Blog
Khawatir Kasus Omicron Meningkat? mBioCov-19 Dapat Deteksi Omicron
January 27, 2022 by Agnes Octaviani
Share
Banyak hal baru yang dapat dipelajari selama pandemi ini. Mau tidak mau, kamu perlu membekali diri dengan berbagai informasi tentang bagaimana menjaga kesehatan secara alami maupun dengan suplementasi, bagaimana virus bekerja, cara kerja vaksin, atau mungkin pengetahuan baru bahwa virus mampu bermutasi. Tetapi pandemi belum usai, sehingga protokol kesehatan masih harus terus kamu utamakan.
Sebagai organisme yang mencoba bertahan hidup, virus seperti Covid-19 masih bermutasi dan masih mengancam kesehatan manusia di berbagai belahan dunia. Akhir November lalu, varian Omicron dideklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO sebagai "variant of concern". Hingga saat ini, Omicron masih terus diteliti dan pengambilan sampel masih terus dilakukan.
Baca Juga: Mengapa Vaksin Bisa Mengurangi Transmisi Virus COVID-19?
Mengutip wawancara CEO dan Co-founder Nusantics, Sharlini Eriza Putri, alat uji yang tepat dan akurat diperlukan untuk memberikan data yang dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien dalam menekan penyebaran virus Covid-19, khususnya varian Omicron.
Karena mutasi adalah sifat alami virus, penting untuk terus mengetahui bagaimana sifat dan cara varian virus ini terus bekerja agar masyarakat dapat mengambil tindakan pencegahan penyebaran dan mencegah virus bermutasi lebih lanjut.
Salah satu alat uji PCR yang digunakan untuk mendeteksi virus Covid-19 adalah mBioCov-19, yang merupakan hasil kerjasama Nusantics dengan PT Bio Farma. mBioCov-19 yang mengambil sampel dengan cara usap (swab) ataupun kumur, dapat mendeteksi varian Omicron dengan akurat dengan teknologi PCR.
Saat ini tidak semua alat uji Covid-19 yang tersedia mampu mendeteksi seluruh varian virus Covid-19 secara spesifik, sebab mutasi gen virus dapat mengurangi sensitivitas dari alat uji.
Baca Juga: Ketidakseimbangan Microbiome Usus Memperparah COVID-19?
Nusantics memiliki kapasitas teknologi untuk memprediksi arah mutasi Covid-19 dengan menggunakan helicase dan RdRp sebagai target gen. Kedua gen tersebut adalah gen target inti dari virus Covid-19 yang membawa informasi terkait enzim penting dan replikasi virus, sehingga walaupun virus bermutasi, data RT-PCR yang didapat akan akurat terkait varian virus.
Menurut Revata Utama, Chief Technology Officer dan Co-founder Nusantics, saat ini belum semua perusahaan research and development memiliki kemampuan untuk merancang dan memproduksi alat uji yang dapat mendeteksi keseluruhan varian virus yang ada dan yang akan datang.
Per 19 Januari 2022, Kementerian Kesehatan mencatat total 572 kasus infeksi varian omicron. Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, gejala yang dialami pasien Omicron yang tertular dari perjalanan luar negeri dengan yang tertular secara lokal tidak ada perbedaan. Gejala yang paling banyak muncul adalah batuk, pilek, dan demam. Mayoritas pasien dipantau tidak mengalami gejala hingga gejala ringan tanpa perlu perawatan serius.
Hasil monitoring Kemenkes juga menyebutkan bahwa kemungkinan besar kasus varian Omicron mulai naik di awal tahun 2022 yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
Sebetulnya, mutasi virus adalah hal yang normal dan terus terjadi, khususnya jenis virus yang mengandung RNA dalam material genetiknya seperti virus corona dan influenza.
Semua virus terdiri dari sekumpulan material genetik (DNA ataupun RNA) yang dilindungi oleh lapisan protein. Ketika virus masuk ke tubuh manusia melalui hidung atau mulut, mereka akan menempel pada salah satu sel di tubuh kamu.
Kemudian DNA atau RNA virus akan masuk ke dalam sel tersebut untuk berlipat ganda dan menginfeksi sel-sel lainnya. Jika virus berhasil berlipat ganda dan menginfeksi cukup banyak sel tanpa dikalahkan oleh sistem kekebalan tubuh, inilah yang menyebabkan kamu menjadi sakit.
Ketika proses lipat ganda virus ini berlangsung, terkadang ada eror yang terjadi, inilah yang disebut dengan mutasi. Biasanya mutasi-mutasi ini sangat kecil sehingga tidak memengaruhi cara kerja virus secara signifikan, atau justru membuat virus semakin lemah. Namun di sisi lain, ada pula mutasi yang membantu virus melipatgandakan dirinya sendiri atau memungkinkan virus masuk ke sel lebih mudah.
Jika kesalahan genetik yang menguntungkan virus ini terus berlipat ganda dan terbawa, pada akhirnya genetik ini menjadi bagian dari genome virus yang normal. Apabila jumlah virus yang bermutasi dengan membawa genetik tersebut semakin banyak, inilah yang biasanya disebut varian baru dari sebuah strain virus.
Pandemi belum usai, jadi kamu juga jangan lengah dulu, ya! Yuk, sama-sama jaga kesehatan diri sendiri dan orang di sekitar kamu dengan memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak! Kamu juga tak perlu ragu untuk mendapatkan vaksin yang telah terbukti menekan persebaran virus dan mencegahnya bermutasi terus menerus.
Baca Juga: Seberapa Mudah Virus COVID-19 Menyebar di Udara?
Nusantics pun turut serta membantu Indonesia untuk bisa tetap sehat dan waspada dengan virus Covid-19. Selain mBioCov-19, Nusantics juga menyediakan layanan Covid Air Scan, yang bisa memonitor dan mendeteksi microbiome (termasuk virus Covid-19) di udara lingkungan rumah atau kantor kamu. Cek di sini untuk informasi lebih lanjut, ya.
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy