Blog
5 Pertanyaan Seputar Earthing dan Penjelasannya
July 15, 2022 by Agnes Octaviani
Share
Kapan terakhir kali kamu berjalan di luar rumah tanpa alas kaki? Kemungkinan besar jawaban kamu adalah saat berlibur ke pantai. Menginjak tanah tanpa alas kaki mungkin saat ini jadi hal yang aneh dilakukan dan lekat dengan anggapan “kotor” serta mengundang penyakit.
Tapi ternyata, menginjak tanah, rumput, dan pasir lebih sering malah membawa manfaat untuk kesehatan kamu, lho! Metode ini telah diteliti efektivitasnya dan dijadikan terapi, lalu dikenal sebagai earthing atau grounding.
Berikut ini 5 pertanyaan seputar earthing dan penjelasannya yang harus kamu tahu. Yuk, simak!
Benda-benda modern yang hadir dalam hidup manusia membuat tubuh hampir tidak pernah menyentuh tanah lagi dan kontak dengan elektron bumi jadi sangat minimal. Misalnya saja, sol sepatu yang berbahan plastik atau karet yang mulai mendunia setelah perang dunia kedua, atau kasur yang nyaman membuat manusia semakin terpisah dengan tanah.
Dalam jurnal Environmental and Public Health, earthing atau juga dikenal sebagai grounding, adalah kontak dengan elektron permukaan bumi dengan cara berjalan telanjang kaki di dalam maupun luar ruangan, bekerja, atau tidur di ruangan yang terkoneksi dengan sistem konduksi, agar dapat memindahkan energi dari bumi ke tubuh.
Permukaan bumi secara alami memiliki elektron bebas atau aktif yang tidak terbatas dan terus diperbarui. Permukaan bumi juga secara alami bersifat konduktor terhadap listrik, kecuali di daerah yang sangat kering seperti gurun.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan muatan negatif dari bumi ini menciptakan lingkungan bioelektrik internal yang stabil untuk fungsi seluruh sistem organ manusia yang normal.
Baca Juga: Mengenal Planetary Boundaries, Batasan yang Harus Dijaga Manusia, Agar Bumi Tetap Lestari
Beberapa penelitian skala kecil telah melaporkan manfaat terapi earthing untuk meringankan hingga mengobati masalah kesehatan, antara lain:
Salah satu contoh penelitian yang membuktikan efektivitas earthing sebagai terapi telah dilakukan di Austria. Penelitian ini meneliti partisipan yang mengalami kelelahan dan sakit otot setelah olahraga beban.
Partisipan yang tidur dengan metode earthing, terbukti pulih lebih cepat dibandingkan dengan kelompok lainnya dan menunjukkan inflamasi dan kerusakan otot yang lebih kecil. Amazing, ya!
Sistem kekebalan tubuh manusia menggunakan sel darah putih untuk merilis molekul oksigen reaktif (dikenal juga sebagai radikal bebas) untuk mengoksidasi dan menghancurkan patogen dan sel-sel mati.
Radikal bebas memiliki ketidakseimbangan elektron yang menciptakan muatan elektrikal, yang memiliki tujuan untuk mencari elektron bebas dan menetralisirnya. Radikal bebas mampu menempel atau mengambil elektron dari sel yang sehat dan merusak sel tersebut. Sel yang rusak harus dibuang, lalu sistem imun akan mengirimkan sel darah putih untuk melakukan prosesnya.
Baca Juga: Bagaimana Microbiome Membentuk Dunia Kita
Siklus ini akan terus berulang dan mengakibatkan inflamasi dan rasa sakit kronis terbentuk. Radikal bebas ini terdapat di sekitar kamu dalam bentuk gorengan, minuman beralkohol, asap rokok, pestisida, polusi udara, dan sinar ultraviolet.
Bumi memiliki muatan elektron bebas yang tidak terbatas, sehingga ketika kamu melakukan earthing, elektron dengan bebas mengalir ke dalam tubuh, mengurangi radikal bebas dan menghilangkan muatan listrik statis.
Earthing dapat mengurangi dan mencegah inflamasi timbul dalam tubuh, sehingga berbagai penyakit akibat inflamasi juga terhindari.
Earthing tidak hanya sebatas menginjak bumi saja. Tujuan utama earthing adalah mengembalikan koneksi alam dengan tubuh kamu dan mendapatkan aliran energi elektron alami dari bumi.
Earthing dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat digolongkan sebagai earthing, misalnya:
Kapan terakhir kali kamu berjalan kaki tanpa sepatu atau sandal di luar rumah? Ini adalah cara melakukan earthing paling mudah. Berjalan telanjang kaki di rumput, tanah, atau pasir, membuat kulit melakukan kontak langsung dengan permukaan tanah yang alami, sehingga dapat memberikan kamu energi dari bumi.
Meningkatkan kontak antara kulit dengan bumi juga bisa dilakukan dengan berbaring. Misalnya kamu bisa berbaring di rerumputan taman atau pasir di pantai. Jangan lupa pastikan tempat kamu berbaring aman dan tidak melukai kamu.
Berenang atau berendam di perairan alami juga bisa dikategorikan sebagai earthing, lho.
Tidak semua orang punya akses untuk menghabiskan waktu di alam bebas dengan berbagai alasan, sehingga alat untuk mendukung aktivitas earthing sebagai terapi diciptakan dan dapat menjadi pilihan.
Saat ini telah ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendukung terapi earthing dan bersifat konduktor elektron (biasanya berbahan karbon), misalnya karpet, selimut, kaus kaki, serta gelang dan stiker seperti koyo (patches).
Alat-alat ini biasanya dihubungkan ke sumber listrik terdekat menggunakan kabel. Namun, para penggunanya bisa tenang karena alat-alat ini telah dibuat sedemikian rupa agar aman digunakan.
Baca Juga: Benarkah Hewan Peliharaan Bisa Membuat Microbiome Lebih Beragam?
Makhluk hidup berukuran mikroskopik selalu ada dan hidup berdampingan dengan manusia. Bakteri, jamur, virus, archaea, dan lain-lain telah menjadi bagian dari ekosistem makhluk hidup dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Bakteri, virus, dan jamur yang ada di tubuh kamu disebut dengan microbiome. Penelitian dua dekade belakangan ini menunjukkan microbiome memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam kesehatan manusia. Penelitian juga telah menemukan ada hubungan antara microbiome usus dengan otak yang disebut dengan gut-brain axis.
Otak dan usus terkoneksi secara langsung dan sistem pencernaan kamu juga memiliki sistem sarafnya sendiri. Aktivitas otak dapat memengaruhi aktivitas di sistem pencernaan dan microbiome usus kamu, juga sebaliknya.
Ini adalah salah satu jawaban kenapa kamu bisa merasa sakit perut saat sedang stres, cemas, atau takut. Sedangkan microbiome usus juga mampu memengaruhi aktivitas otak, emosi, perasaan, kecemasan, dan depresi. Lebih banyak tentang gut-brain axis bisa kamu baca di sini ya.
Melakukan earthing dengan keluar dan menikmati alam bebas adalah cara yang baik untuk merelaksasi tubuh dan otak, sehingga tubuh dan fisik kamu secara keseluruhan dapat kembali seimbang. Earthing sebagai pelepas stres memengaruhi aktivitas otak, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Otak yang rileks dan emosi positif yang muncul dari earthing, tentunya akan memberikan dampak positif pula pada microbiome usus. Menghargai dan kembali terkoneksi dengan lingkungan dan alam dapat membuat kamu secara perlahan sembuh secara fisik dan mental.
Back to nature bukanlah hanya tren kesehatan dan kecantikan semata. Berbagai penelitian ilmiah telah menemukan banyak bukti bahwa berbagai masalah kesehatan tubuh manusia dapat merasakan efek positif dengan berbagai terapi yang alami.
Kalau kamu juga mencari solusi untuk masalah kulit dengan cara yang alami, kamu juga bisa ke Nusantics Hub untuk berkonsultasi dengan ahlinya.
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy