• Home
  • Blog

share

Benarkah Microbiome Skincare Akan Jadi The Next Big Thing?

16 Mar 2022

Benarkah Microbiome Skincare Akan Jadi The Next Big Thing?

Jika kamu perhatikan, belakangan ini banyak bermunculan produk perawatan kulit baru yang menonjolkan soal “microbiome” dan “probiotik”.  Apakah ini sekadar tren musiman atau akan jadi the next big thing yang mengubah dunia skincare?

Seperti yang kita ketahui, kulit kita dihuni oleh miliaran bakteri, jamur, dan virus yang disebut dengan
microbiome. Makhluk-makhluk mungil ini sangat penting agar kulit dapat berfungsi dengan baik. Jika terjadi gangguan pada microbiome, kamu bisa mengalami kulit kering, penuaan dini, kulit berjerawat, eksim, psoriasis, kulit kepala berketombe, dan sebagainya.

Sebenarnya apa yang menyebabkan
microbiome kulit terganggu? Salah satunya adalah karena membersihkan kulit dengan zat keras (seperti eksfoliasi berlebihan dan menggunakan sabun antibakteri) serta penggunaan antibiotik topikal.

Skincare seperti pembersih wajah dengan bahan keras dan penggunaan bahan aktif tertentu secara berlebihan bisa mengubah keseimbangan pH kulit kita dan mengganggu microbiome kulit,” jelas Jennifer Rock, ahli kecantikan asal Amerika Serikat. Jadi, kamu perlu berhati-hati jika menggunakan skincare berbahan asam (acid) dan retinoid.

Baca Juga: Pada Usia Berapa Sebaiknya Kita Memulai Penggunaan Skincare?
 

Memilih Skincare untuk Microbiome Kulit Sehat

memilih skincare untuk microbiome sehat


Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat memilih skincare untuk menjaga keseimbangan microbiome kulit, yakni:

  • Memilih pembersih yang lembut dan serum yang mengandung pelembap.
  • Menggunakan bahan yang dapat meningkatkan fungsi lapisan penghalang kulit, seperti ceramide dan hyaluronic acid.
  • Tidak terlalu banyak mengandung bahan baku (minimalis). Less is more!
  • Menggunakan produk fermentasi. “Gagasan tentang fermentasi sangat umum di seluruh Asia. Konsumen familiar dengan klaim ini karena berhubungan dengan kealamian dan memberikan nilai tambah berupa manfaat untuk kulit,” tutur Frédéric Boucly, manajer riset dan pengembangan sebuah merek skincare di Amerika Serikat.
  • Selain merawat kulit dari luar, kamu juga perlu merawatnya dari dalam dengan menjaga kesehatan usus. Jadi, tak ada salahnya mengonsumsi suplemen atau makanan dan minuman yang mengandung probiotik dan prebiotik.

Baca Juga: Mengenal Struktur Lapisan Kulit dan Hubungannya dengan Penggunaan Skincare
 

Apa Itu Probiotik, Prebiotik, dan Postbiotik?

probiotik prebiotik postbiotik


Menurut sebuah artikel di jurnal Clinics Perinatology, inilah perbedaan probiotik, prebiotik, dan postbiotik:
  • Probiotik: suplemen atau makanan yang mengandung mikroorganisme hidup yang mengubah microbiome di tubuh.
  • Prebiotik: suplemen atau makanan yang mengandung bahan yang tidak dapat dicerna yang secara selektif dapat merangsang pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri. Dengan kata lain, prebiotik adalah makanan untuk bakteri baik (probiotik).
  • Postbiotik: produk bakteri tak hidup atau produk turunan dari mikroorganisme probiotik yang memiliki aktivitas biologis di tubuh kita.


Microbiome Skincare dan Probiotic Skincare

microbiome skincare dan probiotic skincare


Penjelasan di atas menunjukkan bahwa menambahkan bakteri ke kulit dan menggunakan produk lembut untuk menjaga keseimbangan microbiome penting untuk kesehatan kulit. Di sinilah microbiome skincare berperan.

Namun, menurut ahli dermatologi asal Amerika Serikat Dr. Marnie Nussbaum, microbiome skincare dan probiotic skincare berbeda meski kedua istilah ini bisa digunakan bergantian. 

Skincare probiotik biasanya menggunakan elemen probiotik betulan untuk efek terapeutik, sedangkan produk yang ramah microbiome lebih ke karakteristik lembut atau sensitif yang tidak mengganggu microbiome,” Nussbaum mengklarifikasi.

Karena probiotik adalah organisme hidup, sebenarnya tidak ada produk skincare yang mengandung probiotik sungguhan. Sebab, produk skincare mengandung pengawet untuk mencegah kontaminasi bakteri dan memperpanjang waktu simpannya. 

“Pengawet yang sama akan membunuh probiotik apapun dalam produk itu sendiri,” kata Dr. Joshua Zeichner, M.D. yang juga seorang ahli dermatologi asal Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Apa itu Microbiome Skincare?
 

Tren Microbiome Skincare

tren microbiome skincare


Konsep produk perawatan kulit yang ramah microbiome muncul beberapa tahun lalu dan kini mulai menjadi kategori produk baru. Minat terhadap produk ini meningkat pesat sehubungan dengan pandemi COVID-19.

Di Google, pencarian kata kunci “microbiome skincarenaik 5.000% dalam 12 bulan. Merek-merek besar pun tak ketinggalan terjun di kategori baru ini. Selain itu, kongres terkait microbiome skincare mulai digelar dan artikel-artikel terkait hal ini semakin banyak dipublikasikan.

Diduga, orang-orang mencoba memahami bagaimana probiotik dan prebiotik bisa melindungi kulit. “Selama pandemi, banyak yang beralih ke skincare sebagai bentuk perawatan diri. Namun, peralihan tersebut tanpa pemahaman tentang cara aman menggunakan bahan aktif, sehingga kulit bisa jadi teriritasi,” tutur Rock.

Karena inilah, tambah Rock, penting untuk menghargai kulit kita dengan menggunakan bahan yang menutrisi untuk mengembalikan keseimbangan microbiome dan menjaga kulit tetap sehat dan terlindungi.

Berbicara tentang skincare probiotik dan pergerakan microbiome sebagai satu kesatuan, menurut Christin Powell, pendiri sebuah merek microbiome skincare, ini baru permulaan dan bagaikan puncak gunung es.

Tahun 2020 ke atas, diramalkan akan banyak skincare yang fokus terhadap microbiome dan probiotik. Bahkan, menurut Boucly, setelah probiotik dan prebiotik, postbiotik dari fermentasi bisa mewakili fase baru dalam kosmetik yang berfokus pada microbiome.

Nah, buat kamu yang mau mencoba microbiome skincare atau produk kecantikan yang ramah microbiome, kamu bisa mencoba Biome Beauty dari Nusantics. Karena terbuat dari bahan-bahan alami dan tidak mengandung bahan potensi berbahaya, Biome Beauty jadi sangat ramah untuk microbiome dan lingkungan. Yuk, coba produknya di sini!

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang