• Home
  • Blog

share

Microbiome dan Diabetes, Adakah Hubungannya?

21 Jul 2021

Microbiome dan Diabetes, Adakah Hubungannya?

Tahukah kamu, sepanjang hidupnya, seorang manusia sebetulnya menjadi “tuan rumah” untuk makhluk hidup lain di dalam tubuhnya? Para makhluk hidup tak kasat ini disebut sebagai microbiome, terdiri dari ribuan spesies yang berbeda. Tak hanya bakteri tetapi juga jamur, archaea, dan virus. Fungsinya sangat penting untuk tumbuh kembang manusia, berhubungan erat dengan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, juga bermanfaat untuk memaksimalkan nutrisi, dan bahkan mengatur insulin dalam tubuh, lho.

Tak hanya itu, 
microbiome juga membantu membuat vitamin dan molekul yang dibutuhkan tubuh kita, seperti vitamin B termasuk tiamin dan riboflavin, dan vitamin K, antara lain. Microbiome membantu memecah molekul makanan berbahaya dan karbohidrat kompleks sehingga tubuh dapat menyerapnya menjadi nutrisi, fungsi otot, dan pencegahan penyakit kronis tertentu.

Nah, dalam artikel kali ini kita akan membedah, apa, sih, hubungannya 
microbiome dengan penyakit diabetes? Bagaimana microbiome memengaruhi insulin, hingga langkah proaktif apa yang sebaiknya kamu lakukan untuk meningkatkan microbiome
 

Penyakit Diabetes dan Tipe-Tipenya

penyakit diabetes dan tipenya


Jika mendengar kata insulin, pikiran kamu pasti langsung menyambar ke penyakit diabetes. Diabetes merupakan penyakit kronis, yang umumnya berlangsung lama atau jangka panjang, disebabkan tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk dalam darah

Dilansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, gejala diabetes ditandai dengan:

  • Peningkatan rasa haus dan buang air kecil
  • Peningkatan rasa lapar
  • Kelelahan
  • Penglihatan kabur
  • Mati rasa atau kesemutan di kaki atau tangan
  • Luka yang tidak kunjung sembuh
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

Baca Juga: Adakah Kaitan antara Microbiome Usus dan Kolesterol Kamu?
 

Diabetes Tipe 1 dan Penyebabnya


Diabetes tipe 1 (T1D) terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kamu yang sebenarnya berfungsi untuk melawan infeksi, malah menyerang dan menghancurkan sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Para ilmuwan mengatakan, diabetes tipe 1 disebabkan oleh gen dan faktor lingkungan, seperti virus, yang mungkin memicu penyakit. 


Diabetes Tipe 2 dan Penyebabnya


Diabetes tipe 2 (T2D)—bentuk diabetes yang paling umum—disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk faktor gaya hidup dan gen. Misalnya kegemukan, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.


Hubungan Microbiome dengan Diabetes

hubungan microbiome dengan diabetes


Dalam dua jurnal penelitian yang berjudul The Influence of the Microbiome on Type 1 Diabetes dan Microbiome and type 1 menyoroti beberapa temuan utama dalam penelitian tersebut, yaitu:
  • Orang yang mengidap T1D memiliki lebih sedikit variasi dalam jenis microbiome dalam tubuh mereka. Populasi microbiome yang menguntungkan juga lebih sedikit jumlahnya.
  • Perubahan drastis pada microbiome usus dapat menyebabkan kemungkinan peradangan yang lebih besar pada orang dengan T1D. T1D sebagian disebabkan oleh peradangan sel-sel di pankreas tempat insulin diproduksi. Peradangan terjadi ketika sesuatu merusak sel-sel tubuh kamu dan sistem kekebalan melepaskan bahan kimia yang meningkatkan aliran darah untuk mendukung area yang terkena inflamasi.

Baca Juga: Peminum Kopi Punya Microbiome Usus yang Lebih Sehat, Benarkah?

Selanjutnya dalam sebuah penelitian yang bertajuk Role of Gut Microbiota in Type 2 Diabetes Pathophysiology, ditemukan beberapa poin penting terkait korelasi microbiome dengan diabetes, yakni:
  • Spesies bakteri usus tertentu seperti A. muciniphila dapat memengaruhi permeabilitas usus (pengendalian material yang lewat dari dalam saluran pencernaan melalui sel melapisi dinding usus, ke seluruh tubuh), dan peningkatan permeabilitas usus sering diamati pada orang dengan T2D. Beberapa bakteri dapat membantu mengurangi kebocoran di usus dengan membuat sambungan yang lebih rapat di sel kita atau dengan menghentikan penghancuran lapisan musin - lapisan tipis yang terletak di atas lapisan dalam usus. 
  • Beberapa mikroba dapat memengaruhi kadar glukosa darah dan mengontrol pencernaan gula, misalnya bakteri yang menghasilkan butirat dari pencernaan serat makanan. Butirat merupakan asam lemak yang berperan dalam homeostasis dan metabolisme.
  • Beberapa mikroba dapat memengaruhi produksi dan pelepasan hormon usus, yang juga sangat dipengaruhi oleh butirat. Telah ditunjukkan bahwa sensitivitas insulin dapat dipengaruhi oleh mikroba tertentu.

Dalam menjalankan perannya, microbiome sebagai makhluk hidup yang tinggal di dalam tubuhmu, tak bisa dibiarkan kerja sendiri. Mereka butuh dukungan penuh dari kita sebagai inangnya, untuk menjaga metabolisme tubuh, termasuk mengendalikan kadar gula - agar tidak menjadi bumerang untuk kesehatan kita.

Untuk itu, kamu bisa mempraktikkan beberapa kebiasaan baik di bawah ini:
  • Mengonsumsi asupan makanan yang mengandung serat. 
  • Mengurangi jumlah gula dan pemanis buatan yang kamu makan.
  • Menghindari minum antibiotik saat tidak diperlukan secara medis, karena ini dapat merusak bakteri usus.
  • Banyak makan buah dan sayur.
  • Mengendalikan stres.
  • Teratur berolahraga.
  • Tidur yang baik dan berkualitas.
  • Tidak merokok.

Baca Juga: 14 Gaya Hidup yang Bisa Mengganggu Microbiome

Jadi mulai sekarang, evaluasi yuk, sebijak apa kita memperlakukan diri sendiri? Karena microbiome hanya dapat bekerja memaksimalkan mengolah karbohidrat kompleks untuk menjadi sumber energi dan bukan kadar gula berlebih, jika kamu juga menerapkan beberapa gaya hidup sehat yang ada di beberapa poin di atas. 

Jika kamu butuh referensi lebih banyak soal microbiome, jangan lupa baca berbagai tema artikel seputar microbiome di Nusantics Blog atau mampir ke laman Microbiome Story yang bisa mengajak kamu kenalan lebih jauh dengan “makhluk lain” di dalam tubuhmu!

Referensi:

Writer: Anita Desyanti

Editor: Serenata Kedang