• Home
  • Blog

share

Apakah Obat untuk Covid-19 Sudah Ditemukan?

15 Jan 2023

Apakah Obat untuk Covid-19 Sudah Ditemukan?

Penanganan Coronavirus Disease-2019 atau COVID-19 masih jauh dari kata selesai. Namun, penurunan kasus berat dan angka kematian yang terus melandai berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjadi kabar yang cukup menenangkan karena imunitas masyarakat mulai terbentuk lewat vaksin yang didapatkan selama 2 tahun ini. 

Hal ini tentu juga merupakan pencapaian besar para peneliti di bidang bioteknologi untuk terus menciptakan vaksin yang bisa menekan dan mengontrol persebaran virus COVID-19. Hal ini terbukti dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang terus mendukung penelitian dan bekerja sama dengan perusahaan pengembang vaksin dari luar negeri seiring dengan bergesernya status pandemi COVID-19 menjadi penyakit menular biasa seperti tuberkulosis dan malaria.

Aktivitas di lingkungan masyarakat luas mulai kembali seperti semula dengan protokol kesehatan dan juga vaksin yang telah didapatkan. Bahkan, masyarakat sudah tidak perlu menggunakan masker, baik di luar maupun dalam ruangan. 

Meski demikian, yang masih menjadi pertanyaan adalah: apakah obat untuk penyembuhan COVID-19 sudah ditemukan? 

Melansir Yale Medicine, usaha terbaik untuk melawan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah dengan mendapatkan vaksin dan melaksanakan protokol kesehatan. Namun, ada beberapa obat yang bisa digunakan juga untuk membantu proses penyembuhan pasien COVID-19 bergejala ringan, sedang, serta berat.

Obat-obatan yang Membantu Penyembuhan COVID-19

Melansir Harvard Health Publishing, orang-orang yang terjangkit COVID-19 bergejala ringan  dapat melakukan rawat jalan, alias isolasi mandiri di rumah dengan beristirahat yang cukup, memastikan tubuhnya terhidrasi, dan mengonsumsi obat serta vitamin yang diberikan oleh instansi kesehatan terkait. 

Sedangkan yang bergejala sedang sampai parah, bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan dan diberi obat-obatan serta vitamin yang membantu mengontrol gejala yang muncul.

Mengutip artikel BBC, vaksin merupakan terobosan yang perlahan bisa mengontrol pandemi, tetapi pengaruh vaksin dapat memudar seiring waktu dengan berbagai macam kemungkinan munculnya varian SARS-CoV-2. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui obat apa saja yang bisa membantu penyembuhan COVID-19. Namun, perlu diingat, obat-obatan yang dikonsumsi para pasien COVID-19 harus disertai dengan resep dokter, ya!

Masih merujuk pada artikel yang sama, ada tiga jenis obat yang bisa digunakan dan memiliki tujuan penyembuhan yang berbeda bagi tubuh kita, yaitu:

  • Anti-inflammatory drugs atau obat antiradang yang berfungsi untuk menghentikan  sistem imun yang bereaksi berlebihan karena dapat membahayakan kelangsungan hidup  pasien.

  • Anti-viral drugs atau obat anti virus yang mampu menghambat dan menghentikan replikasi coronavirus dalam tubuh pasien.

  • Antibody therapy atau terapi yang ditujukan agar antibodi dapat meniru sistem imunitas tubuh pasien dan sama-sama menyerang coronavirus.


Apa aja,
sih, obat-obatan yang termasuk dalam tiga kategori di atas? Berikut ini adalah daftar dan fungsi obat-obatan untuk perawatan pasien COVID-19:

1. Anti-inflammatory Drugs atau Obat Anti Radang

Jika coronavirus tidak segera ditangani, peradangan akibat reaksi ekstrim sistem imunitas pasien bisa membahayakan jiwa. Berikut ini daftar obat anti radang yang dikonsumsi saat terjangkit COVID-19:

  • Dexamethasone, yang merupakan obat anti radang dan terbukti bisa menyelamatkan nyawa pasien COVID-19. Mengapa? Karena melansir studi yang ditulis dalam artikel Mayo Clinic, dexamethasone mampu mencegah luka dan kerusakan parah di paru-paru. Studi tersebut juga menyebutkan bahwa obat anti radang ini mampu mengurangi tingkat kematian sebanyak 30% dengan bantuan ventilator dan sebanyak 20% jika dibantu dengan pemberian oksigen.

Dexamethasone sudah sering diresepkan oleh dokter sebagai obat anti radang sebelum pandemi melanda. Namun, jangan sembarangan dalam menggunakan obat ini, ya. Karena pasien COVID-19 dengan gejala ringan pun tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini.

  • Prednisone, dan methylprednisolone akan diberikan sebagai pengganti dexamethasone kepada pasien COVID-19 bergejala berat dan membutuhkan oksigen atau ventilator.

  • Hydrocortisone dan baricitinib. Kedua obat anti radang ini biasa diberikan kepada pasien COVID-19 yang memiliki riwayat penyakit rheumatoid arthritis (penyakit autoimun yang menyerang sendi atau rematik).

  • Tocilizumab dan sarilumab, yang merupakan obat anti radang dengan harga 100 kali lipat dari dexamethasone. Obat-obatan ini terbukti ampuh dalam penyembuhan pasien COVID-19, tetapi penggunaannya dibatasi di negara-negara tertentu saja, seperti Tiongkok, Australia, dan India.

  • Budesonide, yang merupakan obat anti radang bagi penderita asma. Pasien COVID-19 bergejala ringan yang melakukan perawatan atau isolasi mandiri di rumah dapat pulih lebih cepat menggunakan obat anti radang ini.

2. Anti-viral Drugs atau Obat Anti Virus

Obat anti virus membuat penurunan jumlah coronavirus yang ada di dalam tubuh pasien COVID-19 sehingga akan lebih mudah bagi sistem imun tubuh pasien untuk melawan virus tersebut. Berikut ini adalah daftar obat anti virus yang diberikan kepada pasien COVID-19:

  • Paxlovid, obat anti virus yang harus segera diminum setelah mengetahui gejala COVID-19. Obat yang dibuat oleh Pfizer ini mengklaim bisa menurunkan 89% risiko orang-orang dewasa rentan atau lansia yang dirawat di rumah sakit. Paxlovid yang berbentuk pil ini diminum sehari 2 kali selama 5 hari

  • Molnupiravir adalah obat anti virus yang dimanufakturi oleh Merck dan mengklaim bisa menyembuhkan 50% pasien yang dirawat di rumah sakit. Obat ini menghambat virus untuk memperbanyak diri, sehingga imun tubuh pasien bisa melawan coronavirus.

  • Remdesivir, obat anti virus yang dapat mempercepat penyembuhan pasien COVID-19.

3. Antibody Therapy atau Terapi Antibodi Tubuh

Terapi antibodi tubuh adalah pengobatan melalui sistem penyuntikan antibodi ke dalam tubuh orang yang terjangkit COVID-19. Ketika seseorang melakukan terapi, antibodi-antibodi yang yang diinjeksi ke dalam tubuh akan menempel pada coronavirus, menandainya untuk diserang oleh sel imun tubuh pasien. Berikut ini adalah daftar obat-obatan terapi yang sering disebut juga dengan monoclonal antibody therapy:

  • Pasien layanan kesehatan yang memiliki komorbid atau kondisi gejala sangat berat akan diberikan antibody therapy karena tubuhnya kurang mampu untuk menghasilkan antibodi sendiri.

  • Ronapreve yang dibuat oleh Regeneron and Roche mampu mempersingkat penyembuhan COVID-19 dan menurunkan risiko kematian. 

  • Sotrovimab yang diproduksi oleh GSK mampu meringankan gejala dan menurunkan angka kematian sebesar 79% sehingga pasien COVID-19 tidak perlu dirawat di rumah sakit.

  • Evushield yang dibuat oleh AstraZeneca agak berbeda dengan monoclonal antibody therapy lainnya dan sering disebut sebagai prophylactic therapy. Terapi ini diharapkan mampu menyembuhkan gejala yang ditimbulkan coronavirus  sebelum infeksi COVID-19 berlanjut.

Apakah Obat untuk COVID-19 Sudah Ditemukan?

Belum. Karena melansir artikel Treatments for COVID-19 dari Harvard Medical School, ilmuwan masih berusaha untuk menemukan pengobatan atau obat yang lebih efektif untuk mengobati COVID-19 sampai tuntas.

Sampai saat ini hanya obat-obatan di atas yang menjadi obat penolong pasien COVID-19 agar terhindar dari risiko kematian. Namun perlu diingat, obat-obatan tersebut tidak dapat dibeli secara mandiri dan harus dalam pengawasan dokter. 

Selain obat-obatan, vaksin juga menjadi suatu keharusan agar imunitas tubuh semakin tinggi dan aman dari segala varian coronavirus.

Selain itu, pastikan diri kamu sehat dan bebas dari infeksi COVID-19 dengan melakukan tes yang akurat, misalnya dengan PUMU dari Nusantics. Dapatkan informasi lainnya tentang COVID-19  dengan mengunjungi Nusantics Blog. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! Semoga sehat selalu.


Referensi:

  • https://covid.cdc.gov/covid-data-tracker/#datatracker-home

  • https://www.kemkes.go.id/article/view/23022100002/kemenkes-astrazeneca-indonesia-perluas-kerja-sama-promotif-preventif.html

  • http://yalemedicine.org/news/2019-novel-coronavirus

  • https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/treatments-for-covid-19

  • https://www.bbc.com/news/health-52354520

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronavirus/expert-answers/coronavirus-drugs/faq-20485627

Writer: Tami Kira

Editor: Agnes Octaviani