logo-dark
logo-dark

Beranda

Blog

Apa yang Terjadi pada Microbiome Usus Jika Kamu Pindah ke Negara Lain?

Blog

Apa yang Terjadi pada Microbiome Usus Jika Kamu Pindah ke Negara Lain?

May 14, 2024 by Anita Desyanti

Share

blog-image

Jika seseorang pindah ke negara tertentu, adaptasi yang dialami tak hanya soal gaya hidup sehari-hari, tapi secara tidak disadari sejumlah bakteri di dalam usus ikut menyesuaikan. Bagaimana dan apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?

Pindah ke negara baru untuk sebuah tujuan tertentu, tak hanya menuntut kita sebagai individu melakukan adaptasi di berbagai aspek. Misalnya pelan-pelan membiasakan lidah mengonsumsi cita rasa makanan khas setempat, jam tidur yang menyesuaikan, hingga bahasa sehari-hari yang digunakan. 

Selain itu, tahukah kamu, ada sejumlah makhluk hidup  dalam tubuhmu, yang juga ikut beradaptasi?
It is your microbiome. Microbiome sebagai komunitas mikroorganisme yang sangat beragam - terdiri dari bakteri, jamur, virus dan archaea. Mereka semua saling bekerja sama menjaga kesehatan tubuh manusia. 
 

Temuan Penelitian tentang Perubahan Microbiome pada Sejumlah Imigran


Para peneliti dari University of Minnesota melakukan studi besar dan mendalam terhadap imigran China dan Thailand yang pindah ke AS. Para peneliti mengamati pola makan, microbiome usus, dan indeks massa tubuh para imigran sebelum dan sesudah mereka pindah. 

Bukti menunjukkan bahwa semakin lama para imigran menghabiskan waktu di AS, semakin sedikit keragaman bakteri mereka, dan hal ini terkait dengan peningkatan obesitas.


Studi lainnya membandingkan total 514 wanita sehat, terbagi menjadi mereka yang lahir dan tinggal di Thailand, mereka yang lahir di Asia Tenggara yang kemudian pindah ke AS, dan mereka yang lahir di AS dari orang tua imigran yang berasal dari Asia Tenggara. 

Baca Juga: Mengapa Microbiome Kamu dan Orang Lain Bisa Berbeda?

Ditemukan bahwa perubahan microbiome usus dimulai, setelah para imigran tiba di AS dan terus mengalami perubahan selama beberapa dekade. Semakin lama mereka tinggal di sana, semakin banyak microbiome mereka mulai menyerupai orang Amerika kelahiran asli yang berasal dari etnis Eropa. Mayoritas 514 wanita tersebut, yang tinggal di AS, juga mengalami kenaikan berat badan selama penelitian.
 

Penyebab Microbiome Berubah

penyebab microbiome berubah


Perlu diingat bahwa microbiome usus yang lebih beragam dikaitkan dengan sistem pencernaan yang lebih sehat. Dan keragaman ini sangat bisa terganggu atau berubah dengan beberapa hal: antibiotik, stres, dan perubahan pola makan, bahan bahan makanan yang dikonsumsi. Semua itu berisiko membuat seseorang obesitas atau berat badan berlebih dan sejumlah penyakit yang menyerang usus.

Nah, kombinasi spesies yang membentuk
microbiome usus kamu salah satunya sangat dipengaruhi oleh pola makan, sehingga orang dari berbagai belahan dunia cenderung memiliki bakteri yang berbeda. 

Ketika seseorang dihadapkan dengan bahan makanan yang berubah, tingkat stres yang mungkin meningkat atau malah menurun semua itu akan berbanding lurus dengan perubahan
microbiome - bisa ke arah yang baik, atau malah merugikan tubuh.

Di mana pun kamu tinggal, jika kamu tetap konsisten menerapkan gaya hidup yang ramah
microbiome, maka bukan mustahil pasukan microbiome kamu tetap terjaga.

Salah satunya rajin mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik. Probiotik dipercaya mengandung berbagai mikroorganisme, paling umum adalah bakteri yang termasuk dalam kelompok yang disebut
Lactobacillus dan Bifidobacterium. Bakteri lain juga dapat digunakan sebagai probiotik, seperti Saccharomyces boulardii.

Tugas utama probiotik, atau bakteri baik, adalah menjaga keseimbangan yang sehat dalam tubuh kamu. Saat kamu sakit, bakteri tidak baik masuk ke dalam tubuh dan bertambah jumlahnya. Ini membuat tubuh seseorang tidak seimbang. 


Baca Juga: Bagaimana Sih Cara Kerja Probiotik dalam Tubuh Kamu?

Bakteri baik bekerja untuk melawan bakteri tidak baik dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh, membuat kamu merasa menjadi lebih baik. Bakteri baik membuat kamu tetap sehat dengan mendukung fungsi kekebalan dan mengendalikan peradangan, serta memelihara komunitas microbiome selalu sehat.

Makanan dan minuman yang kaya akan probiotik, di antaranya:

  • Yogurt
  • Buttermilk
  • Sourdough bread
  • Cottage cheese
  • Kombucha
  • Tempe
  • Acar yang difermentasi
  • Asinan kubis yang difermentasi
  • Kimchi
  • Sup miso

Baca Juga: 5 Probiotik Alami untuk Kamu yang Alergi Kulit dan Makanan

Jadi, soal menjaga keberagaman microbiome, memang sebaiknya dilakukan di mana pun kamu tinggal. Pilih dengan bijak bahan baku makanan yang ramah untuk microbiome kamu. Perilaku ini akan mendukung sustainable development goals, salah satunya ialah Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. 

Hal yang sama dilakukan oleh Nusantics yang mendukung penuh pembangunan berkelanjutan dengan hanya menggunakan bahan-bahan alami untuk produk skincare Biome Beauty.

Jangan lupa perkaya pengetahuan kamu soal microbiome di Nusantics Blog, ya. Artikel dengan berbagai macam tema, yang disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti, membantu kamu terbiasa dan bisa menjalankan pola hidup sehat yang memaksimalkan fungsi microbiome. 

Referensi:

logo-dark
logo-dark

The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia

Temui Kami

Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.

i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210

Contact Us

hello@nusantics.com

+62 (21) 509 194 30

Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi

logo-dark
logo-dark

© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi