Blog
Mengapa Kita Merasakan Butterfly in Stomach & Hubungannya dengan Microbiome
May 14, 2024 by Anita Desyanti
Share
Di antara kamu pasti ada kalanya pernah merasakan sensasi berupa mual atau semacam ada kupu-kupu kecil terbang di dalam perut, saat sedang gugup, sedih dan sssttt mungkin sedang jatuh cinta? Semua respon tubuh yang kamu rasakan itu sangat normal, karena ketika hal itu terjadi sesungguhnya otak dan usus yang memegang peranan utama.
Butterfly in stomach juga merupakan ungkapan favorit yang sering disebut para pasangan yang sedang jatuh cinta, karena banyaknya orang yang mengalami rasa geli di perut ini saat sedang madly in love. Namun, sebenarnya fenomena butterfly in stomach ini tidak hanya terjadi ketika kamu jatuh cinta.
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Microbiome Memengaruhi Kehidupan Percintaan?
Butterfly in stomach atau rasa geli yang terjadi di dalam tubuh, adalah sensasi yang ditimbulkan pembuluh darah yang mengelilingi perut dan usus kamu sedang mengerut dan otot-otot pencernaan berkontraksi. Penurunan aliran darah itulah yang membuat seseorang merasa seperti serangga bersayap beterbangan di perut.
Tahukah kamu, apapun yang sedang kamu pikirkan di dalam otak, akan ada efek langsung pada lambung dan usus. Misalnya ketika kamu sedang cemas menunggu pacar datang menjemput untuk pertama kalinya ke rumah. Nah, otak akan mengirim sinyal ke usus, maka terjadilah fenomena unik butterfly in stomach.
Bukan hanya dari otak ke usus, tapi juga sebaliknya, alias dua arah. Usus yang bermasalah dapat mengirim sinyal ke otak, sama seperti otak yang bermasalah dapat mengirim sinyal ke usus. Oleh karena itu, gangguan perut atau usus seseorang dapat menjadi penyebab atau produk dari kecemasan, stres, atau depresi. Itu karena otak dan sistem gastrointestinal (GI) berhubungan erat.
Baca Juga: Benarkah Usus Berkaitan dengan Cara Kerja Otak?
Hal ini terutama berlaku dalam kasus di mana seseorang mengalami gangguan pencernaan tanpa penyebab fisik yang jelas. Untuk gangguan GI fungsional seperti itu, sulit untuk mencoba menyembuhkan usus yang tertekan tanpa mempertimbangkan peran stres dan emosi. Semua organ kita terkoneksi.
Nah, seperti di kalimat akhir dalam paragraf di atas, karena organ kita saling berhubungan satu sama lain, hal yang sama terjadi antara usus dan otak.
Dilansir dari psychologytoday.com, diketahui microbiome ternyata melepaskan bahan kimia tertentu yang melapisi sistem pencernaan. Bahan kimia yang beredar kemudian mengalir ke aliran darah, dan melewati pembatas darah-otak dan memengaruhi pertumbuhan, fungsi, dan konektivitas sel saraf.
Beberapa bahan kimia ini juga memengaruhi sel yang terlibat dalam sistem kerja otak. Selain itu, bahan kimia tertentu yang beredar di usus juga dibuat oleh sel-sel di otak. Semua hal tadi berujung pada memaksimalkan fungsi otak.
Karena kerja usus dan otak saling terhubung, dikutip dari Harvard Health Publishing, berbagai penelitian telah menemukan bahwa pendekatan berbasis psikologis mengarah pada perbaikan gejala pencernaan yang lebih besar dibandingkan dengan hanya perawatan medis konvensional.
Terapi ini sangat berguna pada kasus dengan gangguan GI fungsional merasakan nyeri lebih akut daripada orang lain karena otak mereka lebih responsif terhadap sinyal nyeri dari saluran sistem gastrointestinal (GI). Stres bisa membuat rasa sakit yang ada semakin parah.
Artinya seperti ini, jika pada orang A yang sedang cemas reaksi butterfly in stomach biasa saja, belum tentu hal yang serupa terjadi pada orang B. Si B inilah, yang dikatakan dalam Harvard Health Publishing, bisa menerima intervensi pengobatan yang tak hanya menyentuh psikologisnya, tapi juga dari sisi sistem pencernaannya.
Perbaikan gejala pencernaan yang dimaksud, misalnya mengevaluasi apakah gaya hidup seseorang sudah dikatakan ramah microbiome? Atau apakah yang dikonsumsi merupakan bahan makanan yang mampu mendukung keragaman microbiome?
Baca Juga: 8 Hal yang Tak Disadari Membahayakan Microbiome Usus
Microbiome di dalam tubuh kita, yang terdiri dari triliunan mikroorganisme dengan ribuan spesies berbeda. Tidak hanya bakteri tetapi juga jamur, archaea, dan virus. Jumlah terbesar ditemukan di usus kecil dan besar, namun sebenarnya ada di seluruh tubuh.
Microbiome bahkan diberi label sebagai organ pendukung utama karena memainkan begitu banyak peran kunci dalam mendukung kelancaran operasi harian tubuh manusia, termasuk kesehatan mental.
Jadi sekarang kamu sudah tahu kan, apa yang terjadi dalam tubuh, jika suatu hari merasakan fenomena butterfly in stomach? Uniknya, setiap orang pun akan merasakan sensasi yang berbeda, tergantung dari kesehatan pencernaannya.
Dan sebaiknya selalu menjadi catatan, saluran pencernaan peka terhadap emosi, misalnya kemarahan, kecemasan, kesedihan, kegembiraan - semua perasaan ini (dan lainnya) dapat memicu sesuatu terjadi pada usus kamu.
Jika ingin tahu lebih banyak bagaimana microbiome mendukung metabolisme tubuh kamu, rajin mampir ke Nusantics Blog, ya. Ada berbagai tema artikel, yang dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti, membantu kamu terbiasa dan bisa menjalankan pola hidup sehat yang memaksimalkan fungsi microbiome. Stay healthy and keep awesome!
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy