat dan Akurat!

Pastikan kesehatan tambak Anda dengan ShrimProtect qPCR Kit! Cek tambak dan deteksi dini penyakit udang hanya dalam 35 menit tanpa ribet. Waktu persiapan singkat, risiko kontaminasi rendah, dan hasil super cepat. Jangan tunggu terlambat, lindungi budidaya Anda sekarang!

 




Referensi

  1. Ahmed J, Khan MH, Unnikrishnam S, Ramalingam K. 2022. Acute Hepatopancreases Necrosis Disease (AHPND) as Challenging Threat in Shrimp. Biointerface Research in Applied Chemistry.12(1):978-991

  2. Josji J, Srisala J, Truong VH, Chen, Nuangsaeng B, Suthienkul O, Lo CF, Flegel TW, Sritunyalucksana K, Thitamadee S. 2014. Variation in Vibrio parahaemolyticus isolates from a single Thai shrimp farm experiencing an outbreak of acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND). Aquaculture. 428-429

  3. https://app.jala.tech/diseases/acute-hepatopancreatic-necrosis-disease

  4. http://trobosaqua.com/detail-berita/2020/10/15/13/13537/ahpnd-kenali-penyebabnya-cegah-penularannya

  5. Pengaplikasian Biosecurity yang Tepat untuk Tambak Udang - DELOS Aqua


logo-dark
logo-dark

The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia

Temui Kami

Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.

i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210

Contact Us

hello@nusantics.com

+62 (21) 509 194 30

Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi

logo-dark
logo-dark

© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi