logo-dark
logo-dark

Beranda

Blog

Apa Saja Jenis Mikroorganisme yang Hidup di Kulit Wajah Kita?

Blog

Apa Saja Jenis Mikroorganisme yang Hidup di Kulit Wajah Kita?

September 09, 2022 by Ria Theresia Situmorang

Share

blog-image

Kulit adalah organ terbesar dari tubuh kita. Dengan berat lebih dari 3,6 kilogram untuk rata-rata orang dewasa, kulit mengandung berbagai jenis mikroorganisme yang semuanya berkontribusi pada kondisi tubuh secara keseluruhannya. 

Karena terus-menerus berhubungan dengan bagian terluar tubuh, baik secara langsung ataupun tidak langsung, kulit adalah tempat yang mudah bagi mikroba untuk menempel. 

Berdasarkan Journal of Bioscience, berikut adalah mikroorganisme yang hidup di kulit wajah kita.

Taksonomi Bakteri

Taksonomi membantu mengidentifikasi berbagai jenis organisme dan memungkinkan kita membaginya ke dalam beberapa kategori. 

1. Bakteri

Bakteri yang hidup di kulit kita biasanya bersifat komensalistik atau mutualistik. 

Komensalistik berarti bakteri tumbuh subur di kulit tetapi tidak secara langsung membahayakan. Mutualistik artinya bakteri dan inang sama-sama diuntungkan. 

Namun, bakteri yang bersifat mutualistik juga biasanya dikategorikan berdasarkan lingkungan tempat mereka berkembang:

  • Area sebaceous seperti kepala, leher, atau batang tubuh.
  • Area lembap seperti di antara jari kaki atau lekukan siku.
  • Area kering seperti lengan dan kaki.

Baca Juga: Bakteri Bisa Sakit Juga, Lho! Lalu, Apa yang Mereka Lakukan?

Sebagian besar bakteri yang hidup di kulit kita umumnya tidak berbahaya. Namun, beberapa bakteri terkadang dapat menyebabkan masalah kesehatan. 

Misalnya, bakteri dapat menyebabkan masalah seperti bisul atau selulitis, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi seperti meningitis, atau bahkan keracunan makanan. 

Berikut adalah beberapa contoh bakteri yang hidup di kulit kita.

a. Cutibacterium acnes

Cutibacterium acnes hidup di permukaan kulit dan folikel rambut yang berminyak. 

Bakteri ini dapat menyebabkan jerawat karena berkembang biak ketika ada produksi minyak berlebih dan pori-pori tersumbat. 

Hal ini disebabkan karena bakteri memakan sebum yang diproduksi oleh kelenjar sebaceous. 

Sebum sendiri mengandung campuran zat cair seperti lemak dan kolesterol. Di sisi lain, bakteri ini membantu meningkatkan kesehatan kulit dengan melembapkan dan juga menjaga kulit dan rambut. 

Namun, jika kulit menghasilkan terlalu banyak sebum, Cutibacterium acnes berkembang biak terlalu cepat. 

Hal tersebut menyebabkan sel darah putih merespons dengan menghasilkan peradangan yang menimbulkan jerawat. 

b. Corynebacteria

Corynebacteria bisa dibilang bakteri non-patogen dan juga patogen. Bakteri Corynebacterium diphtheriae menghasilkan racun yang menyebabkan penyakit difteri, infeksi yang mempengaruhi tenggorokan, dan selaput lendir hidung. 

Bagi kulit, bakteri ini menyebabkan kerusakan kulit yang berkembang saat bakteri mulai menempel di area kulit yang tidak sehat. 

Jika begitu, bakteri ini bisa menyebabkan infeksi serius yang berakibat kesulitan bernapas, lumpuh, gagal jantung, dan penyakit berbahaya lainnya. 

Namun, Corynebacteria pada kulit sebagian besar komensal tidak berbahaya yang menjadi kelompok terpadat ke-3 pada kulit serta berperan sangat penting untuk menjaga microbiome tetap seimbang.

c. Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus epidermidis biasanya dianggap sebagai salah satu bakteri baik pada kulit. 

Hal ini diketahui karena bakteri ini menghasilkan serangkaian peptida antimikroba yang menjaga patogen agar berada di bawah kendalinya. 

Efek positif bakteri ini hidup pada kulit yakni melalui modulasi respon inflamasi. S. epidermidis adalah salah satu bakteri yang paling banyak terdapat pada kulit manusia yang dominan di daerah lembap, tetapi juga hadir di daerah sebaceous dan kering.

Seperti kebanyakan bakteri, S. epidermidis dapat bertindak sebagai patogen oportunistik dengan membentuk penghalang biofilm tebal yang melindungi bakteri dari antibiotik, bahan kimia, dan zat berbahaya lainnya. 

Biofilm ini dapat menempel pada permukaan polimer yang berpotensi menyebabkan infeksi. 

Hal ini menyebabkan Staphylococcus epidermidis umumnya dikaitkan dengan infeksi terkait perangkat medis implan seperti prostesis dan alat pacu jantung dan juga merupakan penyebab utama infeksi darah yang didapat di rumah sakit. 

Namun, bakteri Staphylococcus epidermidis biasanya tidak berbahaya bagi individu yang sehat dan tidak menimbulkan risiko infeksi yang nyata.

d. Stafilokokus aureus

Staphylococcus aureus adalah jenis bakteri pada kulit yang sering ditemukan di rongga hidung dan saluran pernapasan. 

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah contoh umum dari bakteri yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. 

Bakteri ini sering menyebar melalui kontak fisik dan bisa menyebabkan infeksi bila terus menempel di kulit. Jadi, luka pada kulit bisa menyebabkan masalah serius jika terdapat banyak bakteri ini pada kulit. 

e. Micrococcus luteus

M. luteus adalah mikroorganisme yang sangat umum pada kulit yang ditemukan pada sebagian besar orang. 

Dengan cara yang serupa tetapi pada skala yang lebih kecil dari S. epidermidis, M. luteus biasanya dianggap bermanfaat bagi kulit. 

Hampir mirip dengan S. epidermidis, bakteri ini dapat menjadi patogen pada lingkungan tertentu. 

f. Lactobacillus

Lactobacillus adalah mikroorganisme terkenal dengan efek menguntungkan pada kulit. 

Sejumlah besar spesies yang termasuk dalam bakteri jenis ini sangat penting untuk usus dan vagina yang sehat. 

Studi terbaru yang dikutip dari Dermatology and Therapy Journal juga menyoroti bahwa spesies tertentu seperti L. iners terkait dengan kulit yang sehat. 

Tidak adanya bakteri ini seringkali dikaitkan dengan masalah kulit seperti dermatitis atopik dan psoriasis.

2. Jamur

Mikroorganisme yang juga terkadang hidup di kulit wajah adalah jamur. 

Jamur sendiri biasanya hidup di beberapa tempat tertentu seperti alis, bagian dekat telinga, sela hidung, dan sebagainya. 

Journal Nature pada tahun 2013 menunjukkan bahwa ada sekitar 80 spesies jamur yang berbeda terdapat dalam kulit manusia termasuk di telapak tangan, lengan bawah, dan lekukan siku. 

Sebagian besar spesies jamur tersebut termasuk dalam genus Malassezia, tetapi beberapa spesies dari genus Candida atau Dermatofita, seperti Trichophyton juga bisa jadi terdapat pada kulit.

Baca Juga: 6 Masker Wajah Berbahan Alami untuk Ragam Masalah Kulit

3. Virus

Virus bisa hidup bebas di kulit atau bisa berada di dalam sel bakteri. 

Virus yang paling umum pada kulit adalah bakteriofag yang menginfeksi bakteri kulit sehingga berperan penting dalam pengaturan mikrobiota kulit. 

Virus manusia seperti herpes atau virus penyebab kutil dan veruka juga umum terdapat pada kulit. 

Virus tersebut merupakan patogen karena berbahaya dan bersifat komensal. Namun tidak banyak informasi atau penelitian tentang topik ini sampai sekarang karena metode mengisolasi dan mengidentifikasi virus ini sedang dalam pengembangan awal.

4. Archaea

Archaea adalah komponen penting di area tubuh manusia seperti hidung hingga kulit. Mikroorganisme ini menyerupai bakteri dalam hal bentuk dan ukurannya. 

Di sisi lain, archaea membentuk sekitar 12 persen dari microbiome manusia. 

Baca Juga: Waspada, Ini 5 Masalah Kulit Akibat Microbiome Tidak Seimbang!

Nah, supaya kita punya kondisi kulit wajah yang sehat dan ideal, semua komposisi microbiome ini haruslah seimbang. Bagaimana caranya supaya seimbang?

Tentu saja dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti perbanyak makan serat dan kurangi daging, konsumsi air putih dan istirahat cukup, kelola stres dengan baik, serta memilih produk skincare yang ramah microbiome dan menggunakan hanya bahan-bahan alami seperti Biome Beauty.

Kamu juga bisa cari tahu lho, seperti apa sih komposisi microbiome di kulit wajah kamu. Caranya dengan melakukan Biome Scan, yakni swab kulit yang bisa menganalisa kondisi kulit wajah dan komposisi microbiome kamu.

Melalui hasilnya, kamu jadi tahu kandungan skincare apa saja yang cocok digunakan untuk kulit kamu. Serta, apa sih penyebab masalah kulit yang saat ini kamu alami, sehingga solusinya bisa ditemukan dengan tepat.

Yuk, daftarkan diri!

Referensi:

  • https://www.skintrustclub.com/blog/the-types-of-microorganisms-that-live-on-our-skin/
  • VaniaS., & MalikA. (2021). Profiling Skin Microbiome in Healthy Young Adult Representing Javanese, Papuans, and Chinese Descent in Indonesia. HAYATI Journal of Biosciences, 28(4), 249-261. https://doi.org/10.4308/hjb.28.4.249-261
  • França, Katlein. “Topical Probiotics in Dermatological Therapy and Skincare: A Concise Review.” Dermatology and therapy vol. 11,1 (2021): 71-77. doi:10.1007/s13555-020-00476-7
  • Findley K, Oh J, Yang J, et al. Topographic diversity of fungal and bacterial communities in human skin. Nature. 2013;498(7454):367-370. doi:10.1038/nature12171

logo-dark
logo-dark

The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia

Temui Kami

Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.

i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210

Contact Us

hello@nusantics.com

+62 (21) 509 194 30

Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi

logo-dark
logo-dark

© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi