Blog
Peran Microbiome dalam Deteksi Penyakit
July 10, 2024 by Agnes Octaviani
Share

Apakah kamu sudah tahu apa itu microbiome? Microbiome merupakan sekumpulan mikroorganisme, terdiri dari jamur, virus, bakteri, dan archaea.
Sebelum penelitian tentang peran microbiome meluas pada beberapa tahun terakhir, mikroba selalu dipandang negatif dan membawa penyakit. Kini, microbiome memiliki peran penting dalam bidang kesehatan, termasuk membantu mendeteksi penyakit.
Kehadiran microbiome di sekeliling dan di dalam tubuh makhluk hidup ternyata memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kinerja sistem kekebalan tubuh.
Pada manusia, keberadaan microbiome menstimulasi dan “melatih” sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali mikroba yang merugikan kesehatan, atau disebut juga patogen.
Microbiome dapat ditemukan di setiap jengkal tubuh kamu, namun paling banyak ditemukan dalam usus dan kulit. Microbiome juga memiliki cara kerja tersendiri yang mekanismenya hingga saat ini masih dipelajari oleh para ilmuwan.
Microbiome tertentu memiliki peran penting untuk kesehatan manusia, tetapi jenis mikroba lainnya memang dapat menimbulkan penyakit, mulai dari pilek hingga infeksi organ dalam.
Makhluk-makhluk kecil ini juga dapat memengaruhi pengobatan, misalnya jenis microbiome tertentu dapat mengurangi efektivitas obat kanker, sedangkan ada pula jenis lain yang diperlukan kehadirannya untuk membuat obat bekerja.
Baca Juga: Bakteri Bisa Sakit Juga, Lho! Lalu, Apa yang Mereka Lakukan?
Peran Microbiome dalam Deteksi Penyakit
Menyadari bahwa keberadaan microbiome dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit atau gangguan kesehatan, para ilmuwan mencoba mengembangkan alat-alat diagnostik yang cara kerjanya melibatkan peran microbiome.
Microbiome diidentifikasi untuk kemudian dianalisis dan membantu pengambilan keputusan diagnosa.
Pada individu yang sehat, terdapat jumlah dan komposisi tertentu dari masing-masing spesies anggota microbiome yang seimbang. Ketika salah satu jenis atau spesies anggota microbiome ini berubah terlalu banyak atau terlalu sedikit, dapat terjadi ketidakseimbangan yang memicu timbulnya masalah-masalah kesehatan.
Berkat penelitian microbiome yang semakin pesat, para ilmuwan juga sudah mengantongi sebagian besar nama-nama spesies anggota microbiome yang biasanya ada di tubuh manusia.
Hal ini akan mempermudah proses deteksi patogen dengan mengenali mikroba asing yang tidak biasanya hadir dalam komposisi microbiome.
Baca Juga: Apa Kaitan Autoimun dan Microbiome?
Berikut adalah beberapa peran microbiome dalam membantu mendeteksi beberapa penyakit:
1. Teknologi PCR

Contoh yang langsung dapat kita rasakan manfaatnya saat ini adalah diagnosa Covid-19 yang menjadi pandemi global sejak 2020. Dengan teknik qPCR, DNA sampel microbiome yang diambil lalu diperbanyak untuk mendeteksi DNA atau RNA mikroba patogen target. Jika DNA/RNA virus Covid-19 terdeteksi, artinya orang tersebut sudah terinfeksi.
2. Analisis Metabolisme
Selain melalui analisis PCR, microbiome juga dapat memberikan informasi kesehatan seseorang melalui analisis metabolisme. Misalnya, penyakit jantung dapat dideteksi jika ditemukan hasil metabolisme microbiome yang disebut trimethylamine-N-oxide. Hadirnya zat ini diasosiasikan dengan adanya penumpukan lemak di pembuluh darah yang berpotensi menyebabkan serangan jantung.
Baca Juga: Komposisi Microbiome yang Dimiliki Satu Keluarga yang Tinggal Bersama Cenderung Serupa, Kok Bisa?
3. Tes Komposisi Microbiome

Perkembangan teknologi yang memanfaatkan microbiome untuk mendeteksi penyakit semakin canggih. Contohnya, perusahaan dari Prancis yang sedang mengembangkan pendeteksi Crohn's disease melalui analisa komposisi microbiome usus.
Mereka berhasil mengidentifikasi bakteri khusus yang jumlahnya menurun atau meningkat ketika penyakit tersebut aktif. Kedepannya teknologi yang mereka kembangkan diharapkan dapat mendiagnosa dan memberikan perawatan yang tepat untuk penyakit lain, seperti gangguan hati atau bahkan kanker.
Mendeteksi penyakit dengan microbiome dianggap lebih hemat biaya dan lebih cepat jika dibandingkan dengan beberapa metode dengan alat diagnosa lainnya.
Dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, metode diagnosa dengan analisa microbiome membantu praktisi kesehatan mengambil keputusan perawatan yang dianggap paling cocok untuk setiap individu.
Keunggulan-keunggulan ini membuat alat diagnostik microbiome semakin serius dikembangkan agar dapat diterapkan secara luas.
Nah, kalau kamu punya masalah kulit yang tak kunjung mereda setelah mencoba berbagai perawatan, kamu bisa mencoba menganalisa microbiome kulit kamu untuk menemukan akar penyebabnya.
Layanan Nusantics Biome Scan dapat membantu kamu dengan teknologi canggih dalam laboratorium Nusantics.
Dengan mengetahui komposisi microbiome kulit kamu saat ini, kamu akan dapat menyelesaikan masalah kulit secara lebih baik.
Misalnya saja dengan menggunakan produk perawatan yang tepat untuk mendukung perkembangan microbiome alami kulit kamu dan kembali menyeimbangkan komposisinya.
Yuk, tuntaskan masalah kulit kamu dengan mengenal microbiome pribadi!
Referensi:
- Branch, Stacy Matthews. “Advances in Microbiome Diagnostics | Psomagen.” Psomagen, 21 Feb. 2017, www.psomagen.com/blog/advances-in-microbiome-diagnostics.
- Fernández, Clara Rodríguez. “How New Microbiome Diagnostic Technologies Can Save Lives.” Labiotech.Eu, 19 Feb. 2019, www.labiotech.eu/in-depth/microbiome-diagnostics-test-technology.
Fresh Articles
Menu
Temui Kami
Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi
© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.
Kebijakan Privasi