Di kulit dan dalam tubuh kita, hidup mikroorganisme yang tidak terlihat oleh mata telanjang, yang sebagian besar terdiri dari bakteri yang tidak berbahaya, dan berbagai jenis ragi, virus, dan archaea. Kumpulan mikroorganisme ini biasanya juga disebut sebagai microbiome.
Microbiome ini pada dasarnya hidup secara harmonis dengan tubuh manusia, namun makhluk-makhluk ini sangat sensitif terhadap perubahan. Ketika ada perubahan terjadi pada inang (tubuh manusia), terjadilah ketidakseimbangan yang secara medis disebut disbiosis.
Dysbiosis atau disbiosis dapat didefinisikan sebagai perubahan negatif yang terjadi dalam komunitas mikroba di dalam tubuh, yang biasanya diasosiasikan dengan penyakit dan timbulnya masalah kesehatan lainnya. Tipe disbiosis dibagi dua, yaitu bakteri dan fungal (jamur). Tetapi perlu dicatat bahwa disbiosis bukanlah kondisi medis dan tidak dapat didiagnosis.
Walaupun setiap manusia memiliki komposisi microbiome yang unik, para ilmuwan mengidentifikasi tanda-tanda disbiosis secara umum dan luas, yang berkaitan dengan jumlah mikroba tertentu yang berhubungan dengan:
- Pertumbuhan berlebih beberapa jenis bakteri atau ragi
- Kekurangan atau kehilangan bakteri yang bermanfaat
- Kurang beragamnya spesies microbiome
Baca Juga: Apa Itu Sindrom Leaky Gut atau Usus Bocor?
Apa Itu Gut Dysbiosis?
Microbiome usus atau gut microbiome mungkin adalah ekosistem mikroba yang paling sering dibahas saat ini. Tinggal di usus manusia, microbiome usus berjumlah triliunan sel bakteri yang bekerja menjaga pencernaan tetap sehat dan memengaruhi kesehatan manusia secara keseluruhan.
Komposisi microbiome yang sehat dan seimbang akan memiliki jumlah bakteri yang cukup dan tepat untuk memproduksi nutrisi-nutrisi penting yang menjaga kesehatan dinding usus serta melawan mikroorganisme yang dapat menyebabkan disbiosis dalam ekosistem.
Ketika komposisi microbiome usus ini terganggu, muncul ketidakseimbangan yang mengganggu ekosistem microbiome usus, inilah yang disebut sebagai gut dysbiosis.
Keragaman microbiome usus adalah salah satu indikator untuk mendeteksi gut dysbiosis. Lebih dari 1000 spesies bakteri berbeda hadir dalam komposisi microbiome yang sehat. Para microbiome ini mampu melawan bakteri asing dan mikroba lain yang berpotensi menyebabkan infeksi agar tidak berkembang dan membuat inangnya sakit.
Beberapa gejala kamu sedang mengalami disbiosis yaitu perut kembung, banyak gas, sakit perut di sekitar abdomen, diare, atau konstipasi.
Seringnya gut dysbiosis terjadi bersamaan dengan berbagai penyakit yang umum, seperti iritasi usus besar, radang usus besar, atau celiac disease. Disbiosis juga diduga menjadi faktor risiko dalam berkembangnya kondisi-kondisi tersebut.
Penyebab Gut Dysbiosis
Menurut atlasbiomed.com, gut dysbiosis ternyata ditemukan umum terjadi pada orang-orang yang sedang sakit. Faktanya, para peneliti telah dapat mengidentifikasi pola disbiosis pada microbiome usus yang terhubung dengan penyakit yang umum, seperti obesitas, penyakit jantung, Crohn’s disease, dan radang usus.
Tetapi para peneliti belum mengetahui apakah gut dysbiosis merupakan salah satu penyebab penyakit-penyakit tersebut atau terjadi sebagai reaksi tubuh sedang sakit. Namun, saat ini dipercaya bahwa penyakit dan disbiosis microbiome membentuk siklus yang saling memengaruhi.
Disbiosis yang terjadi dapat menyebabkan masalah metabolik dalam tubuh, menjadikan tubuh manusia menjadi lebih mudah terserang penyakit. Di sisi lain, orang yang sedang sakit dan menjalani pengobatan dapat mengubah microbiome dan memicu disbiosis.
Berikut adalah beberapa penyebab gut dysbiosis secara umum:
1. Antibiotik
Penyebab gut dysbiosis yang paling besar dan umum adalah penggunaan antibiotik. Antibiotik biasanya diberikan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri patogen dan telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia dalam satu abad terakhir ini.
Namun, salah satu penelitian dalam Chinese Medical Journal menyebutkan efek samping penggunaan antibiotik yang panjang dapat menimbulkan microbial dysbiosis, yang berkontribusi pada berbagai penyakit seperti diabetes, obesitas, iritasi usus besar, asma, rheumatoid arthritis, depresi, autisme, dan superinfeksi pada pasien yang sakit kritis.
Penggunaan satu jenis antibiotik dapat menyebabkan disbiosis yang berlangsung selama berbulan-bulan. Mengonsumsi antibiotik beberapa kali, dikhawatirkan dapat merusak microbiome usus secara permanen.
Baca Juga: Benarkah Antibiotik Bisa Ikut Membunuh Bakteri Baik di Usus?
2. Diet dan Gaya Hidup
Gaya hidup tidak sehat seperti sering begadang dan tidak cukup olahraga juga dapat menyebabkan gut dysbiosis. Diet yang kurang sehat, seperti sering mengonsumsi minuman dengan gula tambahan, fast food, dan lain-lain juga berkontribusi terhadap buruknya keseimbangan microbiome usus.
Menyembuhkan Gut Dysbiosis
Gut dysbiosis dapat disembuhkan dan dicegah melalui konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, suplemen probiotik, dan modifikasi gaya hidup untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi microbiome agar kembali sehat.
Dengan mengonsumsi makanan dengan serat prebiotik, microbiome usus akan terpelihara dengan baik dan mengembalikan keseimbangan ekosistem. Serat prebiotik dapat ditemukan pada sayuran dan buah-buahan.
Integrative Medicine menambahkan bahwa potensi probiotik dalam menawarkan manfaat kesehatan dan mengurangi risiko penyakit, seperti obesitas, penyakit metabolik, serta fungsi saraf dan otak, merupakan salah salah satu bukti bahwa kesehatan usus memiliki peran penting untuk fisik manusia. Probiotik dan prebiotik ke depannya dapat digunakan sebagai alat untuk memanipulasi microbiome usus dan berpotensi membuka kanal baru dalam dunia kesehatan.
Microbiome yang hidup berdampingan dengan manusia ini memang tidak dapat dilihat secara langsung, namun peran dan dampaknya dapat dirasakan sehari-hari, termasuk di kulit kamu.
Overall, sebenarnya menjaga microbiome tetap sehat itu mudah, kok. Terapkan gaya hidup sehat, konsumsi lebih banyak serat namun tetap seimbang dengan sumber nutrisi lain, rajin berolahraga, rutin minum air putih, tidur cukup, dan kelola stres dengan baik. Niscaya, kesehatan usus dan microbiome pun terus terjaga.
Baca Juga: 5 Cara Latih Diri untuk Hidup Sehat agar Microbiome Tetap Seimbang
Kamu juga bisa tahu komposisi microbiome kulit kamu untuk mengambil langkah yang lebih tepat dalam menjawab berbagai permasalahan kulit kamu dengan Biome Scan. Penasaran? Segera cari informasinya di sini, ya.
Referensi: