Blog
Pengaruh Microbiome di Mulut dengan Kesehatan Usus
May 14, 2024 by Fitria Rahmadianti
Share
Rongga mulut terdiri dari gigi, gusi, lidah, amandel, serta langit-langit mulut. Di sini terdapat sekitar 700 spesies mikroorganisme dan merupakan microbiome paling beragam kedua setelah usus. Nah ternyata, microbiome rongga mulut berpengaruh pada kesehatan usus, lho!
Microbiome mulut sebagian besar terdiri dari Firmicutes, Actinobacteria, Bacteroidetes, Fusobacteria, dan Proteobacteria. Semuanya sangat diperlukan bagi kesehatan karena kemampuan mereka dalam menghambat perkembangbiakan mikroorganisme dari luar. Selain itu, bakteri-bakteri tersebut juga mendorong homeostasis (kestabilan internal) dan pertahanan diri tubuhmu.
Menurut dokter gigi asal Inggris Dr. Steven Lin, semakin sehat microbiome mulutmu, semakin sehat juga usus, sistem imun, dan seluruh tubuhmu. Ia menjelaskan alasannya:
Jika saluran pencernaan diibaratkan sebagai sungai, mulut adalah sumber airnya. Setiap kali kamu menelan, kamu juga memasukkan ribuan bakteri ke tubuhmu. Memang ada bakteri jahat, tapi ada juga bakteri baik di mulut yang membantu kesehatan gigi dan seluruh tubuhmu.
Contohnya, beberapa jenis bakteri melepas asam yang menjaga agar bakteri berbahaya penyebab kerusakan gigi tetap terkendali. Sementara itu, bakteri lain melindungi mulutmu dari jenis bakteri penyebab penyakit gusi dan bau mulut.
Baca Juga: Apa Pengaruh Puasa terhadap Microbiome Usus Kamu?
Microbiome usus sangat menentukan kesehatan dan kesejahteraan kita, termasuk kesehatan mental, berat badan, dan bahkan penyakit degeneratif seperti dementia. Nah, sebagai “penjaga gerbang”, microbiome mulut berperan penting menjaga kesehatan usus.
Microbiome mulut mengalir ke saluran pencernaan dan menjadi microbiome usus. Di situlah mikroorganisme tersebut menjadi sangat penting untuk fungsi tubuh secara keseluruhan.
Studi di Journal of Indian Society of Periodontology menunjukkan kaitan jelas antara penyakit mulut dan penyakit sistemik. Patogen mulut ternyata ditemukan pada rheumatoid arthritis, penyakit radang usus, dan penyakit kardiovaskular.
Faktor seperti merokok, penyalahgunaan antibiotik, mouthwash, dan pasta gigi bisa menyebabkan ketidakseimbangan di microbiome mulut. Akibatnya, muncul gigi berlubang, penyakit gusi, dan bahkan kanker mulut. Parahnya, penyakit mulut bisa mengakibatkan penyakit sistemik.
Menurut penelitian dari Frontiers in Aging Neuroscience, penyakit periodontal (penyakit gusi serius) adalah penyebab penting penyakit Alzheimer karena gangguan sel penghalang epitel dan infeksi kronis. Sementara itu, studi di PLOS Pathogens menemukan bahwa karsinoma sel skuamosa (salah satu jenis kanker di mulut) berkaitan erat dengan ketidakseimbangan bakteri mulut.
Baca Juga: Seperti Apa Microbiome dalam Air yang Kita Minum?
Sejak abad ke-19, sikat gigi telah banyak digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri berbahaya, menghilangkan residu makanan, menjaga napas tetap segar, melindungi enamel, serta mencegah dan meredakan radang gusi.
Namun, kondisi lembap dan sisa makanan yang menempel di sikat gigi bisa menjadi lingkungan yang pas untuk pertumbuhan patogen. Ini berpotensi menjadi risiko berbagai penyakit mulut.
Patogen seperti Acinetobacter baumannii, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans teridentifikasi di sikat gigi. Kehadiran patogen ini meningkatkan peluangmu untuk mengalami penyakit menular, penyakit neurodegeneratif, penyakit kardiovaskular, dan kanker.
Hasil penelitian di Frontiers in Cellular and Infection Microbiology juga mengindikasikan bahwa pasta gigi obat Tiongkok dan pasta gigi antibakteri tidak hanya menghambat pertumbuhan patogen tapi juga probiotik (bakteri baik). Akibatnya, microbiome mulut jadi tidak stabil. Jika ditambah dengan keberadaan patogen di sikat gigi, menyikat gigi jadi berisiko pada orang-orang yang kurang sehat.
Menurut beberapa studi, penggunaan mouthwash, pasta gigi antibakteri, dan tablet untuk sakit tenggorokan dalam jangka panjang bisa menyebabkan disbiosis atau ketidakseimbangan microbiome mulut dan bisa membahayakan kesehatan rongga mulut.
Baca Juga: Apakah Pasta Gigi Membunuh Bakteri Baik di Tubuh?
Dengan merawat kesehatan mulut, kamu menghentikan penyakit masuk ke tubuh. Nah, agar microbiome mulut seimbang, jangan bunuh semua bakteri di mulut. Sikat gigi dan memakai benang gigi dua kali sehari memang sangat penting. Namun, jangan mengesampingkan peran makanan dalam membantu menjaga keseimbangan dan keragaman microbiome mulut.
Karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung-tepungan sebenarnya tidak merusak gigi separah yang kamu kira. Namun, makanan tersebut mengurangi keragaman microbiome rongga mulut.
Jadi, makanan apa yang ramah microbiome mulut?
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy