• Home
  • Blog

share

Apakah Terlalu Bersih Berdampak Baik untuk Kesehatan Kulit?

13 Jan 2021

Apakah Terlalu Bersih Berdampak Baik untuk Kesehatan Kulit?

Sedari kecil, mungkin kamu sudah dibiasakan untuk menjaga kebersihan. Semakin dewasa, kamu juga mungkin semakin sadar akan pentingnya kebersihan. Mulai dari mandi, cuci tangan, cuci muka, dan sebagainya dilakukan agar terhindar dari infeksi bakteri, virus, dan jamur yang berpotensi bahaya bagi tubuh.

Namun, akhir-akhir ini semakin banyak temuan yang menunjukkan bahwa terlalu bersih justru tidak selalu berarti lebih sehat. Bagaimana bisa?

Jawaban singkatnya adalah karena tidak semua bakteri, virus, maupun jamur perlu diberantas keberadaannya. Sebab, kumpulan mikroorganisme ini, yang juga disebut 
microbiome, memiliki perannya sendiri di tubuh manusia.
 

Tidak Semua Bakteri Harus Dibersihkan

tidak semua bakteri harus dibersihkan


Menurut Hygiene Hypothesis, sebuah teori hipotesis tentang kebersihan, kulit adalah organ pertahanan terdepan manusia yang melawan berbagai bentuk penyebab iritasi dari lingkungan. Namun, aktivitas perlawanan ini dapat mengubah dan mengakibatkan ketidakseimbangan microbiome kulit.

Obsesi terhadap kebersihan, terutama di negara-negara maju, menggiring masyarakat untuk menggunakan sabun antibakteri dengan busa yang melimpah, antibiotik diresepkan dengan mudah, penggunaan pemutih untuk membersihkan tempat-tempat umum, dan air ledeng yang telah diberi kaporit. 

Semua ini menyebabkan sistem autoimun melemah dan membuat tubuhmu mudah bereaksi berlebihan terhadap stimuli yang mungkin tidak berbahaya.


Microbiome secara alami tinggal di tubuh manusia, termasuk di permukaan kulit. Perannya krusial dalam menjaga kesehatan manusia, salah satunya dengan mengajarkan sistem kekebalan tubuh kamu untuk membedakan mana mikroorganisme yang berbahaya dan mana yang bermanfaat.

Saat ini berbagai produk diperkenalkan dan dipasarkan sebagai “antibakteri” yang diklaim mampu menjaga kebersihan dan mencegah penyakit. Padahal, keseimbangan komposisi 
microbiome juga perlu dijaga.

Jika muncul ketidakseimbangan, saat itulah masalah kulit dapat muncul. Produk-produk yang diklaim antibakteri ini tidak hanya membersihkan kulit dari mikroorganisme patogen, tetapi 
microbiome kulit yang bermanfaat juga ikut hilang.
 

Dampak Kulit Terlalu Bersih

dampak kulit terlalu bersih


Contoh dari efek samping kulit yang terlalu bersih adalah meningkatnya kasus reaksi alergi dan kondisi radang seperti eczema (eksim) dan psoriasis. Saat ini, dunia dermatologi juga telah menemukan asosiasi antara kerusakan microbiome kulit dengan masalah kulit modern yang semakin meningkat jumlahnya, seperti kulit sensitif, jerawat saat dewasa, dan eczema.

Para peneliti dan ahli mulai beralih untuk mengembangkan ide agar bisa menjaga keseimbangan 
microbiome kulit dan mampu untuk melindungi dan memperbaiki kulit.

Microbiome kulit dapat berkomunikasi dengan sistem imun untuk melawan bakteri. Sebagai contoh, sebum yang seringkali tidak disukai karena memproduksi minyak di wajah, sesungguhnya sedang melakukan aktivitas antibakteri secara alami.

Sejak penemuan 
Human Microbiome Project di tahun 2012, microbiome dan kesehatan manusia semakin menjadi perhatian para pelaku industri, khususnya di bidang perawatan kulit dan kecantikan. 

Skin care yang berbahan alami dan semakin ramah microbiome seperti Nusantics Biome Beauty semakin banyak diluncurkan seiring dengan kesadaran masyarakat, pelaku industri, serta edukasi dari para ahli.
 

Trend Skincare yang Lebih Ramah Microbiome

trend skincare ramah microbiome


Whitney Bowe, penulis dan dermatologist, berpendapat bahwa pernyataan semua bakteri itu jahat dan harus dimusnahkan atau dihambat pertumbuhannya, adalah sebuah gagasan yang sudah kuno. 

Sebagian dari bakteri atau 
microbiome kulit alami, melindungi tubuh dengan berbagai cara, seperti meningkatkan hidrasi dengan membantu memproduksi lipid dan ceramide, menciptakan zat antimikroba, dan meredakan kemerahan dan peradangan di kulit.

Ke depannya, para peneliti berharap para produsen produk perawatan kulit dan kecantikan dapat melakukan tes berkala untuk mengetahui dampak produk mereka terhadap 
microbiome

Di masa depan, para ilmuwan juga meyakini teknologi akan memungkinkan para konsumen untuk mendapatkan formulasi produk yang sesuai dengan profil 
microbiome mereka secara personal untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan sehat.

Kamu juga bisa mengetahui profil kulit kamu beserta komposisinya dengan teknologi canggih di 
Nusantics Biome Scan, lho! Dengan mengetahui komposisi kulitmu, kamu bisa mendapatkan rekomendasi produk-produk perawatan kulit yang menjadi jawaban atas masalah kulit yang dialami selama ini.

Referensi:

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang