Blog
Kamu Bisa Mendengar Suara Microbiome Kamu, Lho! Gimana Caranya?
August 16, 2021 by Agnes Octaviani
Share
Seiring majunya teknologi dan ilmu sains, manusia semakin banyak membuka banyak hal yang sebelumnya belum pernah diketahui. Misalnya saja dalam satu dekade belakangan ini, diketahui bahwa bakteri dan mikroorganisme yang hidup berdampingan dengan manusia ternyata tidak selalu menyebabkan penyakit, malahan keberadaannya sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia yang seimbang dan sehat.
Bakteri dan beberapa jenis mikroorganisme lain yang hidup di tubuh kamu ini punya berbagai peran penting untuk kesehatan kamu, mulai dari fungsi kekebalan tubuh, hingga memetabolisme berbagai zat agar bisa berguna dan diolah organ lain. Kumpulan bakteri dan mikroorganisme ini disebut sebagai microbiome.
Uniknya, para ilmuwan menemukan cara untuk mengubah data microbiome di tubuh manusia menjadi bentuk musik yang bisa didengarkan. Kok bisa? Yuk, lanjut baca sampai habis, ya!
Kehadiran triliunan microbiome yang menghuni manusia ini biasanya tidak disadari oleh kebanyakan orang awam yang berada di luar lingkungan sains, khususnya sains kehidupan.
Dengan adanya proyek konversi data microbiome menjadi bentuk suara dan musik ini, para ilmuwan berharap dapat meningkatkan ketertarikan dan engagement dari masyarakat kepada dunia sains yang sedang mengembangkan teknologi microbiome.
Proyek yang diberi tajuk Biota Beats ini menggabungkan para ahli dalam komposisi musik, biologi, sonifikasi, dan visualisasi data untuk memproduksi sebuah musik agar menangkap data microbiome serta menarik perhatian khalayak umum.
Baca Juga: Psikobiotik dan Hubungannya dengan Kesehatan Mental
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk edukasi sains, tetapi juga menjembatani koneksi antar individu dengan tubuhnya melalui pengalaman musik yang interaktif.
Biota Beats merupakan kolaborasi antara dua grup, yaitu EMW Street Bio dan Community Biotechnology Initiative. EMW Street Bio adalah sebuah program yang didirikan oleh EMW Community Space, yaitu pusat komunitas seni dan teknologi di Cambridge. Sementara The Community Biotechnology Initiative adalah bagian dari Massachusetts Institute of Technology Media Lab.
Microbiome adalah sekumpulan berbagai mikroorganisme yang tinggal dalam suatu ekosistem, termasuk di tubuh manusia. Secara umum, microbiome terdiri dari berbagai jenis bakteri, jamur, virus, atau mikroorganisme lainnya. Microbiome di tubuh manusia sendiri, jumlahnya diperkirakan lebih dari 40 triliun, lebih banyak dari jumlah sel manusia sendiri.
Tidak hanya menumpang hidup, microbiome punya hubungan dan peran penting dengan tubuh manusia, misalnya dalam pembangunan sistem kekebalan tubuh, memetabolisme makanan, hingga dapat memengaruhi suasana hati.
Dilansir dari Sonifying Data from the Human Microbiota: Biota Beats, proyek ini memang berfokus pada microbiome yang hidup di tubuh manusia. Microbiome dideskripsikan sebagai koleksi material genetik atas 2 kilogram keseluruhan mikroorganisme di tubuh manusia yang sensitif terhadap faktor lingkungan.
Sensitivitas microbiome ini membuka berbagai peluang berbagai potensi terapi terhadap sesuatu yang kompleks, misalnya kondisi mental seseorang.
Berbagai penelitian belakangan ini memberikan perhatian khusus terhadap microbiome usus manusia, apalagi setelah ditemukan bukti-bukti penting seperti gut-brain connection.
Hebatnya lagi, percobaan awal menunjukkan bahwa memindahkan microbiome usus dari orang yang sehat ke pasien yang sakit dapat membantu terapi bagi penyakit metabolik seperti obesitas dan masalah pencernaan lainnya yang disebabkan oleh bakteri tertentu.
Namun, bagi masyarakat yang berada di luar akademik atau industri biologi, memahami perkembangan microbiome ini dapat menjadi sangat sulit. Untuk itu, tim Biota Beats mencoba memberikan solusi secara kreatif agar masyarakat lebih mudah memahami dan tertarik mengetahui tentang microbiome yang berperan penting dalam hidup manusia ini.
Proyek ini mengambil microbiome dengan cara usap (swab) di beberapa bagian tubuh, seperti kaki, genital, pusar, ketiak, dan mulut. Kemudian sampel-sampel bakteri ini diinkubasi untuk diperbanyak di “biota records”, yaitu piringan media musik yang terbuat dari akrilik yang berisi makanan bakteri.
Setelah membentuk jumlah koloni yang cukup, microbiome ini dianalisis oleh algoritma khusus dan dikonversi menjadi musik hip-hop. Untuk Biota Beats satu orang, instrumen musik yang berbeda mewakili bagian tubuh yang berbeda, sehingga ketika dimainkan bersamaan, akan menciptakan sebuah simfoni yang unik.
Para inovator dibalik proyek Biota Beats ini berharap ke depannya proyek ini juga bisa merambah fungsi yang lebih ilmiah, misalnya sebagai alat diagnosa kesehatan. Mungkin saja, di masa depan deteksi dini penyakit dapat diketahui dari “suara-suara” yang microbiome kamu ciptakan. Namun saat ini sebagai langkah awal, tujuan utama Biota Beats adalah untuk mulai memperkenalkan microbiome kepada umum melalui musik.
Baca Juga: Seperti Apa Microbiome dalam Air yang Kita Minum?
Nah, supaya kamu tidak penasaran, kamu bisa kunjungi Biota Beats di sini untuk mengetahui seperti apa suara microbiome tubuh manusia, ya!
Tapi tahukah kamu kalau di Indonesia juga sudah hadir teknologi untuk mengetahui komposisi microbiome kulit kamu? Di Nusantics, terdapat layanan Biome Scan yang bisa membantu mengenali jenis kulit wajah kamu hingga komposisi microbiome kulit wajah.
Tujuannya, agar kamu bisa semakin mengenal kulit wajahmu dan meningkatkan kesehatannya lewat cara-cara yang lebih alami, misalnya menggunakan skincare yang ramah microbiome seperti Biome Beauty atau melakukan perawatan wajah dengan bahan-bahan alami seperti Biome Facial Bar.
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy