Blog
Masa Depan Bayi Dipengaruhi Microbiome pada Ibu Hamil? Ini Penjelasannya!
May 14, 2024 by Fitria Rahmadianti
Share
Saat hamil, hormon, imunitas, dan metabolisme berubah untuk mendukung perkembangan janin. Beberapa perubahan di tubuh saat hamil bisa berkaitan erat dengan perubahan komposisi dan keragaman microbiome usus. Perubahan microbiome usus ini bisa terjadi secara alami di beberapa bagian tubuh ibu, seperti rongga mulut, vagina, usus, dan ASI.
Hormon estrogen dan progesteron memengaruhi fungsi usus, terutama pada masa sebelum kelahiran. Perubahan fisiologis dalam kehamilan ini memungkinkan penyesuaian metabolisme dan berat badan ibu yang diperlukan untuk mendukung kehamilan. Kenaikan estrogen dan progesteron juga mengubah komposisi microbiome sehingga membuat ibu hamil rentan terhadap patogen.
Menurut penelitian di jurnal Gastroenterology, perubahan dramatis pada hormon ovarium selama masa pranatal dan postpartum pun memengaruhi kontraksi dan waktu transit usus (total waktu dari makanan ditelan sampai keluar sebagai feses). Dengan bertambahnya waktu transit usus, zat gizi dan energi yang dikumpulkan jadi lebih banyak, sehingga terjadi kenaikan berat badan saat hamil.
Komposisi dan keragaman microbiome usus berubah secara bertahap setiap tiga bulan masa kehamilan, menurut American Journal of Perinatology. Namun, microbiome usus pada dasarnya tidak berubah selama tiga bulan pertama kandungan.
Baca Juga: Mengapa Microbiome Kamu dan Orang Lain Bisa Berbeda?
Penelitian di British Journal of Nutrition menyebutkan bahwa keragaman microbiome usus di awal kehamilan mirip dengan wanita yang tidak hamil. Namun, seiring bertambahnya usia kandungan, kadar bakteri usus yang berkaitan dengan keadaan inflamasi meningkat pada hampir 70% perempuan.
Menurut penelitian di MCN: The American Journal of Maternal/Child Nursing, selama kehamilan, kondisi inflamasi bervariasi. Mulai dari inflamasi yang lebih tinggi saat implantasi dan persalinan hingga kadar inflamasi yang lebih rendah di pertengahan kehamilan.
Perubahan terbesar di microbiome usus terjadi dalam rasio bakteri kunci tertentu, misalnya Firmicutes banding Bacteroidetes, meniru meningkatnya kadar Firmicutes seperti yang tampak pada kasus obesitas.
Perubahan metabolik dan imunologi tadi akan dianggap tidak normal dan merupakan tanda penyakit pada laki-laki dan perempuan yang tidak hamil. Namun, pada kehamilan yang normal, perubahan tersebut tampak dibutuhkan untuk memperbaiki penyimpanan energi dalam lemak serta mendukung pertumbuhan janin dan laktasi.
Microbiome usus pada kehamilan tidak hanya berhubungan erat dengan kesehatan si ibu hamil, tapi juga memengaruhi kesehatan keturunannya. Kaitan paling penting antara ibu dan janinnya adalah melalui plasenta. Microbiome plasenta terdiri bakteri-bakteri nonpatogen.
Namun, faktor seperti diabetes gestasional, obesitas, infeksi vagina, dan penggunaan antibiotik menyebabkan perubahan komposisi microbiome plasenta. Contohnya, sebuah studi yang dikutip di Frontiers in Pharmacology melaporkan bahwa kenaikan berat badan berlebih saat hamil berkaitan dengan faktor risiko seperti gangguan microbiome plasenta dan kelahiran prematur.
Microbiome ibu yang paling memengaruhi keturunannya adalah di vagina atau ASI. Metode persalinan menjadi peluang pertama kolonisasi berskala besar terhadap bakteri bayi baru lahir. Setelah itu, spesies bakteri di ASI ibu adalah yang paling melimpah di microbiome usus si anak di bulan pertama setelah ia dilahirkan. Transmisi microbiome ibu berkaitan erat dengan sistem imun dan perkembangan saraf si anak.
Baca Juga: Microbiome dan Perkembangan Bayi
Banyak komplikasi kehamilan yang berkaitan dengan microbiome usus, seperti diabetes gestasional, obesitas, preeklampsia, gangguan pencernaan, dan penyakit autoimun. Microbiome usus yang ditemukan di cairan ketuban perempuan yang mengalami pecah ketuban prematur menunjukkan bahwa microbiome usus mungkin berperan dalam infeksi intrauterus.
Gangguan pada brain-gut axis (hubungan antara otak dan usus) pada masa-masa ini berkaitan dengan meningginya risiko ibu dan anak terhadap gangguan usus kronis. Kondisi ini bisa memengaruhi berat badan dan pertumbuhan, dan bahkan gangguan neuropsikiatris.
Baca Juga: Benarkah Usus Berkaitan dengan Cara Kerja Otak?
Stres, infeksi, dan penggunaan antibiotik, terutama saat hamil, bisa menyebabkan disbiosis dan meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf ibu dan bayi, lho.
Ternyata, microbiome usus berperan penting dalam komplikasi yang dialami ibu hamil, ya. Karena itu, selalu jaga keragaman dan komposisi microbiome usus demi kesehatan ibu hamil dan janinnya. Misalnya seperti jaga asupan makan, kelola stres dengan baik, cukupkan waktu istirahat, dan gunakan produk-produk berbahan alami seperti skincare Biome Beauty dari Nusantics. Cek produknya di sini, ya.
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy