logo-dark
logo-dark

Beranda

Blog

Bagaimana Teknologi PCR Menjadi Kunci Kesuksesan Tambak Udang

Blog

Bagaimana Teknologi PCR Menjadi Kunci Kesuksesan Tambak Udang

December 11, 2024 by Ema Fitria Rahmadianti

Share

blog-image

Teknologi polymerase chain reaction (PCR) rupanya tidak hanya bisa diaplikasikan untuk mendeteksi virus COVID-19. Berkat kemajuan teknologi, PCR juga bisa jadi alat untuk mencegah, mengendalikan, dan mengelola berbagai penyakit akuakultur, termasuk di tambak udang.

Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia dan berpotensi menjadi ekonomi maritim nomor satu di dunia. Sayangnya, banyak pelaku akuakultur belum mampu mendeteksi keberadaan mikroorganisme (virus, bakteri, dan sebagainya) penyebab penyakit dan kematian mendadak pada udang. Akibatnya, usaha tambak udang berujung u(t)ang, bukan uang.

 

Mengapa Pertambakan Udang Perlu Teknologi PCR?

Penyakit udang adalah faktor pembatas utama keberhasilan budidaya udang. Salah satu penyakit udang yang ditakuti adalah Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND). Tahukah kamu, produksi udang global berkurang 60% dan kerugian global mencapai Rp 600 triliun akibat AHPND?

Kombinasi infeksi dengan virus bisa menyebabkan angka kematian tinggi pada udang. Hal ini pada akhirnya bisa berujung pada kerugian ekonomi yang bisa menghancurkan industri tambak udang. Karena itu, dibutuhkan penanganan serius untuk menindaklanjuti permasalahan di tambak. Beragam metode diagnostik seperti pemeriksaan histologis, mikroskopi elektron, dan
in situ hybridization dibutuhkan untuk mendeteksi dan membedakan patogen virus. Namun, metode-metode tadi memakan waktu dan tenaga. Kini, pengujian molekuler seperti tes DNA dan metode polymerase chain reaction (PCR) telah digunakan untuk mendeteksi virus-virus pada udang secara cepat dan sensitif.

Menurut
Global Seafood Alliance, PCR memungkinkan screening yang luas, cepat, dan sensitif terhadap pembawa virus udang potensial serta untuk deteksi infeksi dini atau ringan.  PCR sendiri adalah alat yang sangat penting untuk mendeteksi white spot syndrome virus (WSSV) dan patogen udang lainnya. Sayang, banyak produsen udang masih belum memahami teknik dan keterbatasannya. Padahal, PCR bisa jadi senjata yang tak ternilai harganya dalam melawan virus-virus udang jika digunakan dengan tepat.
 

Deteksi Penyakit Udang dengan CeKolam


CeKolam adalah layanan pengecekan penyakit pada udang dan benur dengan metode
real time PCR (RT-PCR) yang dilakukan di laboratorium dengan standar emas. Menurut penelitian di jurnal Archives of Virology, RT-PCR lebih diminati dibanding PCR konvensional di laboratorium klinis karena tidak memerlukan penanganan pascaamplifikasi sampel RNA, sehingga membuat analisis lebih cepat dan mengurangi risiko kontaminasi PCR (amplicon contamination). RT-PCR juga bisa memberikan perkiraan konsentrasi patogen.

CeKolam merupakan kolaborasi antara perusahaan bioteknologi Nusantics dengan dr. Sidrotun Naim yang dikenal dengan panggilan Bu Naim dan julukan Dokter Udang. CeKolam dapat mendeteksi penyakit seperti
Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND), White Spot Syndrome Virus (WSSV), dan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV), bahkan sebelum udang dan benur menunjukkan gejala.

Nusantics juga sedang mengembangkan alat tes PCR untuk mendeteksi penyakit lain seperti EHP, YHV, TSV, DIV-1, dan sebagainya. Dibandingkan dengan laboratorium lain, CeKolam memiliki keunggulan di harga, akurasi, sensitivitas, dan servis. Mulai Rp 250.000 saja per sampel, CeKolam dapat mengecek penyakit secara
real time dan menunjukkan CT value. Pengambilan sampel oleh kurir pun bersifat fleksibel karena bisa diminta kapan saja. Hasilnya akan dikirim ke WhatsApp dalam 3-5 hari sejak sampel diterima.

Dengan CeKolam, kamu akan mendapatkan informasi status kesehatan udang atau benur dalam bentuk negatif, positif ringan, positif menengah, atau positif kritis. Nilai tersebut tergantung CT value dari hasil pengecekan RT-PCR. Berdasarkan hasil tersebut, Bu Naim akan memberikan rekomendasi penanganan di lapangan untuk membantu petambak menghadapi serangan penyakit.

Jika penyakit udang sudah ditangani, hasil panen salah satu sumber protein nasional ini akan meningkat, sehingga dapat membantu peningkatan gizi masyarakat. Dengan CeKolam, tambak udang menjadi uang, bukan utang!

Tertarik menggunakan layanan CeKolam? Informasi lebih lanjut dan
pemesanan dapat dilakukan di cekolam.id.

 




Referensi:

  1. https://www.globalseafood.org/advocate/what-is-pcr/

  2. Xie, Zhixun & Xie, Liji & Pang, Yaoshan & Lu, Zhaofa & Xie, Zhiqin & Sun, Jianhua & Deng, Xianwen & Liu, Jiabo & Tang, Xiaofei & Khan, Mazhar. (2008). Development of a real-time multiplex PCR assay for detection of viral pathogens of penaeid shrimp. Archives of virology. 153. 2245-51. 10.1007/s00705-008-0253-0.


logo-dark
logo-dark

The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia

Temui Kami

Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.

i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210

Contact Us

hello@nusantics.com

+62 (21) 509 194 30

Copyright © 2025 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi

logo-dark
logo-dark

© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi