share
Apa Sih Perbedaan dan Persamaan Bakteri dengan Virus?
18 Jan 2021

Ayo, siapa yang belum pernah sakit sama sekali seumur hidupnya? Pasti tak ada, kan? Sakit adalah hal wajar karena pada dasarnya tubuh memang dihadapkan oleh mikroorganisme tidak baik setiap harinya.
Beberapa penyakit yang umum sering terjadi ialah flu, batuk, kembung, diare, dan lain-lain.
Kalau influenza disebabkan oleh virus, lain lagi dengan diare yang disebabkan bakteri. Tapi, apakah kamu tahu bedanya bakteri dan virus?
Manusia tak bisa terlepas dari mikroorganisme hidup di dalam tubuhnya, disebut juga dengan microbiome. Microbiome terdiri dari bakteri, jamur, virus, archaea, dan mikroorganisme jenis lain yang bermanfaat bagi tubuh jika jumlahnya seimbang.Namun sebaliknya, jika jumlahnya tidak seimbang, bakteri atau virus ini berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.
Microbiome berperan penting dalam proses pencernaan, menjaga imun tubuh, hingga mempertahankan keseimbangan dan kesehatan kulit.
Bedanya Bakteri dan Virus

Nah, berbicara soal bakteri, bakteri alias bacterium (bahasa Latin) adalah mikroorganisme yang tidak memiliki membran inti sel. Bakteri adalah makhluk hidup mikroskopis, yakni makhluk hidup yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan membutuhkan alat bantu mikroskop.
Sedangkan virus atau virulen (bahasa Latin) yang berarti racun merupakan mikroorganisme yang jauh lebih kecil dari bakteri. Virus memiliki ukuran 1000 kali lebih kecil dari bakteri, termasuk bakteri terkecil sekalipun.
Biar lebih jelas, Nusantics Blog akan menjabarkannya dalam bentuk tabel. Kuy, cek!
Perbedaan Bakteri dan Virus |
||
Perbedaan |
Bakteri |
Virus |
Definisi |
Merupakan sel prokariotik yang menampilkan semua karakteristik makhluk hidup |
Merupakan partikel asam nukleat (DNA atau RNA) yang terbungkus dalam cangkang protein |
Tempat hidup |
Hidup bebas |
Hidup dengan inang |
Bentuk dan Ukuran |
Bentuk dan ukurannya beragam |
Tergantung dari jumlah protein dan asam nukleat yang terkandung |
Berbentuk bulat, spiral, dan batang |
Berbentuk batang, heliks, dan memiliki ekor protein |
|
Ukuran diameter 200-1000 nanometer |
Ukuran diameter diameter 20-400 nanometer, bahkan virus terbesar yang pernah ditemukan hanya 1000 nanometer |
|
Penyakit |
Mengakibatkan penyakit seperti diare, pneumonia, tuberkulosis, meningitis |
Mengakibatkan penyakit flu, rabies, cacar air, virus Ebola, Zika, HIV / AIDS, kanker, Covid-19 |
Obat |
Antibiotik dan vaksin |
Kekebalan tubuh, obat antivirus, dan vaksin |
Reproduksi |
Reproduksi dengan membelah diri (aseksual) |
Reproduksi dengan bantuan inang menghasilkan 1 virus baru |
Hasil reproduksi |
Hasil reproduksinya menghasilkan 2 sel bakteri identik |
Hasil reproduksinya menghasilkan rakitan 1 virus baru |
Proses reproduksi |
Proses reproduksi dengan membelah diri dan di kondisi tertentu dapat mengalami pertumbuhan eksponensial |
Proses reproduksi dengan menyuntikkan materi genetik (DNA/RNA) ke sel. Materi genetik akan matang dan sel terbongkar membentuk virus baru |
Jadi, itulah bedanya bakteri dan virus. Seru banget ya menambah pengetahuan baru! Kalau pandemi yang sekarang sedang ramai, yakni Covid-19 disebabkan oleh virus. Makanya, kamu harus selalu menjaga kesehatan tubuh supaya tetap kuat dan tidak mudah terserang penyakit, ya.
Selain perbedaan, ternyata bakteri dan virus juga memiliki beberapa persamaan, lho. Apa saja?
- Dapat ditemukan di mana saja.
- Bisa hidup di lingkungan keras seperti ventilasi hidrotermal, air, belerang, dan sebagainya.
- Menyebabkan penyakit pada makhluk hidup
- Dapat diobati dengan vaksin.
- Dapat dihindari dengan pola hidup sehat dan bersih.
Tips Menghindari Bakteri dan Virus
Sebetulnya, bakteri dan virus tidak selamanya berdampak buruk bagi tubuh kita, lho. Sebab, tubuh manusia juga membutuhkan mikroorganisme-mikroorganisme ini untuk bertahan hidup. Bahkan, terlalu bersih pun ternyata berdampak kurang baik bagi kesehatan kulit (baca di sini).
Namun, jangan kebablasan tidak merawat diri juga, ya. Sebab, jumlah bakteri dan virus yang lebih dari “kuota”-nya juga malah bisa menyebabkan penyakit. Berikut ini tips-tips yang bisa kamu lakukan supaya bakteri, virus, jamur, dan mikroorganisme lain tetap seimbang jumlahnya.
1. Rajin Mencuci Tangan dan Mandi

Segala sumber penyakit yang menyerang tubuhmu sangat mungkin berasal dari tangan. Segala hal dilakukan dengan tangan, mulai dari membuka pintu, bersalaman dengan orang lain, membersihkan debu, hingga makan minum. Maka, mencuci tangan adalah hal yang tidak boleh kamu lupakan.
Ketika pandemi Covid-19 terjadi, salah satu saran WHO sebagai tindakan pencegahan ialah mencuci tangan dengan benar. Mandi juga menjadi langkah yang tepat apabila kamu termasuk orang yang melakukan aktivitas di luar rumah.
2. Menjamin Makanan Bersih
Makanan juga bisa menjadi sumber penyakit, nih. Pastikan makanan yang kamu konsumsi higienis. Mencuci bahan makanan sebelum dimasak adalah salah satu contohnya. Berbagai bahan makanan yang kamu beli sudah melalui proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, sehingga bakteri dan virus bisa saja hinggap di bahan makanan tersebut.
Tak hanya makanan, minuman yang kamu konsumsi juga harus kamu perhatikan. Sebuah jurnal berjudul Water Microbiology. Bacterial Pathogens and Water menyatakan demam tifoid, disentri basiler, dan kolera adalah beberapa penyakit yang ditularkan lewat air.
Strain Escherichia coli patogen atau penyakit di luar saluran pencernaan (ekstraintestinal) dan infeksi enterik atau dalam saluran pencernaan adalah penyakit yang ditularkan lewat air minum.
3. Membersihkan Rumah

Rumah yang kamu tinggali mungkin saja merupakan sarang bakteri dan virus jika jarang dibersihkan. Bakteri datang bisa dari luar karena terbawa oleh kamu atau memang karena aktivitasmu yang kurang tepat, seperti membiarkan air menggenang di sekitar rumah. Kasurmu juga bisa menjadi sarang bakteri dan virus jika tidak dibersihkan secara rutin.
4. Kurangi Kontak dengan Orang Sakit
Jika keluarga atau temanmu sakit, pastikan untuk menjaga jarak, ya. Sebab, beberapa penyakit mungkin menular jika kamu kontak langsung dengan mereka.
Selain mengurangi kontak dengan menjaga jarak, pastikan juga kondisi tubuhmu fit. Jika mulai merasa kurang fit setelah kontak dengan mereka, segera ambil tindakan preventif dengan konsumsi multivitamin dan makanan sehat.
5. Jadwalkan Vaksinasi

Anak-anak masih rentan terhadap berbagai penyakit, maka orang tua harus memenuhi jadwal vaksinasi sebagai tindakan preventif terhadap serangan bakteri dan virus.
Salah satu penyakit yang tidak akan menyerang anak-anak jika melakukan vaksinasi secara rutin adalah batuk rejan (pertusis; penyakit pada saluran pernapasan dan paru-paru akibat infeksi bakteri).
Fakta ini sesuai dengan penelitian dari British Society for Immunology yang menyatakan bahwa vaksin pertusis aseluler generasi baru dapat memberikan perlindungan dari penyakit batuk rejan.
6. Menjaga Kesehatan Binatang Peliharaan
Beberapa di antara kamu mungkin memiliki hewan peliharaan seperti kucing, anjing, burung, atau lainnya. Nah, penyakit bisa saja hadir dari keberadaan mereka, lho.
Dilansir dari jurnal yang diterbitkan International Journal of Food Microbiology, unggas yang terkontaminasi bakteri atau virus merupakan sumber utama penyakit manusia. Jangan lupa untuk rutin cek kesehatan mereka karena berbagai penyakit yang mereka idap mungkin dapat berimbas ke kamu.
7. Menggunakan Antibiotik Secara Bijak

Seperti yang kamu tahu, tubuh memiliki microbiome yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Jika kamu mengonsumsi antibiotik tidak sesuai anjuran, antibiotik tidak hanya membunuh bakteri patogen tetapi juga bakteri baik dalam tubuh.
So, sudah tahu kan apa bedanya bakteri dan virus? Apapun penyakitnya dan dari manapun asalnya, kamu bisa kok mencegah mereka masuk ke tubuhmu. Caranya, jaga kondisi tubuh dengan asupan makanan sehat, olahraga teratur, tidur cukup, dan tambahan multivitamin. Mudah-mudahan kita semua sehat terus, ya!
Bagi kamu yang masih penasaran dengan artikel menarik tentang microbiome lainnya, yuk mampir ke Nusantics Blog.
Referensi:
- Ryan, M etc. 1998. Distinct T-cell subtypes induced with whole cell and acellular pertussis vaccines in children. British Society for Immunology. Vol 93(1) 1-10.
- I, Richard. 2005. Vaccine. Elsevier. Vol 23(26) 3369-3385
- Cabral, João P. S. 2010. Water Microbiology. Bacterial Pathogens and Water. Multidisciplinary Digital Publishing Institute. Vol 7(10), 3657-3703.
- Sheppard, Samuel K dkk. 2009. Campylobacter genotypes from food animals, environmental sources and clinical disease in Scotland 2005/6. Elsevier International Journal of Food Microbiology. Vol 134(1–2) 96-103.
- https://www.who.int/gpsc/5may/Hand_Hygiene_Why_How_and_When_Brochure.pdf
- https://www.who.int/docs/default-source/patient-safety/how-to-handwash-poster.pdf?sfvrsn=7004a09d_2
- https://www.thoughtco.com/differences-between-bacteria-and-viruses-4070311
Writer: Lintang Zahrima Kalsum
Editor: Serenata Kedang