• Home
  • Blog

share

Benarkah Jumlah Microbiome di Tubuh Kita Lebih Banyak Dibanding Sel?

18 Jul 2022

Benarkah Jumlah Microbiome di Tubuh Kita Lebih Banyak Dibanding Sel?

Melansir BBC News, Direktur Departemen Ilmu Mikrobioma di Max Planck Institute Prof. Ruth Ley mengatakan bahwa tubuh manusia tidak sepenuhnya “manusia”. 

Pasalnya, sel tubuh manusia hanya berjumlah sekitar 43% dari total keseluruhannya. Bukan air, otot, maupun organ vital lainnya, sebagian besar tubuh manusia terdiri dari microbiome yang berperan penting bagi kesehatan. 

Ley juga menjelaskan bahwa seberapa sering manusia membersihkan tubuhnya, microbiome akan tetap ada dan “menghuni” permukaan kulit dan juga organ dalam manusia. Lebih lanjut lagi, Prof. Sarkis Mazmanian dari Caltech beropini bahwa yang membuat manusia “manusia” adalah kombinasi dari DNA manusia itu sendiri, dan juga DNA dari mikrobioma yang ada dalam usus manusia.

Microbiome sendiri terdiri dari berbagai macam virus, bakteri, dan juga jamur yang bermanfaat bagi tubuh manusia dan juga berpotensi untuk menyebabkan penyakit apabila tidak terjaga keseimbangannya, dikutip dari jurnal kesehatan Harvard

Selain itu, microbiome yang dimiliki satu orang dengan yang lainnya tidaklah sama karena keberagamannya akan sangat bergantung pada makanan, gaya hidup, microbiome di lingkungan sekitar, dan juga faktor eksternal lainnya.

Baca Juga: Apa Itu Microbiome Kulit?

Jumlah Sel vs Jumlah Microbiome

jumlah sel vs jumlah microbiome

Beberapa peneliti seperti Ron Milo dan Ron Sender dari Weizmann Institute of Science di Rehovot, Israel, serta Shai Fuchs yang diwawancarai oleh Nature di Rumah Sakit Anak Toronto, Canada, mengatakan bahwa jumlah sel seorang pria (umur 20-30, berat badan 70 kg, dan tinggi badan 170 cm) yang menjadi referensi mereka mencapai 30 triliun, sedangkan jumlah microbiome-nya sekitar 39 triliun banyaknya.

Meskipun jumlah microbiome sangat banyak, manusia kerap kali tidak menyadari keberadaan mereka karena jumlahnya yang sangat kecil dan hanya memiliki berat 1-3% dari massa tubuh manusia dengan peran yang amat vital bagi kelangsungan hidup inangnya, dilansir dari jurnal National Institutes of Health

Bahkan, Prof. Rob Knight dari University of California San Diego dalam artikel berjudul More Than Half Your Body is not Human karya James Gallagher memberikan pernyataan bahwa satu sendok teh kecil mampu menampung data microbiome jauh lebih banyak daripada DVD. 

Wah, jika dibayangkan, tubuh manusia sudah seperti satu “negara” microbiome yang berjalan, ya!

Baca Juga: Microbiome dan Microbiota, Serupa Tapi Tak Sama

Microbiome Harus Terjaga Keseimbangannya

keseimbangan microbiome

Microbiome sudah berada di sekitar manusia sejak lahir ke dunia. Seiring berjalannya waktu, manusia yang perlahan dewasa akan memiliki microbiome yang bervariasi dan tetap harus dijaga keberagaman dan keseimbangannya. 

Dalam buku berjudul Gut Microbiome yang ditulis oleh Profesor Mikrobiologi Universitas College Cork Irlandia Dr. Colin Hill, variasi microbiome dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal berikut ini:

  • Faktor genetika dari orang tua
  • Umur
  • Konsumsi ASI atau susu formula saat bayi
  • Konsumsi obat-obatan
  • Diet kesehatan
  • Lingkungan hidup/ tempat tinggal
  • Metode kelahiran
  • Tingkat obesitas
  • Rutinitas olahraga/ aktivitas fisik

Dr. Hill juga menyebutkan bahwa microbiome memengaruhi hampir seluruh kinerja tubuhmu. Mulai dari fungsi otak, pencernaan, metabolisme, sistem imun, dan juga fungsi organ-organ lain yang ada di dalam tubuh manusia. 

Itulah mengapa sangat penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan mikrobiota dengan mengikuti saran dari Canadian Digestive Health Foundation dalam artikel 10 Ways to Strengthen Your Microbiome:

  • Perbanyak konsumsi sayuran, khususnya sayuran kaya serat yang menjadi makanan mikrobiota dalam usus seperti bayam, brokoli, bawang, lobak, dan sebagainya.
  • Kurangi konsumsi makanan instan dan juga yang mengandung banyak gula, karena gula sangat mudah dicerna tubuh sehingga microbiome berpotensi “kelaparan” dan tidak mendapatkan nutrisi. Sebaiknya, ganti asupan gula dengan madu, cokelat hitam, beri, apel, pisang, tepung kelapa, mangga, dsb yang baik untuk mikrobiota usus.
  • Mengonsumsi produk probiotik yang baik untuk kesehatan mikrobiota usus.
  • Jangan terlalu banyak mengonsumsi antibiotik. Karena seperti namanya, antibiotik bisa membunuh mikrobiota, baik yang menguntungkan dan merugikan manusia.
  • Makanan yang kaya akan prebiotik adalah makanan yang baik untuk microbiome kita. Dapatkan asupan prebiotik tersebut dari biji-bijian, apel, kacang-kacangan, bawang, lobak, ekstrak cokelat, asparagus, pisang, dsb.
  • Mikrobiota usus menyukai makanan fermentasi, yang artinya makanan tersebut baik bagi kesehatan microbiome. Contoh dari makanan fermentasi yang dimaksud adalah yogurt, kimchi, kombucha, dan acar.
  • Usahakan untuk membatasi konsumsi daging merah, seperti daging sapi, kambing, domba, dsb karena dewasa ini, peternak memberikan antibiotik kepada hewan ternak mereka. 
  • Jagalah pola tidur yang baik dan hindari begadang. Durasi tidur yang baik adalah sekitar 8 jam lamanya.
  • Jangan lupa untuk berolahraga!  Karena olahraga adalah salah satu cara untuk melepaskan stress dan terbukti bisa meningkatkan keberagaman mikrobiota dalam tubuh manusia. Bahkan, berjalan santai selama 30 menit setiap harinya sudah cukup untuk menjaga kesehatan microbiome usus kita.
  • Hindari stress, karena kesehatan mental sangat memengaruhi kesehatan mikrobiota juga.

Baca Juga: Mengapa Microbiome Kamu dan Orang Lain Bisa Berbeda?

Selain makanan, lingkungan tempat tinggal manusia juga sangat memengaruhi keberagaman microbiome. Menyadur dari The Indoor Microbiome, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keseimbangan mikrobiota di lingkungan rumahmu:

  • Jaga kelembapan udara, perhatikan juga jika ada kebocoran di rumahmu.
  • Tentukan di mana saja area kering dan area lembab di rumahmu dan jagalah untuk tetap seperti itu.
  • Bersihkan jamur-jamur yang terlihat di dinding dan perabotan rumah.
  • Bersihkan semua permukaan lantai, dinding, dan perabotan menggunakan air bersih atau air deterjen.
  • Lepaskan sepatumu di luar rumah.
  • Pastikan ventilasi rumah bekerja dengan baik agar ada pergantian udara di dalam rumah.

Kamu juga bisa sesekali mengecek kondisi udara di rumahmu dengan AirScan dari Nusantics. Nantinya, udara di rumah kamu akan dimonitor dan dianalisis, apakah ada virus atau mikroba berbahaya atau tidak.

Microbiome yang jumlahnya sangat banyak jumlahnya tinggal di permukaan kulit, usus, dan juga organ lain di dalam tubuh kita. Jika tidak dijaga keseimbangannya, mikrobiota tersebut bisa menyebabkan penyakit yang merugikan. 

Apabila memiliki masalah kulit yang berkelanjutan, kamu bisa berkonsultasi dengan Nusantics dan mencoba teknologi Biome Scan untuk menelusuri akar permasalahan dan juga jenis microbiome yang ada di kulitmu. 

Referensi:

Writer: Tami Kira

Editor: Serenata Kedang