• Home
  • Blog

share

Semakin Banyak Gula di Tubuhmu, Semakin Tinggi Risiko Terkena Virus COVID-19

16 Sep 2021

Semakin Banyak Gula di Tubuhmu, Semakin Tinggi Risiko Terkena Virus COVID-19

Siapa yang masih ingat masa kecilnya rajin jajan camilan manis? Mulai dari ice cream, agar-agar, cokelat, wafer, biskuit, permen, gulali, dan masih banyak lagi. Rasanya enak sekali, bukan?

Namun, semakin beranjak dewasa, kita malah dianjurkan untuk mengurangi asupan gula semaksimal mungkin. Selain bisa membuat tubuh obesitas atau kelebihan berat badan, gula pun memicu berbagai risiko kesehatan lainnya, 
lho. 
 

Gula dan Berbagai Risiko Penyakit

gula dan risiko penyakit


Kelebihan gula dapat menyebabkan sindrom metabolik klasik, seperti berat badan berlebih, penurunan HDL (kolesterol baik), peningkatan LDL (kolesterol jahat), gula darah tinggi, peningkatan trigliserida, tekanan darah tinggi, dan obesitas abdominal. 

Penelitian berjudul 
Sweet and fat taste preference in obesity have different associations with personality and eating behavior mengungkapkan, rasa manis yang kuat dikaitkan dengan gaya kepribadian pada obesitas, artinya makanan manis cenderung membuat orang tidak berhenti memakannya. 

Gula juga memberikan efek buruk bagi mereka yang sedang stres. Penelitian dari 
The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism Oxford Academic menyimpulkan, gula membuat metabolik otak menjadi negatif dan mungkin membuat beberapa orang yang sedang stres lebih kecanduan gula, sehingga lebih rentan terhadap risiko obesitas dan penyakit kronis lainnya. Misalnya, gangguan saluran pencernaan, ginjal, otak, sistem kardiovaskular, tulang, hati, pankreas, dan penurunan sistem kekebalan. 

Mulanya gula akan menyerang organ vital dan membuatnya menjadi disfungsi. Setelah organ tidak bisa berfungsi, gula akan mulai menggerogoti organ satu per satu sehingga menyebabkan berbagai penyakit kronis. 


Baca Juga: Microbiome dan Diabetes, Adakah Hubungannya?
 

Gula dan Risiko COVID-19 

gula dan risiko covid


COVID-19 dapat dilawan dengan protokol kesehatan yang ketat untuk meminimalisir penularan dan kekuatan daya tahan tubuhmu sendiri. Itulah kenapa dilakukannya program vaksin, yang bertujuan membentuk herd immunity atau ketahanan sosial. 

Kita juga dianjurkan untuk tetap konsumsi makanan bergizi dan menerapkan gaya hidup sehat supaya sistem imun tetap terjaga dan dapat berfungsi secara optimal.

Jika kamu terlalu banyak mengonsumsi gula, sistem imunmu akan terganggu. Penelitian 
The American Journal of Critical Nutrition menyebutkan, gula dapat melemahkan sistem imun dengan cara melumpuhkan kemampuan untuk memecah dan menetralisir benda asing seperti bakteri dan patogen. 

Gula juga bersaing dengan vitamin C memperebutkan jalur masuk dan keluar di sel yang sama. Jika gula di tubuhmu banyak, ia akan menang melawan vitamin C dan secara efektif memblokir nutrisi yang seharusnya menjadi bahan bakar produksi sistem imun.


Baca Juga: Bagaimana Peran Bakteri Meningkatkan Sistem Imun Tubuh?

Gula juga menghambat produksi antigen peptida yaitu molekul yang mampu menstimulasi sistem imun untuk kemudian menghancurkan sel yang mengandung patogen. 

Artikel penelitian 
Glycosylation and the Immune System menyatakan, pembentukan antigen peptida dari jenis glikoprotein mungkin memerlukan penghilangan gula secara enzimatik agar protein dapat dipecah dan antigen peptida dapat terproduksi. 

Sebaik apapun protokol kesehatanmu, jika tidak diimbangi dengan pertahanan sistem imun yang kuat, maka kerja tubuhmu untuk melawan virus COVID-19 akan lebih susah.

 

Jadi, Masih Bolehkah Konsumsi Gula? 

masih bolehkah konsumsi gula


Tenang, enggak tiba-tiba kamu harus “musuhan” dengan gula, kok. Kamu tetap boleh mengonsumsi gula, asal sesuai anjuran dan takaran yang benar, ya. 

Menurut aturan 
Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013, anjuran per orang boleh mengonsumsi gula sebanyak 10% dari total energi (200 kkal) yaitu 50 gram gula atau setara dengan 4 sendok teh per harinya. 

Buat kamu yang masih hobi 
ngopi atau ngeteh dengan gula, yuk coba kurangi sedikit demi sedikit tiap harinya. Kamu juga bisa berpindah ke beberapa pilihan gula sehat, seperti:

  1. Gula Madu
  2. Gula Kelapa 
  3. Gula Aren
  4. Millet sugar
  5. Beet sugar

Gula biasa yang kamu konsumsi di rumah pun sebenarnya masih boleh, kok, asalkan tidak berlebihan ya. Imbangi juga dengan pola hidup sehat seperti konsumsi gizi seimbang, rutin olahraga, minum air putih minimal 8 gelas per hari, istirahat secukupnya, dan kelola stres dengan baik.

Baca Juga: Peran Olahraga bagi Microbiome Usus dan Imunitas

Masih belum yakin dengan kualitas udara di rumah atau tempat kerjamu? Yuk, scan udara ruangan sekitar kamu dengan Nusantics Covid Air Scan! Layanan terbaru Nusantics ini bisa mendeteksi dan memonitor microbiome dalam udara, termasuk virus COVID-19. Cari tahu lebih lanjut di sini.

Referensi:

Writer: Lintang Zahrima Kalsum

Editor: Serenata Kedang