logo-dark
logo-dark

Beranda

Blog

Apa Itu Sindrom Leaky Gut atau Usus Bocor?

Blog

Apa Itu Sindrom Leaky Gut atau Usus Bocor?

January 26, 2021 by Agnes Octaviani

Share

blog-image

Beberapa tahun belakangan ini, sindrom leaky gut mulai sering dibahas dan menjadi perhatian oleh mereka yang peduli dengan gaya hidup sehat. Apa sebenarnya leaky gut itu?

Saat ini, sindrom
leaky gut masih diteliti lebih jauh dalam dunia kedokteran karena diduga dapat menjadi kunci jawaban dari berbagai macam penyakit.

Sistem pencernaan kamu bekerja dengan cara melebur makanan dan memecah nutrisi agar dapat lebih mudah diserap oleh tubuh melalui usus. Namun, tidak semua yang masuk ke dalam perut adalah nutrisi, sebagian lainnya merupakan zat yang dapat berbahaya bagi tubuh. Di sinilah peran usus mengontrol agar zat beracun tidak masuk ke dalam aliran darah, melainkan ikut terbuang bersama kotoran.

Usus kamu memiliki dinding yang terdiri dari sel dan jaringan yang mampu mengatur jalannya proses penyerapan nutrisi agar masuk ke aliran darah untuk dibawa ke organ yang membutuhkan.

 

So, Apa Sih Leaky Gut Itu?

apa itu leaky gut


Leaky gut, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bisa juga disebut sebagai “usus bocor”. Tetapi jangan bayangkan usus kamu memiliki lubang besar seperti pipa yang bocor, ya. 

Sindrom
leaky gut ini mendeskripsikan kondisi di mana dinding usus kamu yang rapat, terdapat kebocoran yang sangat kecil, sehingga dapat ditembus atau dilewati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan zat racun yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.

Ketika usus menjadi “bocor”, bakteri dan zat beracun masuk ke dalam aliran darah dan dapat menyebabkan peradangan (inflamasi), bahkan memicu reaksi sistem imun. 

Nah, dalam
Alterations in intestinal permeability, sindrom leaky gut diduga menjadi penyebab beberapa kondisi seperti kembung, sensitif terhadap makanan tertentu, kelelahan, masalah pencernaan, masalah kulit, dan lain-lain.

Penelitian sindrom
leaky gut relatif baru dan membutuhkan lebih banyak penelitian mendalam tentang keterkaitannya sebagai penyebab penyakit atau kondisi kesehatan lainnya, sehingga sindrom leaky gut ini masih belum dapat didiagnosa oleh sebagian besar para profesional medis.
 

Penyebab Leaky Gut

penyebab leaky gut


Karena tergolong penemuan baru, penyebab pasti leaky gut juga masih dalam proses penelitian. Namun, ada beberapa kemungkinan mengapa leaky gut bisa terjadi pada seseorang.

Salah satu yang diduga kuat sebagai pemicunya adalah protein yang disebut Zonulin. Ketika protein ini aktif pada orang dengan kondisi genetik tertentu, sindrom
leaky gut dapat terjadi. Dua faktor yang memicu rilisnya zonulin adalah bakteri dalam usus serta gluten. Gluten adalah protein yang terdapat dalam gandum dan biji-bijian lainnya.

Beberapa penyakit juga diasosiasikan dengan sindrom
leaky gut, yaitu Celiac disease, Crohn's disease, diabetes, sindrom iritasi usus besar, dan alergi makanan.

Selain gluten, ada beberapa faktor yang dapat memicu
leaky gut, antara lain:

  • Konsumsi gula berlebihan, terutama fruktosa, dapat merusak fungsi dinding usus sebagai penghalang bakteri dan zat beracun.
  • Obat anti-inflamasi non steroid (NSAIDs) yang dikonsumsi dalam jangka panjang.
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan.
  • Kurang nutrisi seperti vitamin A, vitamin D, atau zinc.
  • Peradangan kronis yang terjadi di tubuh.
  • Terlalu sering stres, yang memicu berbagai masalah pencernaan, termasuk leaky gut.
  • Ketidakseimbangan microbiome usus.
  • Pertumbuhan yeast yang tidak terkontrol.


Mencegah Leaky Gut

mencegah leaky gut


Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya sindrom leaky gut. Kunci utamanya adalah menjaga kesehatan usus dan meningkatkan jumlah bakteri yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan.

Beberapa kebiasaan yang dapat kamu terapkan untuk menjaga kesehatan usus, yaitu:


1. Batasi Konsumsi Karbohidrat Rafinasi 


Jenis makanan yang termasuk karbohidrat rafinasi adalah makanan yang telah melalui berbagai proses hingga menjadi siap santap. Contohnya makanan dari tepung (roti putih, pasta, cake, es krim, dan lainnya), minuman dengan gula buatan (soda, minuman berenergi, dan berbagai minuman dalam kemasan).

Makanan tinggi gula seperti ini akan membuat mikroorganisme yang bersifat patogen lebih cepat berkembang biak dan dapat memicu kerusakan dinding usus.


2. Mengonsumsi Suplemen Probiotik


Probiotik adalah bakteri yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan pencernaan. Menurut penelitian berjudul Systematic review: probiotics in the management of lower gastrointestinal symptoms in clinical practice, suplemen probiotik telah terbukti dapat mencegah hingga mengatasi beberapa masalah terkait pencernaan.
 

3. Tingkatkan Konsumsi Makanan Fermentasi


Makanan yang melalui proses fermentasi seperti yogurt (plain), kimchi, sauerkraut, kefir, kombucha, atau tempe, mengandung probiotik yang baik untuk meningkatkan kesehatan usus.
 

4. Makanan Berserat Tinggi


Makanan yang tinggi serat seperti buah-buahan dan sayuran, adalah makanan untuk microbiome yang tinggal di usus kamu. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kerja microbiome usus, kamu bisa baca di sini ya.

Intinya, selama kamu menjalankan gaya hidup sehat dan makanan yang bernutrisi seimbang, masalah kesehatan usus juga akan menjauh. Kalau kamu tertarik baca-baca lebih lanjut seputar microbiome, main ke Nusantics Blog ya!

Referensi:

logo-dark
logo-dark

The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia

Temui Kami

Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.

i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210

Contact Us

hello@nusantics.com

+62 (21) 509 194 30

Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi

logo-dark
logo-dark

© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi