• Home
  • Blog

share

Cahaya Matahari Bisa Membunuh Bakteri Jahat di Dalam Rumah, Lho!

13 Dec 2021

Cahaya Matahari Bisa Membunuh Bakteri Jahat di Dalam Rumah, Lho!

Siapa nih yang masih konsisten stay at home? Apakah kamu pernah terpikir, memangnya stay at home pasti akan selalu sehat? 

Hmm, jadi begini guys, stay at home all the time bukan berarti bisa selalu sehat jika kamu tidak menjaga kebersihan rumahmu. Kebersihan rumah perlu dijamin karena rumah juga bisa menjadi sarang bakteri jahat, lho. Kita harus mengakui bahwa sebersih apapun rumah kita, bakteri jahat pasti tetap ada apalagi kalau rumah kamu kotor. 

Bakteri dapat menempel di manapun, terutama pada barang-barang yang sering kita pegang seperti remot televisi, pegangan tangga, hingga kasur. 

Bakteri di dalam rumah bisa berasal dari debu yang terbawa dari luar ke dalam rumah. 
Fahimipour etc dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa di dalam debu mengandung ribuan microbiomeMicrobiome itu dapat terdiri dari virus, jamur, bakteri, dan mikroba lainnya. 
 

Pentingnya Peran Jendela di Rumah

pentingnya peran jendela di rumah


Nah, sudah tahu belum kalau jendela adalah komponen paling penting untuk rumah karena bisa dibilang merupakan kunci kesehatan rumah selain upaya bersih-bersihmu? Mengapa demikian, ya? 

Ternyata membuka jendela bukan hanya untuk kebaikan sirkulasi udara, tapi juga untuk memberikan ruang dan akses cahaya matahari masuk ke dalam rumah.

Sinar matahari tak hanya baik bagi tubuh, tetapi juga rumah kamu. Artinya dengan membuka jendela, kamu secara tidak langsung sudah memperbaiki kualitas udara di dalam rumah dan mengizinkan sinar matahari membunuh bakteri di dalam rumah. Jadi, sepenting itukah cahaya matahari harus masuk ke dalam rumah? 

Kita percaya bahwa 
berjemur di bawah matahari pada waktu yang telah direkomendasikan dapat melemahkan hingga membunuh bakteri jahat dalam tubuh. 

Nusantics juga pernah mengabarkan berita baik padamu tentang hubungan 
sinar matahari yang baik untuk microbiome di dalam tubuh. Bagi mereka yang rajin berjemur akan meningkatkan kandungan vitamin D di dalam tubuh dan ditemukan kandungan microbiome yang lebih beragam di dalam tubuh. 

Baca Juga: Pengaruh Jendela Terhadap Komposisi Microbiome di Rumah
 

Penyakit Akibat Buruknya Ventilasi Rumah

penyakit akibat buruknya ventilasi rumah


Pada 2016 Repository Muhammadiyah University of Ponorogo mempublikasi penelitian menakjubkan mengenai fakta penyakit TB (tuberculosis). 

Andarmoyo dalam penelitiannya ini mengungkapkan 
tuberculosis dapat disebabkan oleh ventilasi rumah. Tuberculosis yang disebabkan oleh patogen Mycobacterium tuberculosis adalah penyakit menular yang langsung menyerang paru-paru. 

Andarmoyo pada akhirnya memberikan saran sederhana yang mudah untuk dilakukan penderita 
tuberculosis dengan sering membuka jendela secara maksimal agar sirkulasi udara maksimal dan menyarankan penggunaan ubin kaca agar sinar matahari juga dapat masuk secara maksimal. 

Journal of Hospital Infection by Elsevier mengungkapkan perancangan bangunan rumah sakit diusahakan kacanya menghadap selatan dengan ventilasi silang dan langit-langit tinggi. Hal ini dianggap dapat mengurangi risiko infeksi karena udara segar dan sinar matahari dapat masuk secara dinamis. 

Namun penelitian lanjutan juga telah dilakukan dan menghasilkan hipotesis bahwa ventilasi alami menawarkan perlindungan dari penularan patogen (bakteri penyebab penyakit) di udara.


Baca Juga: Dampak Udara Indoor yang Sehat dan Bersih terhadap Kesehatan Tubuh

Penelitian menakjubkan juga dipublikasikan di Springer Link, yang menyatakan paparan sinar matahari membuat komunitas hidup microbiome lebih rendah di siang hari. 

Bagian ruangan yang tidak mendapatkan sinar matahari nyatanya juga tidak berpengaruh. Sinar matahari juga membunuh bakteri di berbagai media lho seperti besi, baja, plastik, hingga air. Hal ini sesuai dengan penelitian 
The Inactivation of A Natural Population of Coliform Bacteria by Sunlight yang menyatakan radiasi ultraviolet (UV) matahari memberikan kontribusi besar pada pemurnian air secara alami.

So, pastikan rumahmu mendapat sinar matahari yang cukup ya. Selain jendela, ventilasi juga harus maksimal agar kualitas udara di rumah senantiasa terjaga. Jangan lupa juga untuk rutin membersihkan rumah supaya udara yang kamu hirup selalu bersih.

Jika masih belum yakin dengan kualitas udara di rumahmu, yuk coba pantau dengan 
Nusantics Covid Air Scan. Lewat Air Scan, rumah kamu akan dimonitor kualitas microbiome udaranya, bahkan bisa mendeteksi virus COVID-19. Penasaran mau coba? Segera cek informasi lengkapnya di sini.

Referensi

Writer: Lintang Zahrima Kalsum

Editor: Serenata Kedang