Blog
Peminum Kopi Punya Microbiome Usus yang Lebih Sehat, Benarkah?
May 14, 2024 by Agnes Octaviani
Share
Kalau kamu membaca artikel ini, kemungkinan besar kamu adalah salah satu penggemar kopi dan meminumnya secara rutin. Pasti kamu juga penasaran dengan efek kopi untuk microbiome kamu, kan?
Microbiome adalah sebutan untuk sekelompok mikroorganisme yang terdiri dari bakteri, virus, jamur, dan archaea. Pada tubuh manusia, terdapat sekitar 10 triliun microbiome yang beragam jenisnya dan berkumpul paling banyak di usus.
Pada kondisi tubuh normal, microbiome usus berperan penting dalam meregulasi fungsi sel secara luas, termasuk metabolisme energi dan respon kekebalan tubuh.
Alterasi atau perubahan komposisi microbiome usus, yang disebut juga sebagai dysbiosis, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit lemak liver non-alkoholik, steatohepatitis non-alkoholik, penyakit radang usus, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, obesitas, hingga kanker.
Dikutip dari News Medical, kopi adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Di dalamnya terkandung lebih dari 1500 komposisi aktif seperti kafein, berbagai mineral, phenolic polymers, polysaccharides, dan lain-lain.
Berbagai penelitian telah mengklaim konsumsi kopi dapat membantu meningkatkan pergerakan usus besar. Kopi telah digunakan dalam perawatan pasca operasi dalam mengatasi konstipasi pada pasien. Pasien yang meminum kopi menunjukkan pergerakan usus, buang angin pertama, dan toleransi terhadap makanan padat dalam waktu yang signifikan lebih singkat.
Dikutip dari Medical News Today, manfaat kopi untuk kesehatan telah diteliti sejak lama dan telah banyak diketahui. Dengan hanya minum secangkir kopi, dapat membantu melawan lemak tidak sehat, mengurangi peradangan yang berkaitan dengan obesitas, atau melindungi otak dari degenerasi.
Lebih lanjut, meminum tiga cangkir kopi setiap hari juga berpotensi menjaga pembuluh arteri tetap sehat dan kenyal, dengan cara mencegah penumpukan kalsium dan menghindari risiko penyumbatan pembuluh darah.
Kopi juga membantu melawan diabetes dengan meningkatkan kontrol gula darah dan menjaga liver tetap sehat dan “happy”.
Namun, cara kerja kopi dalam memberikan manfaat kesehatan secara pasti masih dalam penelitian yang lebih lanjut dan belum diketahui.
Baca Juga: Alasan Kenapa Kamu Harus Mulai Bercocok Tanam Sekarang
Penelitian baru menemukan sedikit titik terang terkait mekanisme efek kopi melalui hubungan antara kopi dengan microbiome usus. Penelitian ini dipresentasikan pada saat American College of Gastroenterology (ACG) 2019 Annual Scientific Meeting di Texas.
Dilansir dari penelitian bertajuk Caffeine Consumption and the Colonic Mucosa-Associated Gut Microbiota yang dilansir di Medical News Today, para peneliti menguji kandungan fitokimia dalam kopi, yaitu kafein, dan manfaatnya terhadap berbagai penyakit metabolik. Terdapat 34 partisipan melalui prosedur kolonoskopi dan endoskopi untuk mengetahui kondisi microbiome di usus mereka.
Para partisipan diminta untuk mengisi kuisioner terkait evaluasi konsumsi kopi mereka setiap harinya. Lalu para peneliti membagi partisipan menjadi dua grup, yang mengonsumsi kafein tinggi (kurang lebih 82.9 mg per hari), dan grup yang konsumsi kafein rendah (< 82.9 mg per hari).
Hasil analisis menunjukkan mereka yang mengonsumsi kafein yang lebih banyak, memiliki tingkat bakteri menguntungkan yang lebih tinggi (genera Faecalibacterium and Roseburia), serta tingkat bakteri Erysipelatoclostridium yang lebih rendah, yaitu bakteri yang berpotensi merugikan tubuh manusia.
Walaupun merupakan bagian dari usus yang normal, jumlah bakteri Erysipelatoclostridium ramosum (E. ramosum) yang berlebihan dapat berdampak buruk untuk kesehatan. Tim peneliti menemukan asosiasi kafein dengan microbiome usus ini terlepas dari faktor usia maupun kualitas diet harian.
E. Ramosum ditemukan memiliki hubungan dengan sindrom metabolik pada manusia. Sebuah studi pada hewan menemukan hubungan dengan meningkatnya glukosa usus kecil dan transporter lemak, yang dapat meningkatkan obesitas.
Lebih lanjut, peneliti juga menemukan jumlah bakteri lain yang sering dideteksi dalam microbiome usus pada peminum kafein yang lebih tinggi.
Kemudian diambil kesimpulan bahwa konsumsi kafein yang tinggi dapat diasosiasikan dengan meningkatnya keragaman dan pemerataan jumlah microbiome usus yang berasosiasi dengan mukosa, serta melimpahnya bakteri anti-inflamasi yang relatif lebih tinggi, seperti Faecalibacterium dan Roseburia, dan menekan jumlah bakteri Erysipelatoclostridium yang berpotensi merugikan.
Baca Juga: 7 Tanaman Sehat Kaya Protein untuk Microbiome Ususmu
Para peneliti menambahkan, hasil studi ini tentunya akan menambah daftar manfaat kafein bagi penggemarnya. Namun, penelitian ini tidak lepas dari berbagai keterbatasan yang memerlukan penelitian lebih luas dan lebih dalam agar semakin jelas hubungan dan peran microbiome usus dengan interaksinya dengan kafein, serta efeknya terhadap kesehatan.
Salah satu dari beberapa keterbatasan cakupan penelitian ini adalah masih kurang beragamnya sampel. Para partisipan yang terpilih semuanya adalah laki-laki yang memiliki kondisi usus yang normal, sehingga belum diketahui secara pasti efeknya terhadap wanita ataupun populasi lainnya.
Selain itu, laporan data diet yang dikonsumsi sehari-hari tidak memberikan informasi detail tentang bagaimana kopi dibuat dan merek apa yang digunakan.
Penelitian juga belum bisa memastikan apakah kandungan antioksidan, seperti polifenol dan lainnya, di dalam kopi ikut menjadi faktor yang dapat menjelaskan asosiasi tersebut.
Baca Juga: Makanan Masak vs Makanan Mentah, Lebih Baik yang Mana?
Secara umum, kopi dapat memberikan manfaat untuk kesehatan ketika diminum dengan cara yang sehat pula. Beberapa cara minum kopi yang sehat menurut situs web Healthline, antara lain:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy