• Home
  • Blog

share

Yakin Udara Sekitarmu Sudah Bebas Virus? Cek dengan Nusantics Covid Air Scan!

31 Aug 2021

Yakin Udara Sekitarmu Sudah Bebas Virus? Cek dengan Nusantics Covid Air Scan!

Di atmosfer, ada banyak sekali partikel yang mengambang, salah satunya adalah partikel biologis. Umumnya, setiap kali kamu bernapas, kamu menghirup sekitar seribu partikel biologis. Partikel tersebut termasuk organisme hidup dan mati seperti virus, bakteri, jamur, serbuk sari, serta serpihan tanaman dan hewan. Virus adalah yang paling kecil, lho.

Sebenarnya, menurut artikel di situs web 
The Conversation, kebanyakan partikel biologis bukan masalah bagi kesehatan. Namun, hanya perlu sedikit mikroba berbahaya untuk bisa menyebabkan pandemi.

Patogen 
airborne adalah patogen yang tersebar dengan cara dihasilkan di sistem pernapasan dan dihembuskan ke udara. Patogen ini bisa berasal dari orang sakit, bangunan, atau karena tujuan yang disengaja seperti serangan teroris.

Sayangnya, menurut penelitian di jurnal 
Building and Environment, banyak area dalam ruang (indoor) yang tidak dirancang untuk mencegah penyebaran patogen airborne. Bahkan, sistem distribusi udaranya justru bisa meningkatkan transmisi.
 

Penyebaran COVID-19 Melalui Droplet dan Nuclei

penyebaran covid lewat droplet


Infeksi pernapasan bisa ditularkan melalui droplet dengan ukuran berbeda-beda. Partikel droplet yang berdiameter lebih dari 5-10 mikrometer disebut droplet pernapasan (respiratory droplet), sedangkan yang berukuran kurang dari 5 mikrometer disebut droplet nuclei. Menurut bukti-bukti yang dirangkum WHO, virus COVID-19 terutama ditularkan melalui droplet pernapasan dan rute kontak.

Transmisi 
droplet terjadi ketika seseorang berada pada kontak dekat (1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya batuk atau bersin). Karena itu, ia mengalami risiko lapisan mukosa (mulut dan hidung) atau conjunctiva (mata) nya terpapar droplet pernapasan yang berpotensi bersifat menular.

Transmisi mungkin juga terjadi melalui 
fomite (pengendapan partikel virus yang dikeluarkan ke permukaan) di lingkungan sekitar orang yang terinfeksi. Jadi, transmisi virus COVID-19 bisa terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan di lingkungan atau objek yang digunakan orang yang terinfeksi.

Transmisi 
airborne berbeda dengan transmisi droplet karena merujuk pada keberadaan mikroba dalam droplet nuclei. Mikroba yang menyebar secara airborne bisa bertahan di udara dalam waktu lama dan menular ke orang lain dalam jarak lebih dari satu meter.

Baca Juga: Seberapa Mudah Virus COVID-19 Menyebar di Udara?
 

Polusi Memperparah Dampak COVID-19

polusi memperparah covid


The European Public Health Alliance memperingatkan bahwa orang-orang yang tinggal di kota berpolusi lebih berisiko terkena COVID-19. Sebab, partikel halus polusi udara masuk jauh ke dalam tubuh, menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, masalah pernapasan, dan diabetes. Semuanya meningkatkan komplikasi pada pasien COVID-19.

Berdasarkan artikel di 
National Geographic, partikel polusi juga melemahkan sistem imun serta memperparah peradangan di paru-paru dan saluran pernapasan, sehingga menambah risiko terkena COVID-19 dan mengalami gejala berat.

Selain itu, sebuah tulisan di 
The Economist menyebutkan bahwa partikel airborne kecil seperti polusi bisa membawa virus di permukaannya. Bisa jadi ini yang membuat virus bisa bertahan di udara lebih lama dan masuk ke tubuh.

Baca Juga: Benarkah Punya "Memori" COVID-19 di Tubuh Dapat Meringankan Gejala?
 

Cara Membersihkan Udara

cara membersihkan udara


Ada beberapa cara membersihkan udara dari polutan, termasuk virus airborne. Salah satu yang termudah serta metode yang paling dikenal untuk menghilangkan patogen dan mengurangi risiko infeksi di ruangan adalah mencampur udara ruangan dengan udara bersih yang tidak terinfeksi.

Partikel virus SARS-CoV-2 lebih cepat menular di dalam ruangan daripada luar ruangan. Di dalam ruangan, konsentrasi partikel virus seringkali lebih tinggi dibanding luar ruangan, di mana angin sepoi-sepoi saja bisa dengan cepat mengurangi kepekatannya.

Menerapkan ventilasi udara yang baik di dalam ruangan bisa membantu mengurangi konsentrasi partikel virus. Semakin rendah konsentrasinya, semakin kecil kemungkinan partikel virus bisa terhirup ke paru-paru (dosis yang terhirup berkurang), berkontak dengan mata, hidung, dan mulut, atau jatuh dari udara dan berakumulasi di permukaan.

Berikut beberapa cara untuk meningkatkan ventilasi udara di dalam ruangan menurut 
Centers for Disease Control and Prevention:

  • Buka jendela dan pintu saat cuaca memungkinkan untuk meningkatkan aliran udara dari luar ruang.
  • Gunakan kipas untuk meningkatkan efektivitas jendela yang terbuka. Namun, hindari menempatkan kipas dengan cara yang berpotensi menyebabkan udara yang terkontaminasi mengalir langsung dari satu orang ke orang lain. Kamu bisa menggunakan exhaust fan untuk “membuang” udara di ruangan ke luar ruangan. Ini membantu menarik udara luar ruang ke dalam ruangan melalui jendela dan pintu yang terbuka tanpa menghasilkan arus udara ruangan yang kuat.
  • Pastikan exhaust fan di kamar mandi beroperasi ketika digunakan.
  • Operasikan juga sistem ventilasi pembuangan di dapur saat memasak.
  • Menyalakan exhaust fan meski ruangan sedang tidak dipakai akan meningkatkan ventilasi keseluruhan di dalam bangunan.

Baca Juga: Seberapa Rutin Kita Harus Mencuci dan Mengganti Sprei?
 

Pengecekan Virus COVID-19 di Udara

pengecekan virus di udara


Jika tadi kita sudah mengetahui cara membersihkan udara, sekarang bagaimana cara memastikan bahwa udara yang kita hirup sudah benar-benar bebas dari patogen berbahaya seperti virus COVID-19?

Nusantics sebagai perusahaan bioteknologi yang berfokus pada riset dan teknologi terkait microbiome menghadirkan Nusantics Covid Air Scan. Ini adalah layanan pendeteksian virus COVID-19 di udara, terutama di dalam ruangan.

Nusantics Covid Air Scan menggunakan teknologi Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Menurut penelitian di Synthetic Biology – New Interdisciplinary Science, metode berbasis PCR sangat akurat dalam mengidentifikasi patogen. Ditambah dengan sensitivitas yang tinggi, Nusantics Covid Air Scan mampu mendeteksi ada atau tidaknya virus COVID-19 beserta mutasinya di udara.

Pengambilan sampel udara dilakukan di beberapa titik sekaligus. Tak perlu menunggu lama, hasilnya dapat diketahui dalam 1-3 hari sejak pengambilan sampel. Canggih, kan?

Kalau kamu tertarik menggunakan layanan Nusantics Covid Air Scan di rumah atau institusimu, silakan klik di sini. Udara dalam ruangan bersih dan sehat, hati pun jadi tenang!

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang