• Home
  • Blog

share

Seberapa Sering Kita Harus Mengganti Handuk?

13 May 2022

Seberapa Sering Kita Harus Mengganti Handuk?

Selama dua tahun terakhir, setelah merebaknya pandemi COVID-19, orang-orang mulai sadar akan pentingnya menjaga kebersihan. 

Namun tahukah kamu, kebanyakan bakteri jahat terdapat pada kamar mandi dan terkontaminasi secara cepat pada alat mandi, pakaian, dan bahkan handuk yang kamu pakai?

Nah, karena handuk sendiri dipakai hanya dalam beberapa menit untuk mengeringkan badan, bukan tidak mungkin kalau bakteri jahat akan lebih cepat terkontaminasi pada tubuh melalui lapisan terluar kulit. 

Untuk menjaga kebersihan kulit dan tubuh secara keseluruhan, pertanyaannya adalah berapa kali kita harus mengganti handuk? Apakah boleh menggunakan handuk yang sama selama seminggu? 

 

Skin Microbiome dan Handuk

skin microbiome dan handuk


Setiap orang memiliki bakteri, virus, dan jamur yang hidup di permukaan kulit, atau dikenal sebagai skin microbiome. Hal ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, namun faktanya, tubuh kita memang sebagian besar terdiri dari microbiome!

Bahkan, jumlah 
microbiome di tubuh lebih banyak daripada jumlah sel kita, lho.

Baca Juga: Kamu Bisa Mendengar Suara Microbiome Kamu, Lho! Gimana Caranya?

Nah, microbiome yang baik maupun kurang baik, jika jumlahnya seimbang, bisa membantu melindungi tubuh dari virus atau bakteri berbahaya.

Setiap kali mengeringkan badan dengan handuk, kamu sedang memindahkan
 skin microbiome kamu ke handuk, bersama dengan kelembapan dari air di kulit dan sel-sel kulit mati.

Dikutip dari situs web 
Self, ahli mikrobiologi lingkungan dan kesehatan yang merupakan profesor dan associate chair di University of Washington, Scott Meschke, Ph.D., menyebutkan kalau sel-sel kulit dan kelembapan tubuh pada dasarnya adalah makanan bagi mikroba.

Sehingga, besar kemungkinan kalau mikroba ini akan berkembang biak. 

Sementara itu, kulit menghasilkan asam yang mencegah mikroba tumbuh lebih dari yang seharusnya. Jika handuk dalam keadaan lembap dan ditempelkan pada kulit, besar kemungkinan kalau bakteri jahat akan berkoloni. 

 

Bolehkah Berbagi Handuk?

skin microbiome dan handuk


Sebelumnya, kamu tahu bahwa menempelkan kulit pada handuk dalam keadaan lembap bisa membuat bakteri jahat berkoloni, maka bagaimana kalau berbagi handuk dalam keadaan kering? 

Baik dalam keadaan lembap ataupun kering, dikutip dari 
African Journal of Infectious Diseases, berbagi handuk sangat tidak disarankan. 

Baca Juga: Komposisi Microbiome yang Dimiliki Satu Keluarga yang Tinggal Bersama Cenderung Serupa, Kok Bisa?

Handuk yang dipakai oleh lebih dari satu orang berarti mengandung skin microbiome yang lebih banyak, yang dimutasikan dari handuk ke partikel kulit. 

Hal ini berarti, orang yang berbagi handuk dengan orang lain berpotensi memiliki lebih banyak bakteri, virus, dan jamur pada permukaan kulitnya. 

Terutama berlaku pada handuk tangan yang sering dipakai oleh banyak orang untuk mengeringkan tangan. 

Di sisi lain, sebagian besar handuk mungkin menggantung di kamar mandi sehingga paparan uap air di kamar mandi dapat membuat handuk dalam kondisi lembap lebih lama.

 

Efek Handuk pada Kesehatan

skin microbiome dan handuk


Meskipun kamu menggunakan handuk selama berminggu-minggu dan bahannya penuh dengan bakteri, virus dan jamur, hal ini tidak serta merta membuat kamu merasakan efek negatifnya dalam segi kesehatan. 

Kendati demikian, mereka yang menggunakan kembali handuk dalam keadaan kotor kemungkinan besar akan mengalami masalah kulit seperti timbulnya folikulitis yang sekilas terlihat mirip dengan jerawat. 

Berdasarkan jurnal 
Microorganism, timbulnya folikulitis terjadi karena infeksi bakteri pada infeksi rambut termasuk bulu pada kulit. 

Jadi, dalam hal ini, penggunaan kembali handuk yang mengandung bakteri berpotensi menyebarkan bakteri yang sama ke seluruh tubuh dan menginfeksi salah satu folikel rambut.

Siapa saja bisa mendapatkan folikulitis? Orang yang mudah berjerawat lebih rentan terhadap kondisi tersebut. Sehingga, kebiasaan mengenakan pakaian ketat, mencukur, dan 
waxing juga dapat melukai folikel rambut dan menyebabkan folikulitis.

Dikutip dari 
Mayo Clinic, kondisi ini sepenuhnya dapat diobati dengan obat-obatan seperti antibiotik. Ditambah lagi, munculnya folikulitis hanya disebabkan oleh penggunaan handuk yang berulang-ulang kali sebenarnya bukan jaminan. 

Orang yang memiliki masalah kulit seperti eksim dan sering menggunakan kembali handuknya berpotensi lebih berisiko terkena infeksi dari sesuatu seperti 
Staphylococcus aureus atau staph, bakteri yang sering hidup di kulit manusia.

Skin microbiome kulit sebenarnya melindungi kita dari patogen. Tetapi, jika kamu memiliki eksim, kondisi kulit di mana lapisan terluar kulit lebih rentan terhadap kondisi yang lebih kering dan pecah-pecah, patogen berbahaya berpotensi lebih mudah masuk ke tubuh. 
 

Seberapa Sering Harus Mengganti Handuk? 

skin microbiome dan handuk


Tidak ada penelitian skala besar yang secara khusus menjawab pertanyaan ini. Tetapi banyak ahli merekomendasikan untuk mengganti handuk seminggu sekali untuk menghindari pertumbuhan mikroorganisme yang berlebihan. 

Handuk tangan juga harus lebih sering diganti karena kondisinya yang lebih lembap, jika dibandingkan dengan handuk badan.

Dikutip dari 
Healthline, jika kamu memiliki handuk yang mulai berbau, hal itu mungkin karena organisme seperti bakteri, virus, dan jamur mulai tumbuh. Karena itu, setelah dipakai, usahakan handuk dijemur sehingga tidak dalam keadaan yang basah dalam waktu lama, ya. 

Jika tidak, kelembapan ini kemungkinan akan membuat mikroorganisme tumbuh. Padahal, kamu ingin membunuh bakteri dengan membersihkan tubuh dengan mandi. 


Baca Juga: Hubungan Paparan Sinar Matahari dengan Microbiome Kita

Cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan merentangkan handuk di bawah sinar matahari agar kering sepenuhnya. Jika tidak mendapati matahari, kamu juga bisa menggunakan mesin pengering pakaian. 

Kesimpulannya, kamu mungkin tidak akan mengalami efek buruk dari penggunaan kembali handuk selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu. 

Tetapi, tidak ada salahnya untuk menambah lagi beberapa handuk tambahan agar kamu bisa lebih sering ganti handuk sebelum bau.

Yuk, semangat hidup bersih! Buat kamu yang mau baca artikel menarik lainnya, mampir ke 
Nusantics Blog, ya.

Referensi:

Writer: Ria Theresia Situmorang

Editor: Serenata Kedang