Blog
Benarkah Mood Kamu Dipengaruhi Microbiome?
January 26, 2021 by Anita Desyanti
Share
Pertama, apa itu microbiome? Sederhananya microbiome, yang terdiri dari bakteri, virus, jamur, dan archaea merupakan sekumpulan makhluk hidup, yang punya peranan penting untuk imunitas manusia. Dan ternyata, tak hanya kesehatan fisik, tapi juga jiwa!
Tahukah kamu microbiome paling banyak berada di usus manusia? Jumlahnya 10 kali jumlah sel mikroba atau sekitar 100 triliun mikroba, mewakili sebanyak 5.000 spesies berbeda dan beratnya kira-kira 2 kilogram dalam tubuh.
Selain dalam usus, microbiome juga terdapat di kulit, vagina, dan organ oral. Saking banyaknya jumlah microbiome dalam tubuh seseorang, dikutip dari sciencemag.org, hal tersebut berpengaruh pada kerja otak dan kesehatan manusia.
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap dua kelompok besar ras Eropa, menunjukkan beberapa spesies bakteri usus yang hilang pada orang yang sedang depresi. Para peneliti menyimpulkan, bahwa jumlah bakteri dalam usus dapat memengaruhi fungsi sel saraf dan berujung ke suasana hati.
Para ahli penasaran, bagaimana cara kerja microbiome memengaruhi suasana hati? Jeroen Raes, seorang ahli mikrobiologi di Universitas Katolik Leuven di Belgia bersama rekan-rekannya menyusun daftar 56 zat penting yang diproduksi oleh microbiome usus dan berkaitan dengan fungsi sistem saraf.
Mereka menemukan bahwa Coprococcus tampaknya memiliki jalur yang terkait dengan dopamin, sinyal otak utama yang terlibat dalam depresi!
Jeroen bersama rekan peneliti lainnya mengamati lebih dekat pada 1.054 orang Belgia yang mereka rekrut untuk menilai microbiome "normal".
Beberapa di dalam kelompok - total 173 - telah didiagnosis depresi atau telah melakukan survei, dengan hasil: kualitas hidup yang buruk.
Lalu Jeroen bersama tim membandingkan microbiome mereka dengan peserta lain. Dua jenis mikroba, Coprococcus dan Dialister, hilang dari microbiome subjek yang depresi, tetapi pada peserta dengan kualitas hidup tinggi.
Sebuah jurnal dari National Library of Medicine, punya penemuan yang tak kalah menarik. Di situ tertera microbiome dalam usus manusia sudah lama menjadi topik pembicaraan di kalangan psikiater, khususnya dijadikan terapi potensial untuk beberapa penyakit mental.
Mereka yakin, triliunan bakteri berada di usus manusia telah terbukti memainkan peran penting dalam jalur komunikasi gut-brain axis melalui pengaruh jalur saraf, kekebalan, dan endokrin.
Pasien dengan berbagai gangguan kejiwaan termasuk depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan spektrum autisme telah terbukti memiliki perbedaan yang signifikan dalam komposisi microbiome usus mereka.
Meningkatkan bakteri baik di usus, misalnya, melalui penggunaan probiotik, prebiotik, atau perubahan pola makan, berpotensi meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan pada orang sehat.
Nah, salah satu cara menjaga keseimbangan “pasukan” microbiome adalah dengan menjaga asupan makanan sehat dan mengonsumsi makanan mengandung probiotik, seperti:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy