share

Mengapa Kita Perlu Vaksin HPV?

15 Nov 2022

Mengapa Kita Perlu Vaksin HPV?

Apakah kamu pernah mendengar tentang human papillomavirus atau HPV? 

Virus ini memiliki hubungan erat dengan kanker serviks atau kanker rahim. Menurut salah satu jurnal penelitian yang ada dalam Infectious Diseases in Obstetrics and Gynecology, HPV adalah sebuah diagnosis yang diketahui bertransmisi lewat hubungan seksual di Amerika Serikat. 

Sumber ini menyebutkan bahwa setidaknya perempuan dewasa yang aktif secara seksual di Amerika Serikat bisa terpapar virus ini setidaknya sekali dalam hidup mereka. Sedangkan catatan tentang infeksi dengan risiko paling tinggi secara konsisten mengarah pada perempuan muda yang sexually active dengan usia di bawah 25 tahun. Belum ada pengobatan yang bisa menjamin kesembuhan pada pasien yang terjangkit HPV. 

Berdasarkan penelitian yang dikutip dari National Library of Medicine, HPV merupakan virus dengan DNA yang sangat kecil dan menyerang sel basal manusia. Namun kabar baiknya, saat ini ada vaksin HPV yang mampu menghasilkan imun yang bisa menjadi “benteng” di saat virus menyerang dan berusaha menginfeksi tubuh inangnya.

Melansir American Chemical Society, seorang Ilmuwan yang tertarik dengan sistem imun tubuh manusia, Dr. Ian Frazer, melakukan penelitian spesifik tentang HPV di Jerman pada tahun 1984. Lima tahun kemudian, Dr. Frazer meneliti HPV lebih jauh bersama seorang ahli virus (virologist) dari Tiongkok bersama Dr. Jian Zhou. 

Saat penelitian berada di ujung tanduk, Dr. Frazer bersama Dr. Zhou mampu memproduksi dan memurnikan kulit virus (kapsid) dari elektron mikrograf yang bisa mencegah infeksi HPV dengan bantuan dari Dr. Deborah Stenzel. Mereka mengajukan hak paten sementara untuk vaksin yang merupakan mahakarya di bidang bioteknologi ini pada tahun 1991. 

Setelah berhasil membuktikan bahwa gen kloning dari protein asli dari kapsid virus lebih baik daripada gen mutasi di tahun 2004, akhirnya hak paten dari pengadilan Amerika Serikat pun didapatkan pada tahun 2006. Namun sayangnya Dr. Zhou tidak dapat melihat hasil dari kerja kerasnya karena ia wafat pada tahun 1999.

Hubungan HPV dengan Kanker Serviks

Mengutip artikel Mayo Clinic yang membahas tentang infeksi HPV, kasus kanker rahim hampir seluruhnya merupakan akibat dari human papillomavirus ini. Hanya saja, di awal infeksi tidak akan ada gejala yang terlihat secara jelas. 

Waktu yang diperlukan kanker serviks untuk berkembang sejak infeksi HPV adalah kurang lebih 20 tahun. Itulah sebabnya pemeriksaan rutin seperti pap smear dan vaksinasi HPV sangat diperlukan agar bisa mencegah pertumbuhan virus ini. Wah, kondisi yang tidak bergejala di awal ini sungguh berbahaya kalau tidak dicegah sejak dini ya?

Kemudian, melansir Medical Laboratory Observer, dari 14 tipe genotipe HPV yang memiliki risiko bahaya tinggi, jenis HPV 16 dan 18 bisa menyebabkan 70% orang mengidap kanker serviks dan kondisi rentan terhadap kanker serviks, tergantung dari imun seseorang tersebut. 

Hubungan antara HPV dan kanker serviks ini ditemukan oleh Harald zur Hausen pada tahun 1980, dan karenanya mendapatkan hadiah nobel di bidang Physiology and Medicine di tahun 2008.

Penyebaran Human Papillomavirus 


Menurut artikel yang bersumber dari
Planned Parenthood, HPV merupakan penyakit menular seksual (Sexual Transmitted Disease/STD) yang paling banyak ditemukan di kalangan masyarakat. 

HPV sangat mudah menular dari kontak fisik secara langsung dengan orang yang mengidapnya. Seseorang bisa tertular HPV jika alat vital seperti vulva, vagina, serviks (rahim), penis, ataupun anusnya bersentuhan langsung dengan alat vital orang pengidap HPV, mulut, atau tenggorokan yang biasanya terjadi saat melakukan aktivitas seksual. 

Walaupun tidak ada cairan yang keluar saat berhubungan seksual dan bahkan penis yang tidak masuk ke dalam vagina, HPV tetap masih bisa menyebar dan membuat orang tertular. 

Mengutip National Health Service UK, seseorang tidak perlu berhubungan dengan banyak orang yang mengidap HPV untuk bisa tertular, bahkan seseorang tersebut bisa saja tertular pada saat pertama kali melakukan aktivitas seksual. 

Selain kontak fisik secara langsung, HPV juga bisa menular dari sex toys yang dipakai bergantian tanpa disteril terlebih dahulu.

Selain beberapa sebab di atas, masih ada cara penularan HPV yang lainnya, lho. Melansir Mayo Clinic, orang yang mengidap HPV memiliki kutil (warts) yang sangat menular di area-area tertentu. Barang-barang atau permukaan yang baru saja terkena kutil bisa menularkan HPV kepada orang yang tidak sengaja memegang barang atau permukaan tersebut, dan juga jika tidak sengaja menyentuhnya secara langsung.

Kemudian mengutip Cleveland Clinic, HPV dapat menjangkit baik perempuan maupun laki-laki. Perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi karena HPV bisa menyebabkan kanker serviks.

Faktor-faktor yang Membuat Orang Tertular HPV

Mengutip artikel tentang HPV di Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan kerentanan seseorang untuk tertular virus berbahaya ini:

  1. Banyaknya Pasangan untuk Berhubungan Seksual

Semakin banyak orang yang menjadi pasangan dalam berhubungan seksual, maka semakin tinggi pula risiko  seseorang bisa tertular HPV. Mengapa? Karena ada kemungkinan orang yang menjadi pasangan seseorang tersebut telah melakukan aktivitas seksual dengan banyak orang lain yang kemungkinan juga sudah mengidap HPV.

  1. Sistem Imun yang Melemah

HPV akan sangat mengancam orang yang memiliki imunitas rendah. Baik orang yang memang memiliki imun lemah, baru saja menjalani transplantasi organ dalam, atau orang yang mengidap HIV/AIDS memiliki risiko tertular HPV lebih tinggi dari masyarakat lainnya.

  1. Kontak Fisik Secara Langsung

Melakukan kontak fisik secara langsung tanpa alat pelindung diri (APD) bisa langsung tertular HPV. Bahkan di ruang umum pun bisa terjadi penularan, misalnya satu kolam renang dengan pengidap HPV, dan sebagainya.

  1. Umur

Kutil akibat HPV yang amat menular biasanya dimiliki oleh anak-anak. Namun, kutil yang muncul di daerah alat kelamin dimiliki oleh remaja. Maka dari itu, semakin cepat melakukan tindakan pencegahan, akan semakin baik.

  1. Kulit yang Memiliki Luka Terbuka

Kulit yang memiliki luka terbuka lebih rentan dan menjadi jalan masuk yang sangat lebar bagi kutil HPV untuk menginfeksi orang tersebut.

Alasan Kita Perlu Vaksin HPV


Menurut penelitian berjudul
“Epidemiology and Natural History of Human Papillomavirus Infections in the Female Genital Tract”, tidak ada cara pasti yang bisa mengobati HPV 100%. 

Namun, vaksin HPV yang merupakan penemuan penting di bidang Bioteknologi ini mampu mencegah risiko terburuknya. Inilah mengapa vaksin HPV sangat penting untuk dilakukan. Lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?

The Centers for Disease Control (CDC) merekomendasikan anak-anak, baik perempuan dan laki-laki dengan usia 11-12 tahun, untuk melakukan vaksinasi. 

Vaksin HPV dianjurkan untuk diberikan sejak dini karena vaksin tersebut bekerja sangat efektif bagi mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan belum pernah melakukan hubungan seksual. 

Vaksin yang diterima anak-anak usia 11-12 tahun ini diberikan sebanyak 2 kali dalam selang waktu 6 bulan. Jika melakukan vaksin di umur 15-26 tahun, maka mereka harus menerima dosis vaksin HPV yang ke-3.

Nah, sekarang kamu sudah mengetahui pentingnya vaksin HPV. Segera cari tahu tentang ketersediaan vaksin ini untuk kamu atau keluarga supaya lebih terlindungi. 

Yuk, baca informasi penting seputar kesehatan, microbiome, dan berbagai macam tulisan menarik lainnya untuk kamu di Nusantics Blog. Semoga artikel ini membantu, ya!

 


Referensi:

  • Ault KA. Epidemiology and natural history of human papillomavirus infections in the female genital tract. Infect Dis Obstet Gynecol. 2006;2006 Suppl:40470. doi: 10.1155/IDOG/2006/40470. PMID: 16967912; PMCID: PMC1581465.

  • Frazer IH. The HPV Vaccine Story. ACS Pharmacol Transl Sci. 2019 May 29;2(3):210-212. doi: 10.1021/acsptsci.9b00032. PMID: 32259056; PMCID: PMC7089001.

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hpv-infection/symptoms-causes/syc-20351596

  • https://www.mlo-online.com/home/article/21115348/a-history-of-diagnosing-hpv

  • https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/hpv

  • https://www.nhs.uk/conditions/human-papilloma-virus-hpv/

  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11901-hpv-human-papilloma-virus

Writer: Tami Kira

Editor: Agnes Octaviani