• Home
  • Blog

share

Hubungan Eksim dan Microbiome Kulit

25 Sep 2021

Hubungan Eksim dan Microbiome Kulit

Tahukah kamu kalau tubuh manusia, termasuk kulit terdiri dari triliunan mikroorganisme? Kumpulan mikroorganisme ini terdiri dari jamur, bakteri, virus, dan archaea, dan biasa disebut sebagai microbiome. 

Namun, jangan khawatir, microbiome ini memang sudah sepatutnya menghuni tubuhmu, karena tanpa mereka, tidak akan ada kamu di sini. Menariknya lagi, jika ingin tubuh dan kulit sehat, kamu pun harus menjaga kondisi microbiome-mu. Sebab, microbiome merupakan “penentu” dari apa yang terjadi di tubuhmu.

Jika 
microbiome beragam, seimbang, dan “hidup” dengan baik biasanya kulit juga merefleksikan kondisi yang bagus pula.

Microbiome pada kulit bekerja mirip dengan microbiome usus yang terdiri dari mikroorganisme (terdiri dari bakteri, fungi, virus, archaea) yang memainkan peran kunci dalam mencerna makanan dan menyerap nutrisi. Namun, mikroorganisme ini pun ada yang baik (komensal) dan ada kurang baik (patogen).

Baca Juga: Benarkah Kulit Sensitif Butuh Skincare?

Kondisi kulit seperti jerawat dan ketombe pada rambut juga bisa menjadi tanda bakteri patogen mengambil alih dan microbiome tidak seimbang. Ketika microbiome kulit tidak seimbang dan bakteri patogen mendominasi, umumnya akan terjadi peradangan kulit yang disebut eksim. 

Apa itu eksim? Apa hubungan eksim dan microbiome? Berikut penjelasannya!
 

Apa Itu Eksim?

apa itu eksim


Eksim atau dermatitis atopik adalah kondisi yang membuat ruam kulit yang terlihat merah dan terasa gatal. Kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak, tetapi sebenarnya bisa terjadi pada orang tidak terbatas pada usia berapa pun.

Dikutip dari 
Mayoclinic, orang dengan eksim biasanya akan merasakan kulit sangat gatal di bagian pipi, lipatan siku, atau belakang lutut. Bagian kulit yang gatal tersebut akan terlihat seperti ruam, bersisik, dan memiliki bercak merah. Biasanya, eksim timbul karena tidak menjaga kelembapan kulit dengan baik sehingga menjadi kering dan mudah iritasi.

Eksim yang berlangsung lama adalah gangguan kulit yang kronis dan cenderung kambuh secara berkala. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan eksim secara instan. Namun, perawatan kulit secara rutin dapat meredakan gatal dan mencegah timbulnya ruam baru.


Baca Juga: Apa Hubungan Kesehatan Usus dengan Jerawat?
 

Penyebab Eksim


penyebab eksim


Dikutip dari jurnal ISRN Allergy yang dikurasi oleh Simon Francis Thomsen, risiko orang dengan eksim dipengaruhi oleh genetik. 

Banyak gen yang berhubungan dengan eksim memiliki elemen sistem imun yang sama sehingga gejalanya juga bisa saja mirip. Studi klinis menunjukkan bahwa orang dengan kulit kering memiliki risiko eksim yang lebih tinggi. 

Namun, tidak semua varian genetik ini memiliki risiko gangguan kulit yang sama. Beberapa orang mendapatkan eksim dari risiko faktor gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang makan buah dan sayur, jarang berolahraga, dan tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Untuk lebih jelasnya, kulit memiliki sel-sel khusus yang memiliki fungsi kekebalan. Sementara eksim menyebabkan fungsi kekebalan tersebut rusak pada lapisan terluar kulit. Makanya, tak jarang eksim juga diikuti dengan penyakit umum alergi seperti demam atau asma.

 

Hubungan Eksim dan Microbiome Kulit


hubungan eksim dan microbiome kulit


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, eksim berkaitan erat dengan keseimbangan microbiome kulit. Berdasarkan studi klinis yang dipublikasikan di Journal of Clinical Medical, pasien dengan eksim memiliki komposisi microbiome yang tidak cukup beragam. Hal ini terlihat dari sistem kekebalan sensitifitas alergi yang berlebihan karena microbiome kulitnya tidak cukup seimbang.

Di sisi lain, ketidakseimbangan 
microbiome memengaruhi respon imun kulit sehingga anak-anak cenderung mengalami sejumlah penyakit imun, seperti eksim, dengan infeksi kulit yang cukup sering.

Interaksi antara 
microbiome dan sistem kekebalan pada orang dengan eksim akhirnya mengubah konsep terapi pengobatan antibiotik. Karena kondisi kulit eksim tidak hanya terlihat dari lapisan kulit terluar tetapi juga bisa merangsang lapisan kulit terdalam.

Bantuan pertama bagi orang dengan eksim adalah mengaplikasikan krim antiinflamasi untuk membantu mengembalikan keseimbangan 
microbiome. Tetapi ingatlah bahwa microbiome kulit setiap orang berbeda dan bereaksi berbeda, sementara pengobatan yang efektif untuk satu orang belum tentu berhasil untuk orang lain.

Baca Juga: Pengaruh Pembersih Wajah terhadap Microbiome Kulit

So, cara yang mungkin efektif untuk meredakan gejala dan mengobati eksim adalah dengan memperbaiki microbiome kulit supaya perlahan menjadi beragam diantaranya:

  • Mengatur pola hidup jadi lebih sehat
  • Rutin berolahraga 
  • Rajin minum air putih
  • Kelola stres dengan baik
  • Istirahat cukup
  • Menjaga kelembapan kulit seperti menggunakan pelembap tanpa bahan pewangi setiap hari. 

Pelembap bekerja memperbaiki lapisan terluar kulit dan mengurangi dehidrasi kulit. Karena eksim berarti alergi yang bisa masuk ke lapisan kulit terdalam, penting untuk tidak menggunakan pelembap yang mengandung bahan makanan seperti gandum, susu kambing, atau minyak almond. Hindari juga sabun dengan bahan yang keras seperti sabun antibakteri jika memiliki kulit sensitif.

Nah, salah satu rangkaian skincare ramah microbiome dan lingkungan yang bisa kamu coba ialah Biome Beauty dari Nusantics. Biome Beauty terbuat dari bahan-bahan alami, tidak menggunakan bahan yang berpotensi berbahaya bagi kulit sehingga aman untuk microbiome kulit wajahmu.

Atau, jika kamu tertarik mengenal kondisi kulit wajahmu lebih detail, kamu bisa mencoba Biome Scan. Nantinya, kulit wajah kamu akan di-swab dan dianalisa di lab, untuk diketahui microbiome apa yang mendominasi (bakteri atau jamur), juga kondisi seperti tingkat pH, sebum, melanin, dan lain-lain. Cek info selengkapnya di sini, ya.

Referensi:

Writer: Ria Theresia Situmorang

Editor: Serenata Kedang