Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker paling umum yang diderita perempuan di seluruh dunia. Dijuluki sebagai 'the silent cancer’, kanker ini kerap tidak menampakkan gejala hingga mencapai stadium lanjut, sehingga seringkali tidak membuat perempuan sadar jika menderitanya. Hal ini membuat pengobatan menjadi lebih kompleks dan peluang kesembuhan menurun. Bahkan ketika kanker sudah menunjukkan gejala awal, banyak perempuan tetap tidak sadar karena gejalanya memang sering kali menjumpai wanita —seperti keputihan.
 

Baca Juga : Mengapa Kanker Serviks Bisa Terjadi? Kenali Penyebabnya dan Cara Mencegahnya!
 

Dalam kondisi sehat, keputihan menjadi tanda bahwa sistem reproduksi berfungsi dengan baik. Namun, ada kondisi tertentu di mana keputihan menjadi tidak wajar dan patut diwaspadai, terutama jika disertai gejala lain seperti nyeri, perdarahan, atau perubahan pola menstruasi. Keputihan yang tidak normal tersebut bahkan dapat menjadi salah satu indikasi awal kanker serviks yang sering terabaikan.

Menurut penelitian, hanya 14.5% wanita yang mampu menyebutkan keputihan tidak normal sebagai gejala kanker serviks. Fakta ini menunjukkan rendahnya pemahaman akan pentingnya keputihan sebagai tanda awal kanker serviks. Karenanya, artikel ini akan membahas hubungan antara keputihan dan kanker serviks, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran, khususnya bagi perempuan, untuk lebih mengenal dan tanggap terhadap sinyal-sinyal yang diberikan oleh tubuhnya sejak dini.
 

Mengapa keputihan bisa menjadi tanda awal kanker serviks?

Keputihan yang tidak normal dapat menjadi salah satu indikasi awal kanker serviks. Hal ini sering kali disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks, yang memicu perubahan atau kerusakan pada sel-sel serviks. Kerusakan ini dapat mengganggu fungsi normal jaringan serviks dan menyebabkan perubahan pada keputihan. Berikut adalah ciri-ciri keputihan tidak normal yang sering dikaitkan dengan kanker serviks, serta penjelasan hubungannya dengan kondisi yang mendasari:

1. Jumlah yang Tidak Wajar

   Peningkatan jumlah keputihan dapat terjadi akibat aktivitas abnormal pada jaringan serviks, termasuk pembentukan tumor. Tumor ini merangsang produksi cairan lebih banyak dari biasanya, menciptakan keputihan yang persisten dan sulit diabaikan.
    

2. Tekstur Berubah

   Keputihan normal biasanya lembut dan tidak menggumpal. Namun, pada kanker serviks, teksturnya dapat berubah menjadi lebih cair, kental, atau bahkan menggumpal. Perubahan ini terjadi akibat kerusakan jaringan atau infeksi yang dipicu oleh keberadaan tumor, dan sering kali menjadi tanda bahwa kanker telah berkembang lebih lanjut.
    

3. Warna Tidak Normal

   Warna keputihan dapat berubah menjadi kekuningan, kehijauan, kecoklatan, atau bercampur darah. Perubahan warna ini sering disebabkan oleh pendarahan kecil pada serviks atau kerusakan jaringan akibat kanker, yang mencampur cairan dengan darah atau sel-sel mati.
    

4. Bau Tidak Sedap

   Tumor kanker dapat menyebabkan kematian jaringan (necrotic material), menghasilkan cairan dengan bau busuk. Bau ini merupakan tanda khas yang sering muncul pada kasus kanker serviks stadium lanjut.
    

5. Disertai Gejala Lain

   Keputihan yang tidak normal sering kali diiringi dengan gejala lain, seperti nyeri panggul, pendarahan setelah berhubungan seksual, atau perubahan pola menstruasi. Kombinasi gejala ini menjadi indikasi kuat adanya masalah serius pada serviks yang perlu segera diperiksakan.

Meskipun keputihan yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti infeksi atau gangguan hormonal, kewaspadaan terhadap tanda-tanda ini sangat penting. Jika Anda mengalami keputihan dengan ciri-ciri tersebut, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Ingat! Lebih mudah mencegah daripada mengobati, kan?
 

Skrining Rutin untuk Pencegahan Kanker Serviks

Tubuh manusia adalah sistem yang luar biasa, yang memberikan sinyal ketika ada sesuatu yang tidak beres. Salah satu sinyal pada perempuan adalah keputihan. Keputihan normal adalah bagian dari fungsi sehat sistem reproduksi, tetapi perubahan pada tampilan, jumlah, atau bau keputihan harus menjadi perhatian. Peka terhadap kondisi tubuh sendiri adalah langkah awal yang penting untuk mencegah kanker serviks. Namun, daripada menunggu gejala muncul, langkah terbaik adalah proaktif dengan melakukan skrining rutin.

Nusantics, sebagai salah satu perusahaan yang fokus mengembangkan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) di Indonesia, turut menghadirkan PathoScan hrHPV qPCR Kit, sebuah tes kit HPV DNA yang dapat mendeteksi keberadaan HPV dengan akurasi tinggi. Test kit ini dirancang untuk mempermudah proses skrining dengan hasil yang lebih cepat, tepat, dan andal. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya untuk mendeteksi berbagai tipe HPV berisiko tinggi yang sering kali menjadi penyebab utama kanker serviks.

Dengan menggunakan teknologi qPCR (quantitative Polymerase Chain Reaction), PathoScan memungkinkan deteksi bahkan pada tingkat infeksi yang sangat rendah, memberikan kepercayaan lebih bagi pasien dan tenaga medis dalam mengambil langkah selanjutnya. Selain itu, pendekatan ini juga membantu meningkatkan kesadaran pentingnya deteksi dini di kalangan perempuan, sehingga risiko kanker serviks dapat diminimalkan sebelum berkembang lebih lanjut.

Jangan abaikan sinyal tubuh kamu. Lakukan pemeriksaan secara rutin dan lindungi diri dari risiko kanker serviks!

Referensi

1. Cancer Research UK. Controlling symptoms of advanced cervical cancer. Cancer Research UK.

2. Low, E.L., Simon, A.E., Lyons, J., Romney-Alexander, D. and Waller, J., 2012. What do British women know about cervical cancer symptoms and risk factors? European Journal of Cancer, 48(16), pp. 3001-3008.

3. Medical News Today. Cervical cancer discharge: What does it look and smell like? Medical News Today.

4. Moffitt Cancer Center. Cervical Cancer Signs & Symptoms. Moffitt Cancer Center.

5. Sri Ramakrishna Hospital. Does cervical cancer lead to abnormal discharge? Sri Ramakrishna Hospital.