• Home
  • Blog

share

Benarkah Anak-Anak Lebih Jarang Terkena Virus COVID-19?

13 Sep 2021

Benarkah Anak-Anak Lebih Jarang Terkena Virus COVID-19?

 

Selama ini anak-anak diketahui memiliki imunitas yang belum terbentuk sempurna sehingga rentan terkena penyakit. Namun, jika dipikir-pikir, anak-anak jarang terkena COVID-19, lho. Mengapa, ya?

Studi dari berbagai negara membuktikan bahwa anak-anak lebih kebal terhadap COVID-19 dibanding orang dewasa, apalagi lansia. 
Penelitian di Inggris menyebutkan bahwa angka kematian akibat COVID-19 pada anak usia di bawah 18 tahun hanya 2:1 juta orang. Selain itu, dari 6.338 kasus COVID-19 di rumah sakit di negara Ratu Elizabeth, hanya 259 anak yang memerlukan perawatan intensif.

“SARS-CoV-2 sangat jarang fatal pada anak-anak, bahkan bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta,” tulis 
Clare Smith, salah satu peneliti dari Bristol Royal Hospital for Children di Inggris.

Laporan artikel penelitian berjudul 
The role of children in the spread of COVID-19 juga menemukan bahwa orang-orang di bawah usia 20 tahun memiliki kerentanan terhadap COVID-19 hanya sebesar 43% dibanding orang dewasa. Selain itu, kemampuan anak-anak menularkan virus SARS-CoV-2 hanya 63% dibanding orang dewasa.

Data 
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa anak-anak mengalami angka infeksi yang lebih rendah, atau tepatnya kurang dari 10% dari kasus COVID-19 di Amerika Serikat. Kalaupun mereka terkena COVID-19, gejalanya biasanya lebih ringan.

Studi di 
Islandia juga menemukan bahwa anak-anak di bawah usia 15 tahun hanya setengah kemungkinannya untuk terkena virus corona dan menularkannya ke orang lain. Bahkan, anak-anak kecil kemungkinannya menunjukkan hasil tes PCR positif meski ada virus di tubuhnya. Mungkin ini alasan anak-anak memiliki angka diagnosis COVID-19 rendah di berbagai negara.

Baca Juga: Benarkah Punya "Memori" COVID-19 di Tubuh Dapat Meringankan Gejala?

“Di seluruh dunia, studi demi studi menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja hanya menyumbang 1-3% dari seluruh kasus. Bahkan, lebih sedikit lagi yang pada akhirnya membutuhkan perawatan di rumah sakit,” kata Dr. Robert Hamilton, dokter anak di Amerika Serikat.

Long COVID atau gejala yang masih terasa berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19 juga terjadi pada anak-anak, termasuk yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala. Namun, anak-anak lebih jarang mengalaminya dibanding orang dewasa.
 

Penyebab Anak-Anak Lebih Imun terhadap COVID-19

anak anak lebih imun terhadap covid


Menurut para spesialis penyakit menular, rendahnya angka infeksi pada anak-anak kemungkinan disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya:

  • Respons imun yang berbeda terhadap virus dibanding orang dewasa.
  • Minimnya kondisi komorbid pada anak-anak. “Ini kombinasi antara penyakit penyerta yang lebih tinggi pada orang dewasa (sehingga risiko mereka meningkat) dengan karakteristik unik pada anak-anak yang melindungi mereka, seperti karakteristik imun serta rendahnya kecenderungan penggumpalan darah dan gangguan inflamasi secara umum,” jelas Dr. Kathleen Jordan, spesialis penyakit menular di Amerika Serikat.
  • Sering terpapar virus corona lain. Anak-anak mungkin memiliki imunitas yang lebih tinggi dari virus corona musiman lain yang menyebabkan flu biasa. “Imunitas terhadap saudara SARS-CoV-2 tampaknya memberi perlindungan juga terhadap COVID-19,” kata Dr. Robert Hamilton, dokter anak di Amerika Serikat.
  • Sinus yang belum berkembang sempurna sehingga anak-anak tidak menyerap copy virus sebanyak orang dewasa. “SARS-CoV-2 menggandakan diri di nasofaring, sedangkan anak-anak memiliki sinus yang sangat belum berkembang sampai usia 12 tahun,” kata Dr. Amy Baxter di Amerika Serikat. Jadi, sistem imun anak-anak tidak terpicu meski hasil swab menunjukkan jumlah virus yang sama dengan orang dewasa.
  • Anak-anak tidak memiliki reseptor ACE2 sebanyak orang dewasa. SARS-CoV-2 biasanya terhirup lewat hidung sebelum berkembang menjadi COVID-19. Dari situ, virus masuk dengan cepat ke rongga hidung di mana virus menempel ke reseptor yang disebut ACE2 dan menggandakan diri untuk menciptakan infeksi.
  • Ada perbedaan mikrobiota, kadar vitamin D, dan melatonin yang memberikan perlindungan.  Menurut Jordan, mungkin ini alasan COVID-19 jauh lebih ringan pada anak-anak dan kemungkinan kecil menyebabkan gejala atau kerusakan organ akhir dibanding orang dewasa.

Baca Juga: Seberapa Mudah Virus COVID-19 Menyebar di Udara?
 

Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

terapkan protokol kesehatan


Bagaimanapun juga, studi-studi tersebut tidak mengevaluasi angka penyakit yang tidak terlalu parah atau long COVID. “Jadi, bukan berarti COVID-19 tidak menjadi masalah bagi anak-anak,” kata dokter anak di Italia, Danilo Buonsenso.

Meski angka kematian dan perawatan intensif sangat rendah, Buonsenso berharap sekolah tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan meningkatkan ventilasi ruangan.

Ia juga menganjurkan orang tua fokus terhadap imunisasi, baik untuk anaknya maupun diri sendiri. “Ketika orang dewasa sudah diimunisasi, lebih sedikit anak yang terinfeksi,” kata Buonsenso.

Bagaimana dengan kebijakan sekolah tatap muka yang baru-baru ini dimulai? COVID-19 memang masih bisa menyebar di tempat manusia berinteraksi, termasuk di sekolah dan daycare. Namun, menurut Hamilton, banyak peneliti merasa risiko menjauhkan anak dari sekolah (misalnya depresi dan kecemasan) lebih besar dibanding risiko terkena virus corona di tempat belajar.

Baca Juga: Yakin Udara Sekitarmu Sudah Bebas Virus? Cek dengan Nusantics Covid Air Scan!

“Sekolah adalah tempat teraman untuk anak-anak kita. Dengan pembelajaran secara personal, masker, dan menjaga jarak, hampir tidak ada transmisi virus,” tegas Nachman.

Selain menggunakan masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, orang tua pun harus meningkatkan kekebalan tubuh anak. Misalnya dengan memberikan asupan bergizi, variatif, dan seimbang, serta rutin memberikan vitamin immune booster. Ajari juga anak-anak untuk selalu mencuci tangan dan kaki setelah pulang dari luar.

Nusantics sebagai perusahaan bioteknologi dengan fokus riset dan teknologi terkait microbiome memiliki layanan Covid Air Scan, nih. Rumah Anakku Daycare dan Pre-School beberapa waktu lalu memastikan udara lingkungannya bebas dari virus COVID-19 dengan Covid Air Scan. Nah, jika kamu mau juga mencoba memonitor dan mendeteksi kualitas udara di ruangan rumah atau tempat tinggalmu, yuk coba layanan Nusantics Covid Air Scan.

Tertarik membaca informasi tentang COVID-19 atau kesehatan usus dan microbiome lainnya? Yuk, mampir ke Nusantics Blog!

Referensi:

 

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang