Blog
Yuk, Kenalan dengan Sistem Microbiome di Terumbu Karang!
August 04, 2021 by Anita Desyanti
Share
Manusia bukan satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai komunitas microbiome dalam tubuhnya. Ternyata terumbu karang pun demikian. Kita telusuri sama-sama, yuk!
Untuk kamu yang sering mampir ke Nusantics Blog, tentunya sudah familar dengan microbiome yang menjadi bagian dari tubuh kita ini. Microbiome adalah kumpulan mikroorganisme, terdiri dari ribuan spesies, tak hanya bakteri tetapi juga jamur, bakteri, archaea, dan virus. Fungsinya sangat penting untuk tumbuh kembang manusia, berhubungan erat dengan sistem kekebalan tubuh.
Dan ternyata dari sekian banyak makhluk hidup yang ada di bumi, manusia hanya sebagian kecil makhluk hidup yang menjadi inang untuk ribuan atau jutaan microbiome! Yup, microbiome juga ada di air, tanah, udara, flora, hingga fauna.
Uniknya lagi, ternyata coral atau terumbu karang juga punya sistem microbiome, lho.
Meski tak sering menyelam ke dasar lautan, tapi kamu cukup familiar, dong, ya dengan keindahan alam yang satu ini?
Terumbu karang juga memiliki koleksi microbiome yang kompleks dan beragam, dan penting untuk menjaga kesehatan komunitas karang yang lebih besar.
Penerima Australian Academy of Science Dorothy Hill Medal, Associate Professor Tracy Ainsworth, meneliti mikroba kecil ini dan telah memberikan kontribusi besar bagi pemahaman kita tentang bagaimana mereka berkontribusi pada ekosistem karang.
Berbagai terumbu karang yang kamu pernah temui saat snorkling atau sekadar melihatnya di televisi, terdiri dari beberapa bagian yang berbeda. Ibarat manusia, mereka juga punya anatomi tubuh yang spesifik.
Baca Juga: Udara yang Kita Hirup Ternyata Mengandung Microbiome, Lho!
Terumbu karang indah yang kamu lihat dengan berbagai warna dan bentuk, terdiri dari beberapa bagian yang berbeda. Ada kerangka, dibangun dari kalsium karbonat, yang membentuk rumah bagi hewan karang, disebut polip. Ada pula di dalam kerangka karang, yakni alga simbiosis yang disebut zooxanthellae.
Organisme ini menggunakan fotosintesis untuk menghasilkan energi dan nutrisi yang dibutuhkan polip karang untuk bertahan hidup. Zooxanthellae juga memberi warna pada karang, dan hilangnya zooxanthellae ketika karang menjadi stres yang mengakibatkan pemutihan karang.
Nah, sedangkan yang hidup di sekitar dan di atas organisme ini adalah mikroba. Microbiome karang yang khas mengandung ribuan jenis bakteri yang berbeda, banyak di antaranya telah ditemukan ada di berbagai spesies karang di terumbu di seluruh dunia, termasuk karang yang hidup sedalam 100 meter di bawah permukaan laut.
Sedihnya, beberapa waktu lalu ada berita yang menyebutkan bahwa terumbu karang di Australia rusak terkena kandungan sunscreen. Terumbu karang yang memesona karena warna-warni cantiknya, malah harus ada yang kehilangan warna alias ter-bleaching.
Kejadian ini disebut juga sebagai coral bleaching atau pemutihan karang. Jika terumbu karang sudah memutih, tak lama kemudian pasti akan mati.
Dilansir dari situs Sightseeing Tours Australia, sunscreen memang melindungi kulit kita-manusia dari sinar matahari. Tapi untuk terumbu karang, ini adalah slow killer.
Sebab, sunscreen sebagain besar terbuat dari bahan aktif yang menyerap dan memantulkan sinar UVA dan UVB yang berbahaya. Bahan kimia berbahaya yang ada di sunscreen seperti oxybenzone, nanopartikel, kamper, atau methylparaben, turut serta memberi dampak buruk bagi terumbu karang.
Baca Juga: Bagaimana Microbiome Berkontribusi Terhadap Kesehatan Lingkungan?
Untuk itu, sama seperti manusia, untuk menjaga kelestarian microbiome-nya, kita harus menjaga asupan makanan, minuman, kondisi lingkungan yang bersangkutan tinggal dan lain sebagainya, maka microbiome pada terumbu karang pun dipengaruhi oleh tekanan lingkungan, dan bagaimana komunitas karang akan bertahan dengan perubahan iklim yang sedang berlangsung.
Tekanan lingkungan yang dimaksud, seperti kualitas air yang buruk, penumpukan sedimen atau peningkatan suhu air memiliki efek yang jelas terlihat pada karang, seperti pemutihan. Tetapi mereka juga dapat memiliki dampak yang lebih dalam pada komunitas microbiome karang.
Hampir sama seperti microbiome pada tubuh manusia, pada dasarnya microbiome pada terumbu karang juga bekerja mempertahankan bakteri baik dan mencegah bakteri tidak baik merusak sistem pertahanan “tubuhnya.”
Seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian Associate Professor Ainsworth. Karyanya memberi tahu kita tentang faktor-faktor yang menjaga keseimbangan bakteri yang sehat dan mencegah bakteri yang tidak sehat mengambil alih.
Ternyata beberapa karang lebih baik daripada yang lain dalam mempertahankan microbiome yang menguntungkan, bahkan ketika pasangan alga mereka hilang dan lingkungan mereka memburuk; sedangkan karang yang memutih memiliki microbiome yang didominasi oleh mikroba yang tidak sehat.
Karang yang berhasil pulih memiliki tingkat bakteri patogen yang jauh lebih rendah dan dapat mempertahankan microbiome yang mirip dengan karang normal dan sehat.
Kehadiran terumbu karang yang sehat akan memengaruhi ekosistem secara keseluruhan di sekitarnya. Mulai dari krustasea (udang-udangan), ikan, kura-kura, dan hiu. Turns out, ada banyak hewan yang hidup di sekitar terumbu karang, lho. Keren banget, ya!
So, tidak salah kalau ada banyak aktivis yang mengajak kita untuk membersihkan laut, supaya kita bisa menyediakan “rumah” yang bersih bagi para penghuninya, termasuk terumbu karang. Kalau kamu jalan-jalan ke pantai suatu hari nanti, jangan lupa lestarikan terumbu karang dengan menjaga kebersihan laut dan tidak menginjak terumbu karangnya, ya!
Baca Juga: Dampak Sampah Plastik Terhadap Microbiome di Air
Masih penasaran dengan cerita si microbiome, terutama yang menghuni tubuhmu? Mampir ke laman Microbiome Story, yuk! Jangan lupa juga cek layanan terbaru Nusantics, yakni Covid Air Scan, yang bisa mendeteksi dan memonitor microbiome di udara dalam ruangan, termasuk virus COVID-19. Cek di sini, ya.
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy