• Home
  • Blog

share

Ingin Muka Bebas Jerawat? Yuk, Perhatikan Microbiome di Tubuhmu!

30 Oct 2020

Ingin Muka Bebas Jerawat? Yuk, Perhatikan Microbiome di Tubuhmu!

Jika membahas masalah kulit, masalah paling umum yang paling sering dikeluhkan adalah jerawat dan komedo. Produsen skincare pun tidak hentinya mengeluarkan varian produk yang diklaim mampu mengatasi jerawat. 

Selain jerawat, komedo juga sering dikeluhkan dan menjadi masalah yang umum dihadapi, bahkan disebut-sebut sebagai penyebab jerawat. Nah, sebelum membahas cara menghilangkan komedo dan jerawat, coba kita lihat dulu tipe-tipe jerawat, ya!

 

Tipe-Tipe Jerawat


Normalnya, bakteri pada kulit akan menyeimbangkan microbiome dan mencegah infeksi jamur. Namun, karena tinggal di Indonesia yang punya iklim tropis dan kelembapan tinggi, kadar jamur dapat jadi berlebih sehingga menimbulkan masalah yang kita kenal sebagai fungal acne

Tetapi, kadang-kadang bakteri pun dapat mendominasi
microbiome wajahmu, lho. Apabila kelebihan bakteri, kulit wajah kamu malah akan jadi rentan terkena jerawat (acne prone). 

Dilihat dari kondisinya, jerawat dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu yang radang (inflamasi) dan yang tidak. Apa bedanya?

 

1. Jerawat yang Radang

jerawat radang


Tipe jerawat yang meradang atau jerawat inflamasi, umumnya memiliki ciri berwarna merah dan membengkak. Sel kulit mati memang berkontribusi pada jerawat inflamasi, namun biasanya tipe jerawat ini disebabkan infeksi bakteri di bawah kulit, sehingga menjadikan jerawat ini terasa sakit dan sulit diatasi. Jenis jerawat yang termasuk ke tipe jerawat inflamasi adalah:

  • Papula, jerawat ini terasa keras dan sensitif ketika disentuh dengan pori-pori yang tersumbat. Kulit yang di sekitarnya berwarna pink karena dinding yang mengelilingi pori-pori rusak akibat inflamasi yang ekstrim.
  • Pustula, yaitu jerawat yang biasanya berwarna merah, menggembung, dan punya puncak yang berwarna kuning atau putih. Jerawat ini dapat timbul ketika dinding pori-pori rusak. Bedanya dengan papula, di dalam jerawat ini berisi nanah.
  • Nodul, jenis jerawat yang terlihat seperti pori-pori membengkak, dapat semakin besar karena iritasi. Jerawat nodul muncul dari bawah kulit yang cukup dalam, di mana pori-pori tersumbat.
  • Cystic, atau dikenal juga sebagai jerawat batu. Jerawat ini umumnya besar dan merah, atau benjolan putih. Jerawat ini akan terasa sakit saat tersentuh dan ukurannya merupakan yang terbesar dibandingkan dengan jenis jerawat lainnya akibat inflamasi yang cukup parah. Jerawat ini muncul karena pori-pori yang tersumbat dengan kombinasi minyak sebum, kulit mati, dan bakteri.

2. Jerawat Tidak Radang

jerawat tidak radang

 

Jika jerawat inflamasi muncul di saat-saat tertentu karena terinfeksi, jerawat noninflamasi atau jerawat yang tidak radang, dapat membuat pusing hampir setiap hari dan cukup sulit dihilangkan. Jenis jerawat ini kita kenal sebagai komedo. Ada dua jenis komedo, yaitu:

  • Blackhead, yaitu komedo terbuka yang permukaannya berwarna hitam. Penyebabnya adalah pori-pori yang tersumbat oleh kombinasi minyak dan sel kulit mati.
  • Whitehead, atau komedo yang tertutup. Jerawat ini memiliki warna putih di permukaannya. Penyebabnya sama seperti blackhead, namun permukaan pori-porinya tertutup sehingga cara menghilangkan komedo ini lebih sulit.

Setelah mengenali tipe dan level inflamasi jerawat, maka cara penanganannya juga dapat dilakukan dengan lebih tepat. Misalnya, untuk kamu yang menderita jerawat dengan inflamasi ringan atau noninflamasi, dapat ditangani dengan menjaga keseimbangan sebum, hidrasi yang cukup, dan laju regenerasi kulit yang stabil.

Sementara untuk tipe jerawat yang cukup parah inflamasinya, diperlukan konsistensi seperti diet yang seimbang pada jangka waktu tertentu atau berkonsultasi dengan dokter kulit untuk membantu meregulasi produksi sebum.
 

Pengaruh Microbiome Terhadap Kesehatan Kulit

pengaruh microbiome terhadap kulit

 

Lantas, apa pengaruhnya microbiome terhadap kesehatan kulit?

Kesehatan kulit kita ternyata juga berkaitan erat dengan ekosistem
microbiome di usus kita. Triliunan mikroba dalam usus membentuk sebuah ekosistem yang disebut microbiome usus. 

Jika mikrobiome ini tetap seimbang, efeknya dapat membantu mengurangi inflamasi di tubuh dan menjaga kesehatan pembatas mukosa di usus (
intestinal barrier).

Fungsi
intestinal barrier ini salah satunya adalah mencegah racun masuk ke dalam peredaran darah. Jika ini rusak, zat-zat beracun yang berada di usus besar dapat masuk ke dalam darah. Kondisi ini disebut leaky gut atau kebocoran usus. Zat beracun yang masuk ke dalam peredaran darah ini dapat menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya inflamasi.
 

Cara Menghilangkan Komedo

cara menghilangkan komedo


Jerawat terjadi ketika ada kombinasi dari tiga hal, yaitu sel  kulit mati dan kotoran yang menyumbat, kadar minyak atau sebum yang berlebih, serta aktivitas bakteri yang berlebihan.

Microbiome pada tubuh manusia saling terhubung dan mempengaruhi antara satu ekosistem dengan yang lainnya. Salah satu cara melawan jerawat adalah dengan cara menghilangkan komedo terlebih dahulu sebelum terinfeksi atau meradang menjadi jerawat. Selain perawatan dari luar, cara menghilangkan komedo dan jerawat juga harus dilakukan dari dalam. Misalnya dengan memberi perhatian lebih pada
microbiome usus agar tetap seimbang.

Microbiome dalam usus bekerja terus menerus, menciptakan beragam zat dari berbagai makanan yang kita telan. Dengan kata lain, zat hasil olahan makanan akan berguna atau jadi racun bagi tubuh, sangat bergantung pada pilihan makanan kita.

Dalam penelitian berjudul
Potential Role of the Microbiome in Acne, pasien dengan jerawat menunjukkan jumlah keberagaman microbiome usus yang lebih sedikit. Yang menjadi catatan adalah turunnya jumlah bakteri probiotik pada pasien. Probiotik berperan dalam menjaga dan memperkuat intestinal barrier agar tidak terjadi kerusakan dan inflamasi.

Sebuah studi di Italia pun mendukung penemuan ini dengan penelitian terhadap grup yang memiliki masalah jerawat. Mereka diberikan suplemen probiotik untuk mengatasi jerawat. Hasilnya, jerawat mereka jauh berkurang dibandingkan dengan grup yang tidak menerima suplementasi.

Saat ini, makanan dengan probiotik cukup mudah ditemukan di pasaran. Umumnya probiotik dapat ditemukan dalam makanan fermentasi. Mulai dari minuman probiotik, yoghurt, tempe, kimchi, atau miso, bisa kamu konsumsi secara rutin agar menjaga keseimbangan
microbiome dalam usus dan kulit kamu tetap sehat.

Kulit yang sehat ialah kulit yang memiliki
microbiome bervariasi dan seimbang. Apabila microbiome kamu jumlah dan variasinya sedikit, tidak heran jika muncul masalah-masalah kulit seperti jerawat, eksim, dan ruam. 

Riset seputar
microbiome kulit sendiri merupakan hal baru dan saat ini sedang trending, karena ternyata pengetahuan tentang keberadaannya bagi tubuh dan kulit sangat mencengangkan. Nah, buat kamu yang penasaran seperti apa microbiome kulit wajahmu, kamu bisa melakukan Biome Scan, nih!

Lewat Biome Scan, akan dilakukan Swab Test untuk mengetahui profil
microbiome kulit wajahmu dan Skin Analyzer untuk mengetahui tingkat pH, sebum, oil, glossiness, dan lain-lain.

Penasaran mau mencoba? Klik
di sini untuk informasi lengkapnya, ya!

Referensi:

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang