Blog
Mengenal Turritopsis Dohrnii, Ubur-Ubur yang Bisa Mencurangi Kematian
January 28, 2022 by Ria Theresia Situmorang
Share
Tidak ada orang yang suka menjadi tua. Meskipun banyak upaya manusia untuk menunda proses penuaan, tetapi hal tersebut merupakan bagian dari hidup yang tidak bisa terelakkan.
Penuaan merupakan keadaan di mana tubuh baik secara fisik dan mental mengalami kemunduran bertahap dari fungsi normalnya. Pada tingkat sel, proses penuaan berarti sel berhenti membelah diri dan akhirnya mati.
Hal ini juga berlaku pada organ dan jaringan tertentu termasuk juga seluruh organisme, di mana makhluk hidup tidak dapat lagi merespon sensor dari luar secara memadai.
Walaupun ada banyak cara untuk memperlambat penuaan, tapi proses ini tidak bisa dihentikan total. Namun, beberapa spesies ternyata dapat lolos dari proses penuaan sepenuhnya.
Tahukah kamu kalau ternyata sampai saat ini, ada lho satu spesies yang dikenal “abadi secara biologis”? Ia adalah ubur-ubur Turritopsis dohrnii.
Hewan kecil transparan ini berkeliaran di lautan di seluruh dunia dan dapat memutar kembali waktu ke tahap awal siklus hidup mereka.
Dikutip dari Jurnal G3 (Bethesda) pada tahun 2019, kehidupan ubur-ubur baru dimulai dengan telur yang dibuahi, yang tumbuh menjadi tahap larva yang disebut planula.
Setelah berenang cepat, planula menempel ke permukaan dan berkembang menjadi polip. Polip akan tetap di tempatnya selama beberapa waktu, tumbuh menjadi koloni kecil yang berbagi tabung makanan satu sama lain.
Proses koloni pada dasarnya bertanggung jawab untuk tahap selanjutnya dari siklus hidup ubur-ubur seperti ephyra (ubur-ubur kecil) dan medusa yang merupakan tahap dewasa yang mampu bereproduksi secara seksual.
Biasanya, pada spesies ubur-ubur, usia hidupnya berakhir pada tahap ini. Namun, bagi Turritopsis dohrnii, mereka akan kembali berubah menjadi jaringan gumpalan kecil jaringan yang kemudian berubah kembali menjadi fase kehidupan polip yang belum matang secara seksual.
Perumpamaannya adalah ketika kupu-kupu kembali menjadi ulat atau katak yang kembali menjadi kecebong.
Tentu saja, Turritopsis dohrnii tidak benar-benar 'abadi'. Mereka masih dapat dikonsumsi oleh predator atau dibunuh dengan cara lain. Namun, secara teori, kemampuan mereka membolak-balikkan fase hidup sebagai respons terhadap stres berarti mereka bisa hidup selamanya.
Baca Juga: Pengaruh Skin Microbiome Terhadap Penuaan, Jerawat, dan Masalah Kulit Lainnya
Selain Turritopsis dohrnii, berikut adalah dua jenis makhluk hidup yang tidak mengalami penuaan:
Hydra terlihat agak mirip dengan polip ubur-ubur. Dikutip dari Invertebrate reproduction & development, hydra adalah hewan yang sangat sederhana yang menghabiskan hari-hari mereka sebagian besar tinggal di satu tempat di kolam air tawar atau sungai.
Hydra menggunakan tentakel mereka yang menyengat untuk menangkap mangsa yang kebetulan berenang melewatinya.
Hydra juga termasuk makhluk hidup yang tidak mengalami penuaan sama sekali. Alih-alih menua, sel induk hydra memiliki kapasitas untuk memperbarui diri tanpa batas.
Diyakini, hal ini terjadi karena adanya satu gen tertentu dalam hydra yang disebut FoxO, ditemukan juga pada cacing (bahkan manusia), dan berperan mengatur usia sel akan hidup.
Baca Juga: Yuk, Kenalan dengan Sistem Microbiome di Terumbu Karang!
Lobster juga tidak mengalami penuaan, lho. Tidak seperti ketergantungan hydra pada gen tertentu, lobster bisa berumur panjang karena kemampuannya memperbaiki DNA tanpa henti.
Berdasarkan sumber jurnal New Zealand Journal of Marine and Freshwater Research, biasanya, selama proses penyalinan DNA dan pembelahan sel, ujung pelindung pada kromosom yang disebut telomerase perlahan-lahan menjadi lebih pendek. Ketika ukurannya terlalu pendek, sel tersebut memasuki proses penuaan dan tidak dapat lagi terus membelah.
Namun, lobster bisa menyuplai banyak enzim dan bekerja untuk terus meregenerasi telomerase. Sayangnya, meskipun tak dapat menua, lobster bisa mati karena terus tumbuh menjadi sangat besar. Namun, cangkangnya tidak bisa berubah ukuran sehingga pada suatu masa cangkangnya akan terlalu kecil untuk ukuran tubuhnya.
Kondisi ini membutuhkan cukup banyak energi. Pada akhirnya, karena jumlah energi yang dibutuhkan terlalu banyak, lobster menyerah pada kelelahan, penyakit, pemangsaan, atau cangkangnya yang rusak.
Jika terdapat makhluk hidup yang tidak menua, lalu apakah manusia bisa begitu? Apakah manusia memerlukan sistem atau fungsi tertentu agar membuat penampilannya tetap muda?
Jawabannya tidak. Dilansir dari situs web science, manusia memang terlahir sebagai makhluk hidup yang memiliki fase hidup termasuk menua dan meninggal pada suatu saat.
Kita tahu bahwa penuaan pada manusia adalah sebuah kepastian. Proses penuaan ini pun bisa dipercepat oleh berbagai faktor termasuk usia, genetika, efek lingkungan, kebiasaan hidup tak sehat, kondisi fisik dan mental yang terus memburuk, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pengaruh Aging terhadap Microbiome Kulit
Penuaan memang tidak bisa dihindari namun bisa diperlambat dengan menjalani pola hidup sehat dan rutin melakukan perawatan diri. Salah satunya adalah dengan menggunakan produk perawatan kulit berbasis microbiome.
Supaya microbiome kulit wajah kamu tetap seimbang komposisiya, kamu bisa rutin menggunakan skincare ramah microbiome Biome Beauty dari Nusantics. Tak hanya ramah microbiome, Biome Beauty juga ramah lingkungan, lho.
Biome Beauty terbuat dari bahan-bahan alami, tidak menggunakan bahan yang berpotensi berbahaya bagi kulit sehingga aman untuk microbiome kulit wajahmu. Cek info selengkapnya di sini, ya.
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy